"Kanaya, sudah telepon Athalla belum? Ini sudah mau jam berapa coba?"
Kanaya berada di ruang keluarga bersama semua anggota keluarganya. Akan tetapi suaminya belum juga pulang bekerja. Pertanyaan dari Fatan membuat dia seketika merasa geli kalau bahas soal suami. Masih sampai saat ini Kanaya tidak percaya jika dia telah bersuami. "Kamu harus tahu dia pulang ke rumah orangtuanya atau ke sini."
"Dia pulang kalau tahu rumahnya, Pa."
"Jangan bicara begitu, Kanaya. Mama nggak suka kamu mulai bicara yang nggak pernah Mama ajarkan ke kamu. Jangan kasar ke dia, bagaimanapun juga dia suami kamu." Arum ikut campur jika anaknya memang salah, pasti akan ditegur. Seperti saat ini Kanaya terus mengelak soal pernikahannya dengan Athalla.
Kanaya mengirimkan pesan pada suaminya karena perintah dari Fatan untuk menanyakan posisi pria itu. "Lo nggak pulang?" akhirnya dia mengirimkan pesan itu kepada Athalla.
"Sudah aku kirim pesan ke dia, Pa. Jadi nggak usah tanya lagi. Aku mau ke kamar dulu." Kanaya beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan keluarganya di sana. Tidak mau terlalu lama berada di sana. Bisa panas telinganya dengar Arum yang terus mengomelinya setiap kali bersikap kepada Athalla. Tapi jujur saja kalau Kanaya belum siap untuk jadi istri. Belum siap disentuh, membayangkan jika dirinya tidur dengan Athalla, setelah perawannya hilang lalu kemudian diceraikan.
Kalau diingat latar belakang Athalla yang sangat berbeda sekali. Jelas itu menjadi alasan mengapa Kanaya sangat takut kehilangan keperawanan meski sudah menikah.
Tidak ada kabar dari Athalla setelah mengirimkan pesan itu. Kanaya membunyikan notifikasi paling besar, mana tahu ada pesan dari pria itu saat dia ketiduran entah meminta untuk dibukakan pintu atau tidak.
Baru saja dia mencoba untuk memejamkan mata. Tapi malah Saka yang menghubunginya. "Sayang, besok ke bioskop yuk!" ajak Saka padanya.
"Jam berapa?"
"Hmm, malam deh. Nggak larut kok pulangnya."
Tapi Kanaya sadar sedang ada di rumah orangtuanya. Jangan sampai dia kena masalah besar jika pergi bersama dengan kekasihnya malam hari. Apalagi nanti Athalla juga ada di rumah. Mungkin hanya malam ini yang lembur. Bisa menjadi masalah besar atau bahkan kena pukul oleh Fatan. Memang selama ini tidak pernah mendapatkan itu dari orangtuanya. Tapi ingat statusnya sebagai istri, harus hati-hati keluar.
"Sayang, kok diam?"
"Aku nggak bisa deh kalau malam. Pas jam makan siang gimana?"
"Ya sudah, boleh kok. Tapi kita jalan aja deh." Lalu saat itu Kanaya izin tidur karena mengantuk sekali malam ini. "Selamat tidur sayang."
Kanaya menutup teleponnya. Memilih untuk tidur dibandingkan harus menunggu Athalla pulang bekerja.
Kanaya bangun dari tidurnya setelah lampu yang ada di kamarnya dimatikan. Dia mendengar suara pintu kamar mandi ditutup. Kanaya tidak mendapatkan balasan sama sekali dari Athalla. Harusnya pria itu membalas pesannya tadi.
Waktu Athalla di kamar mandi, Kanaya melihat yang ada di ponselnya. Ternyata jam tiga dini hari. Athalla sesibuk ini kah? Ingat kata mertuanya kemarin kalau Athalla pernah diselingkuhi oleh mantan istrinya.
Suara pintu kamar mandi dibuka. Buru-buru Kanaya memejamkan matanya. Tercium aroma sabun mandi yang dipakai oleh Kanaya kali ini dipakai juga oleh suaminya. Tempat tidurnya mulai bergerak sedikit. Merasakan kalau selimutnya juga ditarik untuk menutupi tubuhnya Kanaya.
Dirasakan oleh wanita itu ada ciuman pada pipinya. "Lekas sembuh, Ay. Mau bagaimanapun kamu selingkuh sama Saka di luar sana. Aku ngerti. Aku di sisi kamu sampai kamu sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Duda
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA!!!! 21+ Harap bijak pilih bacaan. Kanaya Prameswari menjadi wanita yang harus mengikhlaskan hidupnya menikah dengan seorang duda yang telah dijodohkan oleh orangtuanay. Sedangkan Kanaya memiliki seorang kekasih yang sudah pacara...