Jangan lupa follow dan tambahkan ke library, ya.
Tiga bulan lamanya Athalla dan juga Kanaya ada di luar negeri atas permintaan sang Kakek dan Nenek Athalla tidak memperbolehkan mereka berdua pulang. Salah satu hal yang membuat Athalla begitu bahagia karena sang kakek memberikan hadiah berupa tiket untuk ke Islandia juga ke Swiss untuk bulan madu. Jadi selama tiga bulan itu mereka habiskan untuk berada di luar.
Sungguh, Kanaya juga bahagia sekali bisa diajak jalan-jalan. Ditambah lagi dengan kehidupan Swiss yang nuansa pedesaan, berhubung kakeknya punya rumah di sana. Ia mengajak Kanaya tinggal di sana selama beberapa saat sebelum ke Islandia seperti yang diperintahkan oleh sang Kakek.
Yang dilakukan oleh mereka berdua adalah membuat kenangan indah, apalagi tempat-tempatnya juga sudah pasti tidak akan pernah dilupakan oleh Athalla sekalipun. Saat menyentuh istrinya. Malam hari bisa menemukan aurora di Islandia.
Sebelum akhirnya mereka bertolak ke Jerman lagi untuk bertemu sang kakek.
Ini akan jadi sejarah baginya kalau dia bahagia bersama dengan sang istri.
Ia berpamitan setelah lama ada di sana juga untuk kembali lagi ke Indonesia dan ingin bekerja.
Akan tetapi dua hari setelah pulang dari Jerman, Kanaya mabuk perjalanan dan masuk rumah sakit karena kepalanya terus pusing, telinganya berdengung. Perutnya sakit terus menerus.
Jadi, Saskia meminta agar Athalla membawa Kanaya ke rumah sakit.
Tapi begitu pemeriksaan tadi dokter menjelaskan kalau Kanaya sedang berbadan dua. Jadi mereka tidak berani mengambil banyak tindakan. Yaitu menyarankan untuk periksa ke dokter kandungan yang sebentar lagi akan mendapatkan jam untuk periksa.
Dia menunggu jadwal untuk Kanaya. Kalau memang benar itu yang dialami oleh Kanaya. Betapa bersyukurnya Athalla sudah menunggu cukup lama. Lalu sekarang Kanaya sedang hamil.
"Mas, apakah benar aku hamil?"
"Bentar lagi, Ay. Tunggu aja, dokter kan masih bantu kamu untuk urus semuanya. Jadi kamu harus tunggu dulu di sini. Tidur aja nggak apa-apa."
Athalla juga begitu senang mendengar semua kabar itu. Dia menggenggam tangan istrinya. "Apa iya, ya?"
"Kita belum bisa pastikan, Ay. Kamu tidur aja dulu."
"Pusing, Mas."
Athalla jadi ingat soal dia mengajak Kanaya bercinta setiap waktu ketika ada di luar negeri. "Ay, ingat nggak?"
Kanaya mengangguk. "Ingat kalau Mas mau bahas kita bercinta setiap waktu."
Athalla bangun, mencium kening sang istri lalu dia memegang tangan istrinya. "Indah sekali, ya."
Terdengar suara pintu terbuka waktu mereka ingin bermesraan. "Silakan ke ruang pemeriksaan, Bu. Anda sudah ditunggu dokter kandungan."
Kanaya sangat lemas sekali, jadi butuh kursi roda membawa Kanaya ke ruangan itu. Dia dituntun oleh seorang perawat lalu masuk ke ruangan sang dokter kandungan.
Kanaya berbaring, dioleskan gel di atas permukaan perutnya. "Tadi dokter Shinta sudah cerita. Jadi saya langsung ambil tindakan, ya." Kata sang dokter lalu memulai tugasnya.
Athalla melihat ke arah layar yang pernah dilihatnya bahwa ada gambar di sana.
Semua pemeriksaan juga sudah dilakukan. "Untuk ke depannya saya sarankan jangan pergi jauh, ya. Mungkin ini juga orangtuanya nggak tahu ya kalau lagi hamil. Usia kandungan sebelas minggu, ini harus dijaga baik-baik, ya. Kalau boleh tahu ada keperluan apa sampai ke luar negeri?"
"Ketemu keluarga, Dokter. Nenek saya ada di sana, jadi niatnya berkunjung. Selama tiga bulan."
"Belum pernah periksa sama sekali di sana?"
"Nggak pernah, soalnya selain ke Jerman, Islandia sama ke Swiss waktu itu. Terus balik lagi ke Jerman. Nah yang kerasa itu pas pulang dari Jerman. Istri saya lemas."
"Ibunya kelelahan, tapi lain kali jangan pergi jauh, ya. Hmm emang waktu itu pulang nggak ada pemeriksaan apa pun?"
"Saya pakai pesawat pribadi pulang ke Indonesia."
Athalla tidak berbohong, itu adalah milik kakeknya. Jadi dia pulang dengan pesawat pribadi. Jadi tidak ada pemeriksaan apa pun juga.
Usai pemeriksaan, Athalla menyimpan foto USG untuk dibawanya pulang. Dia benar-benar sayang sekali pada Kanaya waktu mendapati istrinya hamil. "Aku bakalan jadi seorang Papa."
"Nggak nyangka, ya."
Athalla setuju ucapan Kanaya kalau ternyata bisa secepat itu hamil setelah mereka berhubungan. Ketidaktahuan mereka soal kehamilan juga sangat minim sekali. Sibuk liburan tapi justru Kanaya sedang berbadan dua.
"Ingat pesan dokter, harus makan sayur sama buah-buahan, Ay."
"Aku kan suka sayur sama buah, Mas."
Mereka tiba di rumah, waktu sudah selesai pemeriksaan tadi. Athalla sangat bahagia sekali. "Ayo makan siang dulu, Athalla, Aya!" panggil Saskia.
Athalla memberitahukan kalau Kanaya sedang hamil saat ini. "Ma, Ay hamil."
"Mama udah duga dari awal, soalnya beda banget bentuk tubuhnya. Terus pas dia di sini juga beda mualnya."
Kanaya tersenyum. Lalu diberikan piring yang sudah ada nasi oleh Saskia. "Mau dimasakin apa?"
"Kan udah masak, Ma."
"Nanti malam sayang. Mau dimasakin apa?"
"Oh hehehe, apa aja, Ma. Aku suka semua masakan, Mama."
Mereka berbincang ketika sedang makan siang. Lalu Athalla juga cerita soal neneknya yang begitu senang dibuatkan syal oleh Kanaya.
Saat mereka sudah cukup bersantai, Kanaya ke kamar karena butuh istirahat.
Athalla menyusul waktu Kanaya selesai mandi siang itu karena merasa gerah, ia berbaring di tempat tidur. Dihampiri oleh Athalla, pria itu merebahkan diri di atas kasurnya. Athalla membuka bajunya Kanaya setengah. "Sayang."
"Ya?"
"Mau sesuatu?"
"Belum pengen sih, Mas. Nanti aku bakalan minta kalau pengen sesuatu kok. Aku pengen tidur aja sekarang."
"Hmm, nanti kalau udah jadi orangtua nggak boleh jutek lagi. Harus sabar, ya."
"Ya aku berusaha. Tapi tegur aku kalau aku salah, ya. Aku nggak mau kalau apa-apa nanti diselesaikan sama emosi. Aku takut janda, Mas."
Athalla yang mendengar saja sudah tertawa dengan ucapan itu. "Siapa yang mau jadikan kamu janda, sih?"
"Mana tau aku nggak bisa kerja, Mas. Terus cari yang lain."
"Istri yang kerja adalah bonus, nggak semua ya para istri kerja itu untuk cari uang. Kadang untuk hilangin bosan karena ada di rumah. Jadi kamu nggak usah kerja juga nggak apa-apa, di rumah urus aku sama anak-anak nanti juga nggak apa-apa."
Kanaya mendekat lalu mencium pipinya Athalla. "Sekarang sudut pandang kamu soal duda gimana? Dulu kamu jijik sama aku. Nggak mau disentuh."
"Dulu beda, aku mikirnya kita nikah buat nafsu doang, makanya nggak mau tuh deketan sama, Mas."
Athalla juga tahu itu adalah sudut pandanganya Kanaya karena Athalla pernah menikah. Soal ranjang sudah pernah pengalaman. Tapi soal anak, dia juga belum pernah punya anak. "Ya sudah sekarang kamu istirahat, jaga kandungan dengan baik, ya. Calon Mama nggak boleh capek."
Athalla bangun dari tempat tidurnya. "Mas mau ke mana?"
"Mau cuci muka."
Kanaya cemberut. "Mas, nggak bakalan tergoda janda, kan?"
Athalla tersenyum memastikan tidak ada lagi wanita yang bisa menggodanya selain Kanaya.
"Nggak usah mikirin begituan. Kamu lagi hamil."
![](https://img.wattpad.com/cover/309585549-288-k572452.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Duda
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!!!! 21+ Harap bijak pilih bacaan. Kanaya Prameswari menjadi wanita yang harus mengikhlaskan hidupnya menikah dengan seorang duda yang telah dijodohkan oleh orangtuanay. Sedangkan Kanaya memiliki seorang kekasih yang sudah pacara...