19 ; Tteokbokki

572 47 1
                                    

Keadaan tersenyap selama beberapa saat karena menunggu dengan tenang apa yang akan disuarakan oleh Sowon dari mulutnya. Menunggu jawaban gadis itu, tentang pendapat kapan tanggal mereka akan diputuskan. Eunha diseberang sana tentu gelisah dengan tatapan yang tak bisa teralihkan dari wajah Sowon, tepatnya dalam kornea mata sang gadis Kim.

"A-aku.. "

Jantung Eunha berdegub kencang disertai kepasrahan dalam hatinya. Ia tidak tenang akan jawaban yang siap dituturkan oleh Sowon nantinya dan pasrah kepada apa yang terjadi setelah ini. Sowon akan benar-benar menikah akan menikahi pria, yang benar duduk tepat disamping gadis itu sendiri.

"Kumohon, Sowon.. Jangan.."

Ingin rasanya Eunha keluar dari ruang makan privat ini, ingin dirinya menangis sekuat dan sepuas mungkin diluar sana. Tanpa dilihat oleh siapapun. Namun batinnya bertengkar untuk terus melawan dirinya agar tetap stay ditempat duduknya untuk bisa mendengar dengan telinganya sendiri. Apa yang akan dikatakan oleh Sowon, ia sangat ingin mengetahui nya. Ia belum memantapkan hati sepenuhnya.

"Sowon.. "

Terasa seperti sebuah lirihan yang berdengung dalam pikirannya. Sowon menatap mata Eunha begitu lekat saat merasa Eunha-lah yang memanggilnya lewat lirihan tersebut. Suasana hangat yang dibuat oleh keduanya, malah terlihat begitu suram didalam ruang makan ini.

Sebelumnya, mereka merasa akan bisa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Namun sekarang mereka merasakan dari apa yang mereka bayangkan. Lebih tidak bisa mereka tahan.

"Sayang.."

Sowon memutuskan kontak matanya dengan Eunha, dan beralih pada sang Ayah yang memanggilnya. Sang Ayah pun terlihat sangat menunggu-nunggu jawabannya. Karena jawabannya lah yang akan menjadi penentuan terakhir. Layaknya diberikan sebuah pertanyaan 'kau ingin mati atau tidak?' Seperti itulah yang  Sowon rasakan sekarang. Pikirannya benar-benar kosong. Apalagi dengan kehadiran Eunha yang membuat nya menjadi sangat tidak bisa berpikir.

"Apa jawaban mu, Sowon?"

"Papa, Aku.. "

Cukup! Eunha tidak tahan lagi. Segera ia beranjak dari tempat duduknya. Tanpa berpamitan dan langsung keluar dari ruang makan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Sowon yang terhenyak atas kepergian gadis itu. Bahkan satu ruang dibuat bertanya-tanya dengan kepergian nya terutama sang Ibu.

Nyonya Jung sangat amat mengerti dengan keadaan Anaknya itu. Apa yang dirasakan oleh Eunha terlalu jelas dimatanya. Tetapi apa yang bisa ia berbuat sekarang, hanya bisa diam supaya tidak ada yang tahu dengan keadaan sebenarnya dari gadis itu.

Suasana pun menjadi canggung seketika, tetapi langsung terpecahkan oleh pertanyaan Tuan Yoon.

"Sowon, bagaimana? Kau ingin 'kan menikah dengan Jeonghan?" Pertanyaan Tuan Yoon semakin membuat Sowon terdiam beberapa saat hingga kerutan pun muncul di pria separuh baya itu.

"Sowon,"

"Paman, sebenarnya--"

Tok tok tok!

Ketukan pintu mengambil segala atensi semua orang di ruang makan. Menatap pintu yang terbuka dan menampilkan seorang pelayan restoran yang berdiri di ambang pintu sebelum menyingkir di tempat nya. Dapat dilihat di luar sana, seorang wanita berparas cantik dengan gaun putih polos melangkah masuk saat pelayan mempersilahkan nya.

Sowon pun langsung menghampiri wanita tersebut saat sadar jika yang datang adalah seorang yang ia undang dan temui dia hari yang lalu di sebuah toko--dia adalah Naeun.

"Naeun-ssi, kau benar datang?" Pertanyaan Sowon membuat Naeun menoleh saat ia Memfokus diri kepada beberapa orang yang hadir di ruang makan itu. Tentu ia shock dengan semua ini, keluarga Sowon dan Jeonghan lengkap tengah berkumpul. Naeun merasa dirinya adalah pengganggu namun inilah jalan yang ia pilih.

My Stepsister (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang