TIPS MENULIS #129 : Memperbaiki Cerita

403 39 15
                                    

Masih lanjut dari bab kemarin tentang cara membuat cerita yang bagus. Kalau kamu belum baca, silahkan baca dulu ya! :)

1. Awali cerita sedekat mungkin dengan akhirnya.

Pembaca tidak perlu membaca semua peristiwa yang mengarah ke masalah tokoh. Pembaca ingin melihat ringkasan hidup tokoh. Pilih insiden pemicu yang dengan cepat menggiring pembaca ke dalam plot. Ini memastikan cerita tidak bergerak lambat.

Sebagai contoh, memulai cerita dengan Ester berjalan menuju rumah sakit lebih baik daripada ketika dia mendaftar kuliah kedokteran. Akan tetapi, mungkin lebih baik lagi jika dimulai dengan adegan dia sampai di rumah sakit.

2. Masukkan dialog yang mengungkap sesuatu tentang tokoh.

Dialog akan memecah paragraf, membantu mata pembaca untuk terus bergerak ke bawah halaman. Selain itu, dialog menceritakan pikiran pembaca dengan kata-katanya sendiri tanpa harus memasukkan banyak monolog internal. Gunakan dialog di sepanjang cerita untuk menyampaikan isi pikiran tokoh. Akan tetapi, pastikan tiap dialog menggerakkan plot.

Sebagai contoh, dialog seperti ini akan menunjukkan bahwa Ester frustrasi: "Tapi saya mahasiswa nomor satu di kelas," Ester memohon. "Kenapa mereka yang boleh memeriksa pasien, bukan saya?"

3. Bangun ketegangan dengan membiarkan peristiwa buruk terjadi pada tokoh.

Memang sulit membiarkan tokoh baik dijahati, tetapi cerita akan membosankan jika tidak ada peristiwa buruk. Berikan rintangan atau kesulitan yang menjauhkan tokoh dari keinginannya. Dengan demikian, ada sesuatu yang harus diselesaikan supaya dia mendapatkan keinginan tersebut.

Sebagai contoh, dilarang masuk ke rumah sakit sebagai dokter merupakan peristiwa mengerikan bagi Ester. Dipegangi oleh satpam juga sama menakutkan baginya.

4. Rangsang pancaindra pembaca dengan memasukkan detail sensoris.

Gunakan indra penglihat, pendengar, perasa tubuh, pencium, dan pengecap untuk melibatkan pembaca dalam cerita. Buat latar lebih dinamis dengan menunjukkan suara yang akan didengar pembaca, aroma yang akan mereka cium, dan sensasi yang akan mereka rasakan. Ini akan membuat cerita lebih menarik.

Misalnya, Ester beraksi pada aroma rumah sakit atau suara "bip" mesin.

5. Gunakan emosi untuk melibatkan pembaca.

Usahakan membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan tokoh. Caranya, hubungkan apa yang dialami tokoh dengan sesuatu yang universal. Emosi akan menarik pembaca ke dalam cerita.

Misalnya, Ester berusaha sangat keras hanya untuk ditolak karena masalah teknis. Kegagalan seperti itu pernah dialami oleh banyak orang.

Mengakhiri dan Menyelesaikan Cerita

1. Sisihkan cerita yang sudah jadi paling tidak sehari sebelum direvisi.

Sulit merevisi cerita langsung setelah selesai karena Anda tidak akan bisa memperhatikan eror dan kesenjangan dalam plot. Biarkan dahulu satu atau beberapa hari supaya Anda bisa memeriksa lagi dengan pikiran segar.

Anda bisa mencetaknya supaya bisa melihat dari perspektif berbeda. Silakan dicoba dalam langkah revisi.

Mengesampingkan cerita sebentar memang bagus, tetapi jangan terlalu lama hingga Anda kehilangan minat.

2. Baca dengan bersuara untuk mendengarkan bagian yang perlu diperbaiki.

Dengan suara keras, Anda bisa mendapatkan perspektif beda. Ini membantu Anda menemukan bagian alur yang tidak lancar atau kalimat yang bertele-tele. Baca dan catat bagian yang perlu direvisi.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang