03 : Preman ✔

23.8K 3.2K 362
                                    

03 ; Preman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03 ; Preman

"WOI BERENTI LO BOCAH!!"

Dua orang preman bertubuh besar berlari mengejar Rafa.

"Rafa gak boleh ke tangkap preman itu," ucap Rafa sambil terus berlari menghindari dua preman di belakangnya.

Rafa berlari melewati jalanan sepi dan gelap, Ia lebih memilih jalan sepi untuk menghilangkan jejak dari kejaran dua preman tersebut. Sesekali Rafa menoleh kebelakang memastikan kedua preman tersebut masih mengejarnya atau tidak.

"Berhenti lo anjing!" Teriak salah satu preman yang mengejar Rafa.

Rafa menahan setiap getaran yang terjadi pada tubuhnya, dia takut, dia harus segera bersembunyi agar tidak tertangkap kedua preman tersebut.

Dua preman seperti mereka itu tidak akan menyerah sebelum mendapat apa yang mereka inginkan.

Mereka bisa makan dari hasil memalak pengemis atau pedagang kecil seperti Rafa, jika mereka tidak mendapat uang hasil memalak otomatis mereka juga tidak bisa makan.

Dan sebaliknya jika Rafa di palak dua preman itu, dia yang tidak bisa makan.

Kejadian seperti ini bukan yang pertama kali Rafa alami, oleh sebab itu Rafa selalu waspada saat pulang malam hari, dia lebih memilih babak belur dari pada uang dari hasil berjualannya dirampas oleh preman tadi.

Rafa berlari semakin kencang dengan kedua kaki kecilnya, walaupun kakinya mulai merasakan pegal karna terus berlari.

Hujan mulai turun membasahi jalanan yang Rafa lewati, dan kedua preman di belakangnya masih mengejar Rafa.

"Kenapa malah hujan, bangsat?!" Teriak preman itu kesal.

Jalanan yang Rafa pijak mulai licin dan becek oleh air hujan. Kedua preman itu berhenti mengejar Rafa dan membiarkan Rafa berlari di tengah hujan deras.

"Kita urus bocah itu besok!" Mereka berdua berbalik arah dan pergi untuk berteduh.

Rafa sendiri masih berlari dan tidak menyadari jika kedua preman tadi sudah tidak mengejarnya lagi.

Sedangkan Rafa terus berlari ke arah jalanan besar berharap preman itu tidak mengejarnya lagi.

Pandangan Rafa kurang fokus karna tetesan air hujan yang menerpa wajah manisnya. Di depan sana, tepatnya di perempatan jalan sebuah mobil melaju ke arah Rafa dan Rafa semakin berlari ke arah depan.

***


Gerimis mulai turun membasahi jalanan yang di lewati Marko.

Setelah sampai di rumah, Marko langsung membersihkan tubuhnya dan berniat istirahat sebentar sampai jam makan malam, namun Ia harus terbangun karna teringat satu berkas penting nya tertinggal di perusahaan.

Detik itu juga Marko berbegas kembali ke perusahaannya walaupun masih menggunakan pakaian rumahan.

Marko masuk ke dalam mobil dan meninggalkan halaman rumah.

Jalanan sore ini sangat ramai oleh kendaraan besar.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama, akhirnya Marko memilih jalan lain untuk sampai di perusahaannya.

"Sial, kenapa harus tertinggal?!" Marko memukul pelan setir mobil dengan perasaan kesal.

Sudah 15 menit berlalu dengan cepat, mobil yang di kendarai Marko telah sampai di gedung perusahaan.

Marko keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk gedung, di dalam gedung ternyata masih banyak karyawan yang berlalu lalang dan menatap Marko dengan heran, pasalnya tadi bos mereka itu sudah pulang kenapa sekarang di kantor dengan pakaian rumahan.

"Selamat sore, Pak Marko."

Beberapa karyawan menyapa Marko dengan sopan.

Marko menggangguk membalas sapaan para karyawannya.

"Jika saja bukan berkas penting, aku lebih memilih tidur," gerutu Marko pelan sambil berjalan ke arah lift.

Ting

Pintu lift terbuka di lantai 14.

Marko berjalan ke arah pintu kaca paling ujung dan masuk ke dalam, Ia mengambil berkas yang tersimpan paling atas di meja kerja.

Setelah mendapatkan berkas tersebut akhirnya Marko bisa pulang dan melanjutkan acara tidurnya yang tertunda.

Ternyata di luar sudah tidak gerimis tapi malah hujan deras.

Astaga kenapa hari ini Ia sial sekali, batin Marko kesal.

Bukannya menunggu sampai hujan reda, Marko malah nekat menembus air hujan dan masuk kedalam mobil dengan pakaian setengah basah.

Marko menjalankan mobilnya dan keluar dari area perusahaan. Pandangan Marko begitu tajam melihat jalanan kota yang mulai sepi karna hujan semakin deras.

Tepat di persimpangan jalan seseorang berlari berlawanan dengan mobil milik Marko.

"Sekarang apalagi, huh?"

Tin!

Bruk!

- To be continued -

Note ; vote komennya jangan lupa yaww
Minimal 1k komen lah ya

RAFANO ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang