CHAPTER 30

198 9 0
                                    

~

Nafsu untuk menggigit seseorang muncul lagi di dalam diri Khinoy. Tubuhnya kini sedang berada di kasur dengan tv yang menyala serta Kaka nya yang menatap nya dari tadi. Ga tau kenapa.

"Sini ka bobo..." Ujar Khinoy sambil mempuk-puk sebelahnya yang kosong. Dan Roy tiba tiba tersadar.

"Hm? Kenapa?"

"Sini"

"Ah... Iya" kaki jenjang Roy melangkah mendekat ke kasur, lalu naik begitu saja dan masuk ke selimut yang sama dengan Khinoy. Seluruh tubuhnya dia masukan ke selimut, di sini dingin... Ada dua AC yang menyala...

Kata Valiant, Khinoy ga bisa lama lama di tempat yang panas jadi di pasang dua AC aja walupun satu AC juga cukup sih... Tapi Khinoy lebih suka dua AC menyala di kamar nya...

"Noy... Kau tidak belajar?" Ucap Roy yang masih setia menenggelamkan tubuh serta wajahnya ke dalam selimut.

"Engga ahhh... Enakan nonton tipi"

"Bagaimana jika kakak mu tahu? Bukankah dia akan marah? Dia sangat sensitive jika menyangkut kau Khinoy..."

"Sttt... Makannya kak jangan bilang bilang yahhh..."

"Em" jawab Royats mengangguk

"Ohya kak... Aku pinjam lengan mu sebentar yaa?" Ucap Khinoy dengan pakaian santainya. Celana pendek dan baju lengan panjang. Ia menggunakan kaos kaki juga. Rambut putih yang sangat bervolume sangat enak untuk di pandang.

"Buat ap!?-" ucap Roy terpotong saat merasakan sakit di bagian lengan nya. Dan benar saja, Khinoy sedang mengigit nya dengan sangat dalam, tapi ia tidak menghisap darah yang keluar... Ia hanya ingin mengigit sesuatu yang memiliki aroma yang khas dengan marganya. Salah seorang Qifaros. Hmmm sepertinya ka Roy habis meminum-minum yang tidak boleh ku minumm... Em yeah... Aku tau itu hihihi...

"Akhh... Lepas" Nada bicaranya tidak tinggi. Seperti biasa yang hanya dengan tekanan di setiap suku katanya. Telapak tangan sebelah kanan beralih memegangi kepala Khinoy. Mencoba untuk melepaskan gigitannya yang sangat sakit ini.

Sebenarnya bisa saja ia langsung melepaskan genggaman tangan Khinoy yang sangat berbeda level dengan nya, tapi tidak. Luka robek akan lebih parah jika di paksakan. Air liur seperti Havi terdapat pula di sistem Khinoy. Jadi walupun kau merasakan sakit sekarang itu akan hilang seiring waktu, dan tidak akan menimbulkan bekas luka. Not a big problem. But... Akhhh itu sangat sakit!!!.

"Kh-noyyyy akh sakit..." ringis Roy yang tidak di pedulikan.

Hmmm... Sangat enak dan wangiiii, tangan ini sangat enak bagi ku hihihi

Tetes demi tetes darah membasahi celana Khinoy perlahan-lahan. Celana pendek berwarna putih itu tergenangi banyak tetesan darah yang mengalir. Hingga Khinoy mengakhiri gigitannya. Pun tersadar dari nafsunya.

"Emhh makasih yaaa"  ucap Khinoy langsung sambil memeluk Royats. Tatapan Royats selalu sama jika habis di gigit olehnya... Seperti ingin membalas. Sangat menyeramkan jika di lihat sekilas. Noy tidak berani melihat dalam jangka waktu lebih dari tiga detik tanpa suara.

Khinoy duduk di pangkuan Royats. Celana putihnya bersentuhan dengan kemeja Royats, menambah daya jantung nya.

Haisss gimana iniii

Hum?

Sepertinya kakak Roy engga marah?

Bingung. Sepasang tangan mulai mengelus-elus punggung Khinoy... Ya... Royats membalas pelukan Khinoy...

Mengapa? Tadi Roy sempat melihat sorot mata takut terpancar dari mata emas Khinoy. Ia pikir... Apahkah tatapan kesalnya dapat di rasakan Khinoy? Sepertinya iya. Dan Jika di perhatikan lagi, Khinoy Semakin tubuh semakin peka terhadap aura seseorang. Aku sepertinya harus lebih berhati-hati lagi tentang perasaanku. Anak ini mulai dapat merasakan perasaan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Bl]  AFLI TIMELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang