Hai!
____
Aska menatap Ameera dengan kening mengkerut, "emang ikannya ngapain kamu?" tanya Aska.
Ameera meletakkan kembali wadah bekelnya, dia menatap wajah tampan Aska, "cium ini dulu, baru nanti Meera ceritain." Ameera tersenyum lebar menunjuk keningnya yang memerah terkena minyak panas.
Aska menatap Ameera menggoda, "harus di sogok dulu, ternyata," kekeh Aska. Dia mencium kening Ameera lama, meresapi perasaan senang yang hingga di dadanya. Menjalankan hidup dengan seseorang yang ikhlas menerimanya walaupun tanpa perasaan, itu sangat membahagiakan.
Ameera tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapi, "ini, belum." Ameera menunjuk pipinya yang sedikit tembam.
Aska kembali mengecup wajah Ameera di bagian pipi, kedua pipi itu Aska cium dengan gemas, "lagi," pinta Ameera dengan manja.
Aska terkekeh gemas, dia mencium hidung, dagu dan kedua mata Ameera "udah," ujar Aska membuat Ameera tersenyum jahil.
"Ini, belum." Ameera menyentuh bibirnya dengan telunjuk. Dia menggembungkan pipinya menahan malu.
Aska menatap mata Ameera, kaget? tentu saja! istrinya sangat agresif, "dapet pahala kan, kalo sama istri?" batin Aska tersenyum.
Aska mendekatkan bibirnya pada bibir Ameera, dia melihat Ameera yang sudah memejamkan matanya, Aska terkekeh tanpa suara. Dia dengan secepat kilat mengecup sudut bibir Ameera.
Aska dengan segera menjauhkan wajahnya, dia mengusap pelan pipi Ameera yang memerah, bahkan sekarang wajahnya memerah. Sangat kontras dengan kulit Ameera yang putih.
"Udah, buka matanya." Aska menarik pelan hidung mungil Ameera.
Ameera membuka matanya, dia menghembuskan nafasnya dengan panjang, salah tingkah!
Ameera menatap mata teduh Aska yang memancarkan kehangatan, "nanti aja deh ceritanya," ucap Ameera, "sekarang kita makan dulu," lanjut Ameera.
Dia menyodorkan sendok yang sudah berisi nasi dengan lauk pauknya, tepat pada bibir Aska. Aska menerima suapan pertama kali dari istrinya.
"Kamu udah makan?" tanya Aska. Dia meminum air yang disodorkan oleh Ameera.
"Belum," jawab Ameera pelan.
Aska mengambil alih sendok yang berada di tangan Ameera, mengambil nasi juga lauk pauknya. Dia segera menyodorkan nya pada mulut Ameera, yang langsung di terima.
"Kenapa belum makan?" tanya Aska lembut. Dia mengelap keringat yang membanjiri kening Ameera.
"Tadi belum laper," elak Ameera.
"Sambelnya pedes, A." Ameera meminum langsung meminum air dalam gelas yang sama dengan Aska.
Aska terkekeh kecil, "namanya juga sambel," dia menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
Mereka makan dengan saling menyuapi. Makanan nya memang sederhana, tapi moment nya lah yang paling istimewa. Berbagi rasa juga kasih sayang, saling memberikan senyuman yang manis.
.....
Setelah menceritakan tentang bagaimana kejadian Ameera terkena minyak, Aska sedikit memberi omelan, tapi dengan pelan dan lembut, tidak ada intonasi tinggi dalam suaranya, tidak ada emosi dalam bicaranya.
"Lain kali, Aa aja yang ajarin kamu masak." Ameera menatap Aska dengan kaget.
"Aa sibuk," celetuk Ameera.
"Kan gak setiap hari, Aa ke resto," ujar Aska menjelaskan.
"Oh, iya. Hari ini kamu harus setor hafalan kan?" tanya Aska setelah mengingat sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku fiksi
Teen FictionBercerita tentang seorang gadis yang bertransmigrasi ke dalam sebuah novel, dan menjadikannya istri dari seorang santri.