13 : Keluarga Besar (2) ✔

17.1K 2.2K 396
                                    

Maaf kalo part ini gak jelas.

Terima kasih, buat kalian semua yang udah luangin waktu untuk vote dan komen di cerita ini.

Terima kasih banyak, untuk kalian yang tetep stay dan selalu nunggu Rafa update!

Love u sekebon buat kalian 💓💓

• RAFANO ZAYAN •

• RAFANO ZAYAN •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa ini?"

Semua yang berada di ruang santai menoleh ke arah pintu masuk, mereka memandang penuh kagum sosok pemuda yang berdiri dengan setelan jasnya.

"Austin kau sudah pulang? Bukankah perusahaan membutuhkanmu?" Amberlee hendak menyentuh pundak Austin namun pemuda itu menghindar dan berakhir Amberlee yang menyentuh angin.

Austin tetap dengan wajah datarnya dan berkata, "Sekarang Rafa sudah menjadi bagian dari keluarga Immanuel," Austin menatap Amberlee, "dan sopanlah saat berbicara di tempat orang lain," ujarnya. Pemuda ini bersikap seakan Ia sudah menerima sepenuhnya kehadiran Rafa.

Amberlee membuang muka begitu tahu sulung Marko kini menatapnya dengan tatapan mematikan khas keturunan Immanuel.

"Semua yang tante bicarakan adalah fakta, bahwa bocah ini," Amberlee menunjuk Rafa yang berdiri diantara Alvin dan Alan, "dia hanya anak pungut dan orang asing disini," ujarnya tidak mau kalah.

Alvin tidak tahan lagi mendengar pembicaraan orang dihadapannya ini. Kenapa pula wanita yang berstatus sebagai tantenya ini malah meributkan hal yang tidak penting, Kakeknya saja bahkan tidak masalah ketika sang Ayah ingin mengadopsi Rafa.

Fyi, Herdian sudah tahu jika Marko mengadopsi anak laki-laki dan Ia mengijinkannya.

"Tante juga orang asing disini jika saja Om Andres tidak menikahi Tante," ucap Alvin.

"Kau!" Amberlee menunjuk wajah Alvin dengan geram.

"Berani sekali kau menunjuk wajah Cucu ku!" Bentak Herdian. Paruh baya itu berjalan ke arah keributan dan berdiri di samping Austin.

Herdian menepis jari telunjuk Amberlee menggunakan tongkatnya.

"Shh A-ayah, aku tidak bermaksud seperti itu," sergah Amberlee.

Herdian mengibaskan tangannya dan berkata, "Temui Istriku di belakang dan jangan mencampuri urusan orang lain." ucap Herdian penuh penekanan.

Wajah Amberlee memerah menahan malu, perempuan itu berlalu pergi setelah mendapat pengusiran dari sang mertua.

Setelah kepergian Amberlee, Herdian menampilkan raut wajah penuh dengan senyuman di hadapan para Cucunya.

RAFANO ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang