bagian 17

1.5K 173 10
                                    

Assalamualaikum!

Capek?

Semangat hehe..

......

Setelah keluar dari rumah Pak Kiyai, Aska dan Ameera berjalan bergandengan. Di tengah perjalanan mereka salah seorang lelaki menyapa Aska.

"Assalamualaikum, Aska?" lelaki tersebut menyodorkan tangannya untuk berjabat. Aska yang langsung mengenali lelaki tersebut menyambut tangan lelaki tersebut. Berjabat tangan dan pelukan singkat ala lelaki.

"Waalaikumsalam, bagaimana kabarmu, Bar?" tanya Aska dengan tersenyum tipis.

"Alhamdulillah, saya baik. Bagaimana dengan mu, Ska?" tanyanya balik.

"Alhamdulillah, saya juga baik. Perkenalkan ini istri saya." Aska memperkenalkan Ameera dengan memegang kedua pundak istrinya.

"Waah, ini perempuan yang pernah kau ceritakan itu? saya Ikbar, teman mengajar Aska di ponpes ini," lelaki yang mengaku sebagai teman Aska, memperkenalkan dirinya dengan tangan di tangkupkan di depan dada dengan sedikit menundukkan kepalanya.

Ameera menoleh ke arah Aska, "Ameera, istrinya Aska." Ameera melakukan hal yang sama dengan Ikbar.

"Maaf sebelumnya, saya harus pamit duluan, Ska. Masih ada urusan lain," ucapnya dengan tersenyum ramah.

"Tidak apa, kita bisa mengobrol lain waktu." Aska dan Ikbar kembali berjabat tangan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Aska dan Ameera.

Ikbar pergi berlalu, Aska dan Ameera kembali melanjutkan langkahnya.

"A?" Aska menoleh ke arah Ameera dengan senyuman.

"Kenapa? Meera, haus?" tanya Aska perhatian.

"Enggak," Ameera menggelengkan kepalanya.

"Kita mau kemana? itu juga kenapa rame-rame?" tanya Ameera penasaran.

"Kita mau kesana, di sana ada acara pelepasan santri putra dan santri putri," jawab Aska lembut.

"Pelepasan?"

"Iya, bagi mereka yang sudah selesai dalam mengaji. Dalam artian udah bisa nyari ilmu ke tingkat lebih tinggi," jelas Aska.

Ameera menganggukkan kepalanya paham, tatapan beralih pada wajah Aska. "Pasti nanti di sini banyak yang suka sama Aa," dumel Ameera.

"Pasti! Aa kan ganteng, para ustadzah muda aja banyak tuh yang suka," kata Aska dengan percaya diri yang tinggi.

Ameera melengkungkan bibirnya ke bawah, "pasti cantik-cantik, udah gitu pinter-pinter, gak kayak Ameera."

Aska tertawa kecil mendengar perkataan Ameera, istrinya memang sungguh menggemaskan!

Aska menangkup wajah Ameera dengan tangannya, "walaupun ustadzah nya cantik-cantik sama pinter-pinter, Aa tetep pilih kamu sebagai istri Aa. Kamu harus yakin kalo lauhul Mahfudz kamu emang harus Aa." Aska tersenyum manis setelah mengatakan itu.

Ameera menganggukkan kepalanya, "Ahmad Alzam Askary, emang jodohnya Meera!" pekiknya bahagia. Keduanya tertawa kecil setelah itu.

......

Ameera terus saja tersenyum manis, di sampingnya terdapat sang bunda yang juga tersenyum menatap ke depan. Tepatnya menatap Aska yang tengah melantunkan ayat suci Al-Qur'an di panggung, mengisi acara pelepasan santri putra dan putri.

"Kamu beruntung bisa jadi istri Aska. Permintaan ayah emang selalu menjadi yang terbaik buat kamu." Amara tersenyum sendu, ketika mengingat sang suami.

"Bunda jangan sedih, abis ini kita ke makam ayah, ya Bun?" tawar Ameera menggenggam hangat tangan sang ibunda, yang di balas tak kalah erat.

Suamiku fiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang