bagian 3

5.4K 426 12
                                    

Hai!

____

Sudah 4 hari Ameera menempati tubuh Ameera asli, dan saat ini Ameera tengah bersiap-siap untuk melakukan fitting baju pengantin bersama Aska, untuk pernikahannya 3 hari kemudian.

Ameera sedang memakai lipstik untuk sentuhan terakhir, setelah itu mengambil tas selempang nya dan keluar kamar. Di sana sudah ada Aska yang tengah duduk di sofa, dengan di temani Amara.

"Bunda," Ameera memanggil Bundanya dengan suara yang lembut, sambil berjalan menghampiri sang bunda. Amara menoleh saat di panggil dan langsung berdiri dari duduknya.

"Udah siap?" tanya Amara di angguki oleh Ameera.

"Kamu jangan capek-capek, ya. Yaudah kalian berangkat, udah mulai sore, takutnya pulangnya kemaleman," lanjut Amara.

"Meeranya, Aska bawa dulu ya, bunda." Aska Menyalimi tangan Amara, Amara mengangguk.

"Kita pamit, bunda. Assalamualaikum." pamit keduanya bersamaan.

.....

"Aska," panggil Ameera, dengan suara pelan dan kepala yang menunduk. Aska menoleh lalu melihat Ameera dari atas sampai bawah, dia tersenyum tipis.

"Masyaallah, Ameera cantik sekali." puji Aska langsung memalingkan wajahnya agar tidak melihat Ameera.

"Masyaallah, cantik sekali calon istriku." gumam Aska sangat pelan hingga tidak ada yang mendengarnya.

"Astaghfirullah..." berulang-ulang kali Aska mengucap kalimat itu dalam hatinya.

"Meera pilih yang ini aja, Aska setuju?" Ameera bertanya sambil melihat-lihat sendiri baju pengantin yang ada di tubuhnya.

Aska menganggukkan kepalanya tanda setuju, "Aska terserah Ameera, yang penting Meera nyaman pake nya. Aska ke kasir dulu."

"Aska suami idaman! Dia gak pemaksa, dan perhatian." gumam Ameera tersenyum tipis, lalu masuk kedalam ruang ganti.

"Terimakasih telah berbelanja di toko kami. baju mbak dan mas nya, nanti akan di antar oleh kurir kami." Manager toko menjabat tangan Ameera tanda persetujuan penjual dan pembeli.

Ameera mengangguk, "terimakasih Kembali, Bu." Ameera melangkahkan kakinya menyusul Aska. Ameera melihat Aska tengah duduk di salah satu kursi depan toko, segera menghampiri lelaki itu.

"Aska!" panggil Ameera. Aska menoleh dan bangkit dari duduknya.

"Sudah?" tanya Aska tanpa melihat wajah Ameera.

"Udah, ayok pulang." ajak Ameera dan Aska kembali mengangguk.

.......

"Sah!" ucap semua orang yang berada dalam ruangan tersebut. Setelah mengucapkan ijab kabul, semuanya berdoa.

Hari ini, Ameera sudah menjadi istri seorang santri yang di jodohkan almarhum ayahnya. Ya, Saat ini adalah hari bahagia bagi kedua keluarga yang di satukan dengan cara pernikahan, pernikahan Aska dan Ameera.

"Silahkan, mempelai perempuan untuk menghampiri mempelai pria." Sang penghulu menginstruksi'kan Ameera untuk mendekat ke arah suaminya.

Ameera di berjalan beriringan dengan sang bunda menghampiri Aska. Dengan senyum mengembang Ameera duduk di kursi yang di sediakan untuk mempelai perempuan, tepat di samping Aska.

Aska menoleh ke arah Ameera, dengan senyum manisnya.

"Silahkan untuk keduanya memasangkan cincin, ke pasangan'nya," suara penghulu kembali terdengar di telinga keduanya.

Aska mengambil cincin yang telah di sodorkan oleh penghulu, memasangkan cincin dengan tiga mutiara tersebut ke tangan polos Ameera, begitupun sebaliknya.

Aska meletakkan tangannya di atas kepala Ameera, “Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.”

Ameera mencium tangan Aska dengan lembut, lalu Aska mengecup kening Ameera dengan cukup lama, juga mencium kedua mata Ameera yang terpejam merasakan kecupan manis Aska. Setelah Aska mengecup mata Ameera dia beralih menggenggam tangan Ameera dengan erat.

"Jantung gue gak aman!!" batin Ameera dengan jantung yang berdetak kencang.

Setelah acara ijab Kabul, di lanjutkan dengan acara sungkeman, kedua orang tua Aska dan juga ibu dan wali Ameera duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Bunda, makasih udah ngerawat Meera sampai selama ini. Makasih udah ngasih Meera kasih sayang yang begitu besar untuk Meera. Maafin Meera kalo selama ini punya salah, sama bunda. Makasih bunda." Ameera menangis dalam diam, sambil menundukkan kepalanya.

"Bunda sayang banget sama Meera. Ayah di sana pasti bangga punya anak yang baik dan membanggakan kaya Meera. Meera gak pernah buat bunda sama ayah kecewa." tangis Ameera pecah saat itu juga sambil memeluk sang bunda.

Ameera melepaskan pelukannya dengan sang bunda, di gantikan oleh Aska.

"Jaga Ameera seperti kamu menjaga harta paling berharga di dunia. Jangan pernah kamu sakitin anak Bunda, Bunda percaya sama kamu. Bimbing Ameera menuju surga bersamamu, nak." nasihat Amara dengan tangan mengelus pelan pundak Aska.

"Aska akan selalu jaga Ameera. Insyaallah Aska gak akan sakitin Ameera fisik dan batin. Aska pasti akan membimbing Ameera menuju surganya Allah sama Aska." Aska mencium punggung tangan Amara dengan lama.

.......

Minal aidzin walfa idzin mohon maaf lahir dan batin:)

Suamiku fiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang