Bab 24

296 46 0
                                    

"Emma, ​​hentikan keretanya!"

Setelah tangisan Charlotte, Emma membuka jendela yang terhubung ke pengemudi dan menghentikan kereta dengan tergesa-gesa.

Charlotte meraih tangan Theo dan menepuknya dengan erat.

Namun, tidak peduli seberapa banyak Charlotte menepuk punggungnya, kondisi Theo tidak membaik, malah memburuk.

"Apa yang sedang terjadi ?"

Carcel membuka pintu kereta dan bertanya sebelum kereta lambat itu berhenti total.

“Kurasa Theo salah menelan kue.”

Carcel bergegas keluar dengan Theo di pelukannya.

Charlotte mengikutinya keluar dari kereta.

Para ksatria berkumpul di sekitar mereka, dan Charlotte merasa tidak enak.

Dia meraih tangannya dengan erat dan menyaksikan Carcel memukul punggung Theo.

Namun, Theo masih berjuang dan tidak menunjukkan tanda-tanda memuntahkan biskuit yang menghalangi jalan napasnya.

Wajah merah mulai membiru.

"Ini tidak mungkin terjadi."

Tampaknya tidak ada cara lain untuk mengobati obstruksi jalan napas.

Charlotte mendekati Carcel, yang berjuang dengan kaki gemetar.

"Tolong, biarkan Theo berdiri."

"Apa ?"

Carcel tampak terkejut dengan permintaan tiba-tiba Charlotte, tetapi mengangkat Theo.

"Tolong menjauh sebentar."

Charlotte mendorongnya ke samping dan berdiri di belakang Theo.

Dia melingkarkan tangannya di perut Theo.

Manuver Heimlich (pertolongan pertama)

Karena Theo masih muda, dia berpikir bahwa dia mungkin merusak organ internalnya jika dia melakukan kesalahan, tetapi dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Cedera internal dapat diobati dengan sihir, tetapi jika dia mati karena mati lemas, mereka tidak dapat membantunya lagi.

'Tolong ….'

Dia ingat cara dia melihatnya di Korea, menyapu perut Theo dari bawah ke atas dengan tangannya.

Dia belum pernah melakukannya sebelumnya dan khawatir dia tidak bisa melakukannya dengan benar, tapi sepertinya dia tidak punya pilihan selain melakukan yang terbaik dengan mengandalkan ingatannya untuk saat ini.

Sekali .

Theo masih tersedak.

Dua kali .

Masih tidak berhasil.

Keringat dingin mengalir di dahinya ke sudut hidungnya, entah itu karena stres atau karena aktivitas.

Pada saat itu, dia menekan Theo dengan sekuat tenaga.

"Batuk !"

Theo terbatuk dan mengeluarkan sesuatu, kue yang direndam air liur jatuh ke lantai tanah.

Theo bernapas dan terengah-engah sekaligus, dan pada saat ini Carcel meraihnya.

Carcel memeluk Theo dan dengan lembut menepuk punggungnya.

I Accidentally Saved The Male Lead's Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang