bagian 10

2.8K 259 8
                                    

Assalamualaikum

Hai!

_______

Setelah berkeliling hampir ke setiap sudut kelas, Ameera akhirnya dapat menemukan kelasnya. XII IPA 2, kalian tau apa yang dipikirkan Ameera? pasti semuanya berpikiran sama dengan Ameera, IPA itu sulit, rumit, dan paling tidak disukai oleh Ameera.

IPA menyusahkan!

Tarik nafas, hembuskan. Begitulah kira-kira yang saat ini sedang dilakukan oleh Ameera, dia sedang menyiapkan diri untuk menuju ke dalam ke frustasian.

Saat sudah tenang, Ameera segera menjalankan langkah kakinya masuk ke kelas. Tapi, niatnya urung karena salah satu tanganya di cekal oleh seseorang. Rafka, sang protagonis pria.

Laki-laki itu tanpa memberi kesempatan kepada Ameera, dia langsung menariknya sedikit berlari menuju taman belakang. Ameera menyentak kuat tangannya hingga terlepas dari cekalan Rafka.

"Lo apa-apaan sih?" tanya Ameera kesal. Ameera mengusap-usap pergelangan tangannya yang tadi di cekal oleh Rafka.

"Jadi ini alasan kamu mutusin aku! kenapa? kenapa kamu udah nikah?" Rafka menatap Ameera yang tengah memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kamu bilang, nanti kita nikah. Nanti kita bangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi, kenapa kamu nikah sama orang lain? kenapa, Ra?" Rafka menundukkan kepalanya dengan mata memerah. Dia belum bisa melupakan Ameera, mereka bukan hanya pacaran sebulan dua bulan, tapi sudah 2 tahun lamanya.

Ameera masih dalam posisi yang sama, memalingkan wajahnya enggan menatap wajah Rafka. Dia mengepalkan tangannya, dia tau rasanya menjadi Rafka, pasti sangat menyakitkan. Ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi, dan yang paling menyakitkannya adalah orang itu pergi karena harus menjadi milik orang lain.

"Ya, gue udah jadi istri orang lain. Maaf, ini bukan kemauan gue, tapi ini yang terbaik, Raf." setelah terdiam beberapa saat akhirnya Ameera meminta maaf.

"Maaf, karena udah nyakitin, lo. Maaf, buat janji-janji yang gak bisa gue tepati. Maaf untuk segalanya." ucap Ameera pelan, tapi itu pasti di dengarkan oleh Rafka.

"Kamu, tau? Disini, sakit. Hati aku sakit, sakit-sakit banget. Aku gak bisa, gak bisa kalo sampe kamu jadi milik orang lain. Aku mau kamu." Rafka meneteskan air matanya, dia menekuk lututnya lalu memeluk perut ramping Ameera dengan tiba-tiba.

"Aku mau kamu, Ra." Rafka menangis disana, menumpahkan segala kesesakan yang ada dalam hatinya.

"Rafka! Lepas!" Ameera memegang pundak Rafka agar menjauh darinya. Dia mencoba melepaskan pelukan Rafka yang begitu kuat. Ameera bukannya tidak tega, dia hanya tidak ingin berdekatan dengan lawan jenisnya. Ameera mengingat pesan-pesan Aska dengan baik.

Rafka melepaskan pelukannya dengan tak rela, matanya merah karena menangis. "Gue minta maaf sekali lagi. Gue harap ini untuk terakhir kalinya lo dengan lancangnya peluk gue." setelah mengatakan itu, Ameera segera pergi. Dia berlari meninggalkan Rafka, sendiri.

Rafka berdiri lalu duduk di atas kursi panjang berwarna hitam. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, bahkan tangisannya belum reda. "Kamu jahat, Ra. Aku salah apa?"

.......

Bel istirahat berbunyi, semua murid SMA Mandiri pergi berbondong-bondong ke arah kantin. Ameera berjalan sendirian, dia tidak mempunyai teman di rumah maupun di sekolah. Ternyata Ameera seintrovert itu.

Ameera berjalan menuju stand penjual mie ayam, dia ikut mengantri bersama murid-murid lain di sana. Dia tidak menemukan pemeran utama wanita, kemana dia? seharusnya dia sudah munculkan?

Di dalam novel, pemeran utama wanita bertemu dengan pemeran utama pria di sekolah yang sama, yaitu disini. Nama pemeran utama wanita itu adalah Luvita Arsenia, dengan panggilan Vita. Sifatnya sama dengan pemeran utama wanita dalam novel-novel, baik hati seperti malaikat tak bersayap.

Vita dan Rafka bertemu saat di kantin, entahlah Ameera pun tak tahu ada kejadian apa saat di kantin. Ameera sudah lupa dengan alur novel, Oke! mari kita lupakan soal novel. Di sini Ameera yang menjadi pemeran utama wanita dan Aska pemeran utama pria.

Lupakan alur novel! semuanya akan berubah pada waktunya.

Ameera sudah mendapatkan pesanannya, dia berbalik untuk mencari meja yang kosong. Dia berjalan menuju bangku pojok yang masih kosong, duduk dan menikmati makanannya.

Merasa sepi di keramaian, itulah yang dirinya rasakan. Semua orang yang berada di kantin memiliki circelnya masing-masing, punya teman untuk diajak berbicara dan bercerita.

Hampa, hanya kehampaan dan kesepian yang Ameera rasakan. Apakah Ameera asli selalu merasakan ini semua? sungguh ini tidak enak!

"Hai," suara itu mengalihkan perhatian Ameera dari para manusia yang asik bercanda gurau. Dia menatap laki-laki yang baru saja menyapa nya, Rafka.

"Gue duduk di sini, boleh?" tanyanya.

Ameera hanya menganggukkan kepalanya, kembali menatap makanannya. Pengganggu, pikirnya.

"Rafka, ngapain duduk di sini?" seorang perempuan tiba-tiba saja menghampiri meja Ameera. Dia menatap Ameera dengan intens, dan itu membuat Ameera risih.

"Ngapain liatin gue?" tanya Ameera.

Perempuan itu tersenyum, dia menjulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan dengan Ameera. "Kenalin, gue Luvita. Panggil aja Vita, sahabatnya Rafka."

Ameera menaikkan alisnya, sahabat ya? ternyata kehidupan di dunia ini tidak sesuai dengan alur novel.

Bagus! itu menguntungkan Ameera, dia jadi tidak perlu terlibat dengan mereka sang protagonis.

"Ameera." Ameera menjabat tangan Vita sebagai salam perkenalan.

"Gue ikutan duduk disini, boleh?" tanya Vita tersenyum manis.

Ameera mengalihkan pandangannya, ternyata protagonis wanita memang selalu ramah. "Boleh."

.......

"Assalamualaikum istri, Aa." Aska menyambut Ameera dengan senyum manisnya.

"Waalaikumsalam, Aa." Ameera balas tersenyum manis, dia menyalimi tangan Aska. Aska mengusap kepala Ameera lalu menciumi seluruh wajah Ameera, kecuali bibir.

"Sekolah nya, lancar?" tanya Aska sambil menghidupkan mesin mobilnya, dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Alhamdulillah, lancar. Aa, gimana? Restoran nya rame?" Ameera balik bertanya, dia meletakkan tasnya di kursi belakang.

"Alhamdulillah, rame. Ini mau ke rumah, bunda?" tanya Aska memastikan.

"Iya, Meera mau belajar masak!" kata Ameera antusias.

"Tapi, Aa gak bisa nemenin kamu. Aa abis ini langsung ke restoran lagi, gak papa?" Aska berujar dengan lembut.

"Gak papa, eum terus Ameera pulangnya gimana?" tanya Ameera bingung, lebih tepatnya memberikan kode agar di jemput.

Aska menoleh sebentar ke arah Ameera, lalu kembali fokus ke jalanan. "Aa jemput."

"Yes! Alhamdulillah." batin Ameera senang.

Setelah beberapa saat, akhirnya mobil yang di kendarai Aska sampai pada gerbang rumah bunda Amara.

"Aa, gak bisa mampir dulu. Kamu jangan ngerepotin bunda, baik-baik ya sayang." Aska mengecup kening Ameera lama, setelah Ameera menganggukkan kepalanya, Aska langsung pergi menuju restoran.

.......

Luv💚

Suamiku fiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang