Jangan lupa follow, tinggalin komentar kalian juga ya. Hehehe ini chapternya lumayan panjang banget. Puas banget bacanya
Kanaya pulang ke rumah orangtuanya dengan menggunakan mobil Porsche berwarna merah yang dibelikan oleh Athalla beberapa hari lalu. Itu adalah mobil yang paling mewah dimilikinya. Kanaya tidak pernah seperti ini sebelumnya. Mengingat kejadian malam itu, ada rasa ingin lagi. Tapi ada rasa malu juga lantaran dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya dengan siapa pun.
Membawakan barang-barang belanjaan yang diberikan oleh Athalla.
Ia masuk ke dalam rumah. Melihat Arum baru selesai menyapu. "Athalla nggak ikut?"
"Nggak, Ma. Dia lagi sibuk."
"Jadi program hamilnya?"
Pertanyaan yang sama, entah di rumahnya maupun di rumah orangtuanya Athalla. Akan ada pembahasan mengenai anak yang terus dibahas oleh orangtuanya. "Mama tanya aja. Kamu jangan tersinggung."
Kanaya memberikan bingkisan dari Athalla yang diberikan langsung kepada Arum. Wanita itu meletakkan sapunya di ujung ruangan. Mengajak Kanaya untuk duduk. "Kamu udah mau setengah tahun nikah sama, Athalla. Jangan bilang kalau kamu belum pernah disentuh sama dia?"
"Ma, sakit nggak kalau kita nggak sayang dia. Tapi kita lebih kejar orang yang kita cintai. Tapi ternyata pas kita sadar, malah orang yang mencintai kita itu lebih berharga di kita."
"Hmm, kalau bagi Mama sih. Lebih baik dicintai, Aya. Soalnya Papa kamu juga gitu ke Mama. Papa lebih sayang sama Mama. Tapi perlahan juga bakalan saling cinta. Mama tahu kamu keberatan nikah sama Athalla karena dia duda."
"Kalau boleh jujur, Athalla nggak pernah sentuh aku, Ma."
"Kamu nolak?"
Ia menganggukkan kepalanya tanpa takut lagi berkata dengan jujur. Memang itu yang sedang dia alami untuk sekarang. Kanya memang munafik juga.
"Tapi Athalla pernah minta nggak?"
"Pernah, Ma. Udah beberapa kali, tapi aku tolak terus. Dia nggak pernah maksa. Tapi dia masih tetap baik sama aku."
"Aya, pernah tanya Athalla nggak?"
"Tentang?"
"Alasan dia pilih kamu. Pulang dari sini coba ngomong dari hati ke hati. Kamu dandan yang cantik, layani dia. Tunggu selesai mandi, nggak apa-apa kamu peluk dia duluan. Terus ajak ngomong, apa yang buat kalian seperti ini. Kalau memang letaknya di kamu, mulai dari diri kamu sendiri. Mama sama Papa pilih Athalla banyak alasannya, Ay. Bukan karena dia kaya seperti yang kamu pikirkan, kamu selalu bilang kita nggak sebanding. Tapi kamu nggak tahu gimana dia berusaha untuk dapatkan kamu."
"Mama yakin aku sama dia bakalan utuh, Ma?"
"Kenapa nggak? Kalian sudah sama-sama dewasa, Ay. Nggak apa-apa peluk suami duluan. Kamu yang ragu sama dia duluan. Kebahagiaan itu ada saat kamu sama suami kamu sudah mulai sama-sama terbuka. Nanti kalau dia pulang kerja, kamu siapin masakan."
"Mama tahu aku nggak bisa masak."
"Ya udah, nanti Mama masak buat dia. Bilang kamu belajar masak sama Mama, dia tahu kamu nggak bisa masak soalnya."
Kanaya mulai memikirkan soal hubungannya dengan Athalla jika mamanya sudah berkata demikian.
Pernikahan memang agak mengerikan baginya. Dia tidak mau kalau sampai bercerai, apalagi menjadi janda dengan pernikahan yang belum genap satu tahun.
"Dia pulang jam berapa?"
"Dia biasanya pulang jam lima udah di rumah, Ma."
"Ya udah kalau gitu, kamu ganti baju dulu. Nanti Mama temenin di dapur. Mama kasih tahu masakan yang enak. Terus kasih tahu suami kamu, kalau kamu belajar masak di sini. Jangan sampai dia mikir aneh-aneh. Mama sayangkan hubungan kamu sama dia yang masih baru banget. Jangan sampai bercerai, ya. Mama nggak rela. Mama selalu ingetin kamu soal jatah ke dia. Itu hak dia lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Duda
Roman pour AdolescentsFOLLOW SEBELUM BACA!!!! 21+ Harap bijak pilih bacaan. Kanaya Prameswari menjadi wanita yang harus mengikhlaskan hidupnya menikah dengan seorang duda yang telah dijodohkan oleh orangtuanay. Sedangkan Kanaya memiliki seorang kekasih yang sudah pacara...