12 : Keluarga Besar ✔

22.6K 2.5K 632
                                    

"Tidak selamanya semua orang akan selalu menerima keberadaan kita."

-000-


12 ; Keluarga besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12 ; Keluarga besar

Tidak terasa 6 hari berjalan begitu cepat. Sekarang adalah hari kamis, hari ini semua keluarga besar Immanuel akan hadir di Mansion besar milik Marko, tepatnya pukul 3 sore mereka semua akan tiba dan menginap 1 malam.

Selama 6 hari itu pula Rafa selalu gelisah memikirkan kemungkinan yang akan terjadi jika Ia menampilkan eksistensinya sebagai anak angkat dari keluarga kaya ini.

Ada dua kemungkinan yang terpikirkan oleh Rafa, yang pertama mereka akan menerima Rafa dengan tangan terbuka, dan yang kedua mereka mengusirnya dengan kejam.

Aih, mana mungkin mereka mengusirnya 'kan? Sementara Marko dan anak-anaknya memperlakukan Rafa dengan sangat baik, Batin Rafa.

Sedang asik melamun Rafa dikagetkan dengan tepukan ringan di pundaknya.

"Pah?" ucap Rafa saat melihat orang yang menepuk pundaknya.

"Kenapa melamun, Raf?"

Rafa menggeleng. "Rafa gak melamun kok," ujarnya singkat.

Marko menggiring Rafa untuk duduk bersamanya di sofa besar yang berada di ruang santai.

Marko menggiring Rafa untuk duduk bersamanya di sofa besar yang berada di ruang santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gausah tegang begitu, keluarga Papa nggak akan gigit kamu." ucap Marko seakan bisa membaca pikiran bocah yang berada di sampingnya.

Rafa tertawa canggung menutupi kegugupannya.

"Keluarga Papa datang nanti sore 'kan?" tanya Rafa.

Bukannya menjawab pertanyaan Rafa, Marko malah mengucapkan hal lain, "Keluarga kita, bukan keluarga Papa," ujarnya sedikit kesal.

"I-iya keluarga kita maksudnya, Pa," ulang Rafa.

"Mereka akan datang jam 3 sore, ah iya Papa akan memperlihatkan wajah mereka padamu," Marko merogoh saku celananya dan membuka galeri ponselnya. "Lihat ini, yang memegang tongkat ditangannya dia Herdian---Kakekmu, disebelah Kakekmu adalah Nenekmu," ujarnya dengan memperbesar wajah kedua orang tuanya.

RAFANO ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang