11. Kesepakatan

2.3K 168 5
                                    

Yuk dibaca, nyesel kalau nggak baca ayang Athalla, doi nggak tersedia di toko online mana pun wkwkwk. 



Athalla tidak pergi ke kantor hari ini. Setelah mendapatkan jatahnya dari Kanaya beberapa kali. Kanaya juga tidak menolaknya lagi seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan sekali diajak oleh Athalla dengan senang hati melayani pria itu.

Saat ini istrinya sedang mandi. Sedangkan Athalla sudah mengganti seprainya barusan.

Kanaya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di kepalanya. Athalla tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang kebahagiaan setelah setengah tahun menantikan itu.

Apalagi Kanaya juga masih utuh.

"Ay, duduk sini bentar!"

Athalla meminta Kanaya duduk di sebelahnya. Wanita itu menurut dan naik ke atas ranjang sambil duduk dengan hati-hati. "Masih nyeri." Ucapnya.

"Ay, kan nggak ada pengalaman. Kenapa semalam bisa langsung nggak jijik gitu sama punya suami? Bahkan sampai dipegang terus dimasukin mulut."

Kanaya tidak bisa berkilah. Bisa-bisanya Athalla membahas itu pagi-pagi. Mana bisa dia menjelaskan kalau Kanaya menonton video p*rno karena ingin memberikan kepuasan pada suaminya. Takut kalau dirinya tidak menyenangkan. Jujur saja kalau Kanaya juga ingin menyenangkan Athalla dengan tubuhnya. "Ay!!"

"Aku jawab tapi jangan ketawa."

Benar-benar kata lo dan gue sudah hilang dari Kanaya. Athalla tersenyum. "Apa?"

"Aku nonton video p*rno kak. Ya jangan ketawa pokoknya. Soalnya aku nggak ada pengalaman apa-apa. Kakak sudah pernah gituan. Aku mana tahu kan ini itu."

Athalla mencoba memahami maksud dari istrinya. Meskipun dalam otaknya itu termasuk hal yang sangat konyol. Jangan sampai menertawakan Kanaya yang sudah berusaha sekali memberikan yang terbaik untuk Athalla.

"Ya udah makasih, Ay. Kamu pakai baju dulu sana."

Kanaya turun dari tempat tidur. Keluar dari kamar itu. Meskipun Athalla mau tertawa melihat cara jalannya Kanaya. Tapi ia malah tersenyum semalam diberikan jatahnya oleh Kanaya.

Siang harinya Athalla tidak berikan ampun kepada Kanaya. Berhubung istrinya mau untuk disentuh. Akhirnya dia melakukan itu lagi dan sekarang baru saja selesai. Kanaya tidak protes, tapi dilihat istrinya masih kesakitan. "Kakak di sini dulu."

"Kamu mau ke mana?"

Wanita itu bangun dari tempat tidur untuk mengambil handuknya. "Mau mandi bentar. Keringatan."

"Ay, bobok siang yuk! Semalam kan begadang, tadi juga sudah anu."

"Tuh kan mulai. Awas, jangan dulu ya kak. Soalnya udah mulai agak sedikit sakit kak. Aku nggak mau kalau kakak begitu terus sama aku."

Athalla takut malah kalau istrinya tidak mau disentuh nantinya. Sehingga ia melakukan itu atas dasar keinginannya untuk sentuh Kanaya.

Kanaya kembali lagi setelah mandi dan bajunya juga baru diganti. Wanita itu sudah mengeringkan rambutnya. Athalla tersenyum ketika lihat sang istri. "Ay, beneran kan mau hamil?"

Kanaya bergabung di tempat Athalla berada lalu kemudian memeluk pria itu. "Genit ya. Mentang-mentang udah di unboxing."

"Bodoamat. Malah sekarang yang nyebelin itu kakak, ya. Kenapa malah ngledek segala?"

Athalla memeluknya. "Ay, belum jawab pertanyaan aku lho tadi bahas anak. Kamu serius mau hamil?"

Kanaya mengangguk. "Boleh, mau kok hamil anak kakak."

Cinta Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang