"Coba, Aa mau denger." Aska tersenyum jahil kearah Ameera.
"BismillaHirraHmanirraHim.." Ameera memulai ngajinya dengan bacaan basmalah.
"Salah! Hanya ha kecil, coba ulangi." pinta Aska.
Ameera menggaruk keningnya yang tidak gatal, dia bingung! Ha kecil? Ha gede? Bagaimana cara membedakannya? Bagaimana cara bacanya? ayo beritahu Ameera, bagaimana caranya!
Aska yang melihat keterdiaman Ameera dengan raut bingungnya terkekeh geli, istrinya sangat imut. "Kenapa diem? ayok, Ulangi," Desak Aska.
"Iih! Meera gak tau cara bacanya, emang ha kecil, sama Ha gede, beda ya?" tanya Ameera dengan raut bingungnya.
"Beda dong, sayang." jawab Aska lembut. "Liat ini, ini hakecil, kalo yang kayak gini Ha gede." Aska menunjukkan huruf Hijaiyah berbentuk seperti bulatan kecil untuk Ha (ه) besar, dan huruf Hijaiyah yang seperti angka lima tapi beda haluan (ح) untuk Ha kecil.
"Cara bacanya, kalo ha kecil, keluarnya dari tengah tenggorokan. Kalo ha besar dia keluarnya dari pangkal tenggorokan." Aska menjelaskan dengan sabar hingga akhirnya Ameera bisa.
"Alhamdulillah. Mulai besok kamu setor hafalan sama, Aa. Mau, ya?"
"Tapi, hafalan nya jangan yang susah-susah, ya? Meera, kan baru belajar." Ameera memasang wajah memelas agar dipermudah hafalan nya.
Aska terkekeh kecil, lucu sekali pikirnya. "Masa kamu kalah sama anak kecil, Ponakan Aa aja udah bisa ngaji surat Ar-Rahman." Aska mulai menggoda Ameera.
"Tapi, kan... Aaaaa, Aa." Ameera merengek saat Aska tiba-tiba tertawa dengan lepas. tampan itulah yang ada di pikirannya.
Ameera mengerucutkan bibirnya tanda malu, iyalah! dia malu di kalahkan seorang anak kecil.
"Cup, cup. Bibir kamu jangan di di gituin! Aa kegoda loh." Aska mengecup kedua pipi Ameera.
"Aa, kegoda?" tanya Ameera penasaran.
"Kenapa, emangnya kalo Aa kegoda?" tanya Aska balik.
Ameera mendekatkan diri pada Aska, dia membisikkan sesuatu tepat di telinga Aska.
"Bikin anak sama, Meera, yuk!" bisik Ameera. Setelahnya Ameera berlari menuju kamar mandi untuk meredakan rasa malunya.
Aska yang melihat Ameera kabur, segera mengetuk pintu kamar mandi. Dia hanya berniat menggoda Ameera, tidak terpikirkan olehnya akan melakukan hubungan suami istri. Dia masih ingin melihat Ameera mengejar mimpinya.
"Sayang! ayo kita buat!"
.....
Hari ini, hari di mana Ameera akan melakukan aktivitas seperti biasanya, yaitu sekolah. Ameera sudah kelas 12, tinggal satu semester lagi dia akan lulus. Pernikahannya hanya di ketahui oleh keluarga dan petinggi sekolah, warga sekolah ataupun masyarakat tidak ada yang mengetahuinya. Sengaja, keluarga Ameera sengaja memberitahu peting sekolah, takut kedepannya ada sesuatu yang terjadi.
Ameera menghela nafasnya pelan, saat dia memasukkan semua buku pelajarannya kedalam ransel berwarna coklat. Ameera di kehidupannya dulu masih kelas 10 SMA, dia juga bukan anak pintar disekolah nya. Bagaimana cara dia belajar nanti?
Ameera melangkahkan kakinya menuju ruang makan, disana Aska sudah duduk dengan makanan di atas meja. Lagi-lagi dia tidak menjalankan tugas sebagai istri yang baik. Dia tidak melayani suaminya dengan baik, dia takut durhaka.
"Kenapa?" Aska bertanya dengan lembut, ketika melihat wajah kusut Ameera.
Ameera menggelengkan kepalanya, "Nggak papa." Ameera menatap mata Aska, " A, nanti abis pulang sekolah, Meera mau belajar masak sama bunda. Masa Aa terus yang masak, kan Meera mau jadi istri yang baik, yang melayani suaminya."
Aska tersenyum manis, "Aa jemput pulang sekolah, mau?" kata Aska menawarkan.
Ameera terdiam sebentar, "Aa gak ke Pesantren?" tanya Ameera balik. Dia berdiri mulai menyiapkan makanan di atas piring milik Aska dan juga dirinya.
"Enggak, niatnya Aa mau berhenti mondok, Aa mau fokus sama usaha restoran. Tapi, nanti bakalan kunjungan ke Pesantren seminggu sekali." jawab Aska panjang lebar.
Ameera hanya mengangguk, apapun keputusan Aska dia akan selalu mengikutinya. Setelah keduanya berdoa, mereka memulai makannya tanpa ada pembicaraan.
.....
"Sekolah, belajarnya yang rajin. Jangan suka bolos, jangan nakal, kalo udah istirahat langsung ke kantin jangan sampe telat makan." Aska mengusap kepala Ameera yang telah di balut oleh jilbabnya dengan sayang.
Ya, Mulai sekarang Ameera akan membiasakan diri untuk selalu memakai hijab kemanapun dia pergi. Menutupi auratnya, menjaga pandangannya, juga menjaga lisannya. Insyaallah semuanya bisa, asalkan orang yang kita sayangi selalu mensupport kita dan ada niat yang tertanam didalam hati.
Ameera menatap keluar jendela mobil, dirinya akan menghadapi masalah yang sesungguhnya. Bertemu dengan pemeran utama wanita, semuanya di mulai dari sini.
Ameera menoleh ke arah Aska, lalu mengambil tangan kanan Aska. Diciumnya punggung tangan sang suami lama, Aska juga mengecup lama kening Ameera.