13 : No lighter

867 80 5
                                    

"Aku hanya orang ketiga di antara kalian!"

Matanya terasa memanas dan tidak sadar jika sebulir air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Menatap kacau kearah Sowon yang hanya diam tidak berkutik, tatapan gadis itu berubah menjadi begitu tajam dan menusuk. Seperti halnya Sowon dalam keadaan emosi dan keras kepalanya, persis saat mereka bertengkar didalam mobil. Penuh penekanan.

"Tidak."

Eunha mengernyit mendengar gumaman Sowon yang menusuk. Gadis tinggi itu tampak melangkah perlahan mendekatinya, semakin mendekati nya membuat nya harus sesegera memundurkan langkahnya namun tubuhnya terasa kaku hingga akhirnya Sowon berhasil menangkapnya.

"S-sowon Eonnie." Lirih nya

Sowon mendorong tubuh gadis itu ke daun pintu. Membuat Eunha meringis. Tetapi seakan tidak peduli, Sowon mengunci pergerakan nya, mencengkram kedua tangan di kedua sisi kepalanya.

Matanya seakan menggelap menatap Eunha yang sudah seperti tikus kecil yang hanya bisa bersuara lemah di hadapan nya.

"Eunha-ya.. Kau milikku." Bisiknya penuh ketajaman membuat tubuh Eunha kini meremang.

Sowon tidak peduli dengan ringisan Eunha saat ia mencengkram lebih kuat pergelangan gadis itu. Dan langsung membungkam bibir itu dengan bibirnya. Melumatnya kasar dan berirama, tidak peduli lagi dengan keterkejutan Eunha dan mencoba untuk memberontak.

Tenaga Sowon lebih kuat darinya yang malah membuat semakin menekankan tubuhnya. Menghisap dan melumat dengan kasar. Tidak terbayang seberapa memar bibirnya nanti sebab Sowon menggigit keseluruhan bibir ranum miliknya.

Eunha menahan tangisnya dengan kuat. Ini sudah kedua kalinya ia dilecehkan, walaupun mereka sama-sama seorang perempuan tetapi tetap saja dirinya saat ini tengah dipandang rendah oleh Sowon.

Tidak berhenti sampai disitu. Sowon menarik tubuh Eunha dan membanting ke atas kasur miliknya. Kembali merangkak di atas nya dan lagi bibir itu dengan lebih ganas dari sebelumnya. Ia seperti orang kesetanan yang haus akan sesuatu, dirinya seperti diambang yang tidak dapat lagi menahan nya. Ia overdosis akan rasa bibir Eunha.

"Eonnie.. Hentikan!"

Eunha masih terus memberontak disela ciuman Sowon. Dirinya meronta-tonta ingin melepaskan diri tapi sekali lagi hal itu akan sia-sia. Sowon telah terlanjur melepas hoodie kesayangan nya berwarna violet tua lalu membuangnya ke bawah kasur. Yang tersisa hanyalah sebuah kaos putih dan juga dalaman. Dalam hati ia berharap jika Sowon tidak berbuat lebih padanya.

Sowon masih berlanjut melumat bibir itu dan mulai menekan masuk sejulur lidahnya. Bermain-main di dalam mulut Eunha dan sesekali menghisap lawan lidahnya itu dengan kuat membuat Eunha semakin berusaha kuat untuk tidak mengerang. Tapi sayang..

"Eumhh.. "

Erangan itu tetap saja keluar disebabkan kedua tangannya yang di cengkram menjadi satu di atas kepala oleh Sowon. Dan satu tangan dari gadis itu sudah mulai menelusup kedalam kaos nya, memberi elusan lembut penuh sensual di permukaan kulit perut rata miliknya.

Merasa sudah tidak bertenaga lagi. Pada akhirnya Eunha pasrah akan perlakuan Sowon, ia terlalu lelah untuk kembali melawan. Semula cengkraman pada dirinya telah mengendur tidak sekuat tadi. Kakinya pun sudah tidak lagi meronta-ronta.

"Eonnie.. " Eunha hanya bisa berlirih. Masih mengharapkan jika Sowon tidak melakukan hal lebih padanya.

Yang bisa ia lakukan saat ini adalah membalas setiap lumatan Sowon dan masuk kedalam permainan yang sudah memengaruhi tubuhnya dan merangsang dirinya.

My Stepsister (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang