18 ; The plan

589 46 0
                                    

Karena aku udah ninggalin kalian 1 bulan lebih, jadinya kukasih double up❤

Enjoy~~
.
.

Malam tenang. Angin kencang bersepoi-sepoi mengantarkan hawa dingin yang sangat menusuk. Untuk hari berikutnya di musim dingin, salju sudah tidak lagi menutupi kota yang tidak pernah beristirahat ini.

Walau hawa masih terasa sangat dingin, tidak begitu diperdulikan oleh dua gadis yang sedang bercengkrama di balkon kamar, dengan satu gadis memeluk gadis satu lagi dari belakang. Mencoba menjadi sandaran ternyaman dan juga menjadi selimut kepada yang sedang ia peluk.

Kedua lengan mereka saling bersentuhan, mengantarkan hawa hangat yang saling menghangatkan satu sama lain. Bibir yang terasa hangat menyentuh kulit leher dan memberikan kecupan-kecupan kecil penuh kasih sayang. Sementara yang satu lagi hanya bisa menikmati sentuhan-sentuhan yang selalu bisa membuat hatinya terlena.

"Eunha, kau harum." Gumaman kecil namun dituturkan berkali-kali membuat yang dipanggil tersenyum tipis.

"Aku sengaja mengganti sabunku dengan harum yang berbeda dari sebelumnya."

"Kenapa?" Sowon bertanya tanpa menghentikan aktifitasnya.

"Aku bosan dengan yang dulu--"

"Lalu ingin menggodaku dengan harum yang baru ini, hm?" Penuturan Sowon berhasil mengundang tawa kecil Eunha. Lihatlah, Sowon sudah lebih berani menggodanya lebih dari sebelumnya.

"Jika aku mengatakan iya, bagaimana?"

"Lebih dari cukup, ini semakin membuatku jatuh cinta kepadamu." Kedua netra mereka bertemu setelah Sowon menjauhkan wajahnya dari leher Eunha dan mengangkatnya agar bisa menatap kekasihnya. Kedua saling melempar senyum dengan perasaan yang terus membuncah disetiap moment yang mereka lakukan.

"Bagaimana dengan kantor?"

"Tidak ada yang istimewa. Aku merasa kasihan kepada para petinggi yang sudah lanjut usia. Meskipun mereka mempunyai jabatan dibawah Papa, tetap saja aku merasa kasihan. Dirudung oleh beberapa petinggi yang masih muda."

Itu baru terjadi kemarin siang. Sebenarnya Sowon sudah janji dengan Ayahnya pergi mengunjungi kantor milik sang Ayah saat pagi hari. Namun, dengan beralasan..

Maaf, Papa. Sowon hari ini sedikit tidak sehat setelah bangun tidur.

Padahal, hal lainlah yang ditutupi oleh alasan tersebut. Sowon berhela nafas lega saat sang Ayah mengerti dan tidak bertanya, apa yang terjadi dengannya. Dan sebab itulah mereka datang di siang hari.

Satu tangan Sowon terangkat, menarik dagu gadis yang lebih rendah darinya untuk semakin menatapnya. Kedua tatapan terputus saat Sowon mengarahkan fokusnya kearah bibir merah muda Eunha dan begitu juga dengan Eunha. Saling terpana dalam keindahan satu sama lain.

Mengerti akan tatapan satu sama lain. Sowon pun bergerak terlebih dahulu, semakin mendekatkan bibirnya hingga tercetak jarak satu ruas jari. Eunha memberi inisiatif nya untuk memiringkan kepalanya.

Eunha tidak dapat lagi menahan diri untuk tidak segera mendapatkan kecupan manis dari Sowon, sebab harum tubuh Sowon yang selesai mandi begitu menyengat kedalam rongga pernapasan nya. Ingin menyimpan harum tersebut didalam memori yang tidak akan ia lupakan. Tidak akan pernah, dan--

Tok tok tok!

Ceklek..

<==>

"Pertemuan?"

Hela nafas berat terdengar sebelum kembali bersuara.

"Tapi, Mama. Sowon masih belum siap untuk itu. Sowon belum memantapkan hati--"

My Stepsister (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang