CHAPTER 27

76 4 0
                                    

Chapter sebelumnya :

Tanpa peduli siswa-siswi yang memandang, Afli mah nyaman aja pelukan sama Jacenty. Karena Jacenty nih gimana yah?... Kaya enak aja gitu di peluk... Emang peluk-able banget sih...

~

Ohya... Tadi Afli saat selesai mandi, ia langsung membuka portal nya dan pergi begitu saja tanpa Havi. Ia melupakan Havi. Havi masih di rumah itu.

#skip pulang sekolah

Hati nya sedikit gelisah. Apahkah Havi baik baik saja sendirian? Di rumah aneh sekaligus mewah itu?. Bagaimana jika ada yang berani macam macam dengan Havi?. Afli tentu tidak akan membiarkan itu terjadi... Ia harus segera ke toilet dan pulang ke rumah itu. Eh? Tapi? Rumah itu ada di manaaaa?

Agrh gue lupaa a-h-a-a

"Plis... Ini gue pulangnya gimana... Masa jalan kaki si... Gue ga mau ah, capee... Tapi? Hmhhh"

Terlintas di pikiran Afli untuk melihat langsung rumahnya yang sudah hancur berkeping-keping. Siapa kah gerangan yang menghancurkan rumah mewah itu? Rumah Afli Qifaros, Haville Qifaros dan keluarga kecilnya. Apahkah boleh mencekek orang itu sampai membiru dan mati? Ya... Afli harus melakukan itu jika ia bertemu dengan si penghancur hidupnya.

Karena orang itu lah Afli menetap di rumah orang. Karena orang itu lah barang barang kenangan Afli hancur. Karena orang itu juga lah kucing hitam Afli mati terbakar. Karena orang itu juga mama papa tidak pulang...

Sangat sakit jika memikirkan ini di pikiran. Afli akan melihat nya sekarang juga, Ia membuka portal dan langsung keluar di depan gerbang besar yang menghitam, tak lain itu lah rumah Afli. Tanpa sadar, tetes demi tetes keluar dari mata ungu Afli yang menawan, ia membuka sayup-sayup gerbang yang rapuh itu... Tidak ada orang dewasa yang bertanggung jawab. Tidak ada yang membersihkan ini semua. Tidak ada yang memungut barang barang berharga yang masih tersisa. Juga tidak ada- hikss...

Katanya keluarga aku besar? Tapi apa? Engga ada yang beresin ini... Aku ga tau harus apa. Bagaimana cara memanggil tukang untuk ini?. Bagiamana cara membayar mereka?. Aku ga punya uang sebanyak itu hiks.

Pelan namun pasti, Afli melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam. Tempat ilalang kesayangan papa udah ancur. Ilalang itu kesayangan papa hiks. Havi... Foto kita kebakar... Foto kita kecil udah engga ada. Bingkai papa mama nikah juga ancur hiks. Haviii kamu harus bantu aku tangkap orang yang menghancurkan ini, Havi... Kamu harus bantu hiks...

Tetesan air mata mengalir lebih deras. Hidung Afli memerah. Langkah yang ia ambil sebagaian menghancurkan properti-properti hitam yang rapuh terbakar. Sebagaian juga sudah menjadi abu.

Hiks

"PAPAAAAA.... PAPA DI MANAAAA... PAPA KEMANAAAAAAA!!!!! PAPA LAGI APA... LI KANGEN PAHHH... LI MAU TIDUR SAMA PAPA... HIKSSS... PAPAAAAA, LI PUNYA ADE PAH... HAVI MASIH BUTUH PAPA..."

Teriakan remaja tampan itu sangat menggema di lingkup ini. Hingga tanpa sadar, ada Atezz 🟠 yang berada di sini. Ia keluar dari balik pilar rumah Afli yang rapuh. Kemeja garis merah yang di masukan ke dalam celana slim fit, juga sabuk, dan beberapa gelang serta kalung terpampang jelas. Sepatu boots dan sarung tangan hitam juga tidak lupa Atezz 🟠 kenakan.

'ahhhh~ ada Afli ternyata...'


"Hah???!!! HANTU!!!!" Rasa sedih tergantikan dengan adrenalin yang membara. Bagaimana tidak? Di sini sudah seperti rumah tua yang angker... Bisa saja kan ada hantu yang bergentayangan jadi Atez Atezz itu lah!

[Bl]  AFLI TIMELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang