bagian 16

1.7K 182 10
                                    

assalamualaikum?

Hai?

Apa kabar? Selalu baik-baik aja ya

........

"Bintang nya cantik ya, A?" tanya Ameera menolehkan kepalanya ke arah Aska.

Saat ini keduanya tengah menikmati indahnya malam, berduaan di taman belakang rumah. Dengan ditemani oleh bintang-bintang yang bertebaran di langit, juga bulan yang bersinar terang.

Setelah merayakan hari ulang tahun Aska dengan cara yang sangat sederhana, Ameera memaksa sang suami untuk melihat bintang yang saat ini sangat indah dan banyak di langit.

Posisi Ameera kini tengah berbaring di atas karpet yang sengaja mereka gelar, dengan kepala yang berada pada pangkuan Aska. Terlihat Aska yang dengan setia mengelus kepala Ameera dengan sayang.

"Iya, kayak kamu kan?" tanya balik Aska dengan senyum manisnya.

"Mm, Meera jelek." jawab Ameera gugup. Dia menyembunyikan wajahnya di perut Aska yang terasa keras.

"ga boleh ngomong gitu, istrinya 'Ahmad Alzam Askary' selalu cantik," ungkap Aska dengan menundukkan kepalanya, dia ingin melihat wajah Ameera.

"Liat mata Aa, sayang," pinta Aska mengelus kepala Ameera lembut.

Ameera perlahan menggerakkan kepalanya, mendongakkan kepalanya dari perut Aska menatap sang suami yang juga tengah menatapnya. Jarak yang begitu dekat dan nafas yang saling berhubungan membuat Ameera bersemu dibuatnya. Dia kembali menyembunyikan wajahnya di perut Aska, memeluk pinggangnya dengan erat.

"Kenapa suaminya Meera ganteng bangeeett..!" Ameera berteriak dengan suara teredam. Aska di buat tertawa oleh kelakuan Ameera yang sangat menggemaskan menurutnya.

Setelah beberapa menit Aska menghentikan tawanya, Ameera juga nampak tak bergerak malah makin mengeratkan lilitan tangannya di pinggang Aska.

"Sayang," Aska memanggil dengan suara serak membuat Ameera merinding di buatnya. Ameera mendongakkan kepalanya menatap Aska.

"Apa?" tanya Ameera pelan. Jujur, suara Aska yang serak-serak seperti itu membuat jantungnya berdetak kencang.

Aska menatap dalam mata teduh Ameera, perlahan Aska mendekatkan wajahnya. Dengan santai Aska mengecup bibir Ameera yang begitu menggoda iman. Aska tidak pernah berani berbuat lebih kepada Ameera, hanya sekedar mengecup bibirnya tidak pernah lebih dan gerakan lainnya.

Di sana, Ameera nampak membatu. Kecupan tersebut agak sedikit lama. Walaupun hanya menempel Ameera selama dibuat jantungan.

"Masuk kedalam, udaranya makin dingin sayang." Perkataan Aska membuat Ameera mengalihkan pandangannya ke atas, menatap langit.

"Tapi, Meera masih pengen disini. Liat bintang sama bulan," jawab Ameera pelan. Walaupun pelan Aska masih mendengarnya dengan sangat jelas.

"Tapi udara malam gak baik buat kesehatan kamu sayang, apalagi kamu gak tahan sama udara dingin. Aa takut kamu nanti sakit, emang mau?" tutur Aska panjang lebar dengan pertanyaan diakhir kalimat.

Ameera menggelengkan kepalanya pelan, lalu menganggukkan kepalanya dua kali. "Yaudah, ayo tidur. Tapi, Aa harus nyanyiin lagu buat Ameera," pinta Ameera menatap berbinar wajah Aska.

Aska meringis, dia tidak bisa bernyanyi. Dia juga jarang sekali mendengarkan lagu. Aska lebih sering mendengarkan shalawat. "Aa, gak bisa nyanyi, sayang," jawab Aska, berharap Ameera memberi pengertian.

Ameera melemaskan badannya, "padahal Meera pengen denger suara Aa," ucapnya lesu.

Aska berpikir sebentar lalu tersenyum, "Aa shalawatan aja, mau?" tawar Aska berharap.

Suamiku fiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang