23 ; Thank you for loving me

812 41 7
                                    

"Sowon Eonnie?"

SinB terdiam di ambang pintu, melihat siapa yang datang dan berada dihadapan nya sekarang.

"Hai, SinB. Maaf mengganggu pagi-pagi. Apa aku boleh masuk?"

SinB dan Sowon hanya saling memandang satu sama lain. Kemudian baru SinB mengangguk, mempersilahkan masuk Sowon beberapa detik setelahnya. Eunha yang sebelumnya berada di dapur, mendengar SinB yang memanggil nama sang kakak pun langsung keluar dari sana. Bertaruh jika gadis itu hanya mengigau. Namun, dugaannya tentu seratus persen salah. Saat ia melangkah keluar secara perlahan, saat itu juga Sowon melihat nya.

Eunha terpaku di tempatnya, Sowon menatapnya dalam diam lalu tersenyum, seakan-akan sedang tidak terjadi apa-apa. Sejujurnya Eunha juga bingung dan kaget, kenapa Sowon bisa datang kesini, dan sepagi ini. Lalu apa yang ada di tangan gadis itu? seperti tas bekal.

"Hai, sayang."

Eunha yang sebelumnya hanya termenung langsung memangut. Mendekati Sowon yang masih setia menatapnya.

"Kau.. kau keluar?"

Sowon mengangguk pelan dengan tersenyum simpul, "Aku tidak akan keluar dari kamar, jika gadisku ini tidak menyuruhku keluar." Sowon lalu menoleh pada SinB yang sedari tadi hanya duduk memerhatikan apa yang dilakukan oleh kedua orang dihadapan ini. Oh, dirinya seperti sedang melihat sepasang kekasih yang tidak pernah bertemu dalam jangka waktu yang sangat panjang.

"SinB-ya, Yerin ada?"

"Dia masih tidur dikamar. Tapi kalau mau membangun nya tidak masalah."

Sowon menggeleng, "Tidak apa-apa. Aku kesini hanya ingin membawakan kalian ini." Ia meletakkan tas yang tengah dibawanya. Membukanya dan mengeluarkan apa isi didalam nya. Kotak bekal dengan ukuran yang besar--bukan tapi ini seperti kotak penyimpanan makanan jika dilihat lebih detail.

Sowon membuka tutupnya, dan terciumlah harum makanan nasi goreng dan juga tak lupa dengan kimchi kesukaan mereka. Tak berselang lama, dua orang yang sebelumnya tertidur lelap tanpa tahu diri, dan Sowon pun menyadari jika keduanya terbangun akibat harum masakan miliknya.

"Hum.. harum apa ini?" Ternyata tak hanya Joy dan Nayeon yang terbangun. Yerin pun ikut terbangun, gadis itu keluar dengan pakaian santai, berjalan santai masih dengan mata yang redup.

SinB yang tersenyum melihat Yerin. Gadis itu datang dan ikut duduk disofa, disamping Joy. Sowon berdiri, menuju dapur diikuti oleh SinB dengan raut wajah penasaran. Ia mengikuti Sowon, dan sesampainya disana, sedikit membuat Sowon heran karena tujuan sebenarnya adalah hanya mengambil beberapa piring dan sendok untuk yang lainnya.

"Apa.. ada masalah, SinB?"

SinB berdiri menatap Sowon dari sebalik pantry di tengah dapur. Melihat gerak-gerik senior kampusnya itu, mengambil peralatan makan. Ia menarik nafas sejenak.

"Apa kau baik-baik saja?"

Sowon memiringkan kepalanya, bingung. Kemudian mengangguk paham apa yang dimaksudkan oleh gadis berambut merah terang itu. Rupanya SinB memiliki tujuan untuk mengetahui keadaan disekitar nya, meski dirinya tidak terlalu dekat dengan gadis itu.

"Aku baik-baik saja. Hanya rumah yang masih dalam keadaan berantakan."

"Apa kau sungguh mencintai Eunha?"

Sowon menganggukkan kepala sembari meletakkan nya diatas pantry, sekedar meringankan dirinya untuk menjawab pertanyaan random dari SinB. Tapi gadis itu berhak untuk tahu karena ia adalah sahabat satu-satunya Eunha.

"Tidak ada yang bisa membuatku sejatuh ini selain kepadanya, SinB. Eunha sudah seperti seseorang yang lengkap denganku. Aku sungguh, sangat mencintai nya. Aku sangat menyayanginya."

My Stepsister (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang