Kanaya menatap kartu yang diberikan oleh Athalla untuknya. Juga kartu yang sebelahnya lagi dengan kata sandi yang juga sudah diberikan. Athalla sudah berangkat bekerja. Sementara itu Kanaya ada janji dengan teman-temannya. Beberapa hari ada di rumah orangtuanya justru membuat dia semakin gila saja.
Bukannya menjadi waras setelah menikah. Tapi Kanaya malah merasa gila dengan Athalla, suaminya memiliki kekayaan berlimpah. Tapi tidak pernah terlihat seperti orang yang mewah. Namun apa pun yang dipakai oleh Athalla jelas semua sudah tinggi sekali harganya. Namun Kanaya masih enggan untuk buka hati kepada suaminya sendiri.
Membuka pesan yang ada di grupnya, Kanaya memang sudah ketahuan menikah oleh beberapa temannya. Jadi tidak salah untuk kumpul-kumpul. Suaminya juga memberikan izin.
Keluar dari kamar usai berdandan dan siap untuk jalan-jalan. Dia bertemu dengan Arum di luar. "Mau ke mana kamu?"
"Mau jalan sama teman, Ma. Biasalah anak muda."
"Anak muda apanya? Kamu sudah bersuami, ya."
Tapi Athalla sendiri tidak melarangnya ke mana-mana. "Kamu jangan main keluyuran seperti itu. Ingat mertua kamu bukan orang sembarangan, Aya. Kamu jangan kayak gitu. Mama nggak mau kamu jadi bikin nama mertua hancur."
"Siapa yang jodohin?"
"Aya, tolong banget. Kasihan Papa kamu."
"Papa yang jual anaknya demi nikah sama pria kaya, Ma. Jangan hiraukan Papa."
Siapa yang menjual? Mereka tidak pernah menjual Kanaya kepada Athalla. Tapi niat Athalla memang ingin menikah. Sementara itu Arum sendiri juga tidak mau beberkan rahasia alasan Athalla menikah dengan Kanaya.
Jadi harus disimpan dengan rapat juga bagaimana pria itu sudah sangat serius kepada Kanaya sejak lama. Akan tetapi statusnya yang menduda itu bukan menjadi alasan untuk menolak juga. Mereka sekeluarga bisa membicarakan itu kepada Kanaya.
Tapi Arum lihat anaknya benci sekali dengan Athalla. "Aya, sudah minta izin sama suami?"
"Mama, aku udah izin sama dia." Dia kemudian mengeluarkan dua kartu berbeda dan menunjukkan kepada Arum. "Ini bukti dia kasih izin ke aku, Ma. Katanya silakan jalan-jalan. Nggak ada larangan apa pun."
Arum akhirnya mengiyakan putrinya untuk pergi dengan teman-temannya. Meskipun pada awalnya melarang. Tapi akhirnya memberikan izin itu juga kepada Kanaya.
"Boleh pergi kan, Ma?"
Kanaya dipersilakan oleh Arum.
Ya Tuhan, andai saja Kanaya pergi waktu itu dari pernikahan. Tidak mungkin dia sah menjadi istrinya Athalla. Tapi telah pemikiran itu sementara dia sudah menjadi istri dari Athalla.
Sesampainya di tempat tongkrongan. Baru saja dia duduk kemudian mengaduk minuman yang dipesankan oleh teman-temannya. "Pengantin baru, kesiangan paling."
"Buset, nggak gitu juga. Tapi nunggu dia berangkat kerja. Kami tinggal di rumah orangtua gue."
"Terus, udah nggak perawan lo?"
"Masih lah. Yakali gue mau begituan sama dia."
Teman-temannya malah tertawa. "Tolol, suami ganteng, kaya malah disia-siakan. Saka belum tentu juga bikin lo bahagia. Kadang yang cewek tuh nyari suami yang kayak Athalla, malah lo yang sia-siakan."
"Tapi gue nggak cinta."
"Ya nurut aja. Dia minta dilayani lo layani."
"Gila kali, ya. Tidur sama dia nggak ada perasaan apa-apa."
"Bukan nggak ada perasaan, tapi lo yang nolak dia dari awal. Intinya lo adalah istrinya. Jangan main tolak gitu aja," saran dari Nadir yang memberi peringatan kepada Kanaya agar tidak menolak perintah Athalla. Memang nasib Nadir juga dijodohkan oleh orangtuanya. Tapi dia sudah punya anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Duda
Подростковая литератураFOLLOW SEBELUM BACA!!!! 21+ Harap bijak pilih bacaan. Kanaya Prameswari menjadi wanita yang harus mengikhlaskan hidupnya menikah dengan seorang duda yang telah dijodohkan oleh orangtuanay. Sedangkan Kanaya memiliki seorang kekasih yang sudah pacara...