14

29 4 0
                                    

••••••His smile warms me but know that smile is not for me, but for others

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







His smile warms me but know that smile is not for me, but for others

-Asyhila-



Tidak ada yang mengetahui apa yang kita kadang tunjukan dengan apa yang kita lakukan. Kadang seseorang bisa melakukan sesuai hati maupun pikirannya.

Namun, apa jadinya kalau kita melakukan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan pikiran kita. Tapi, sejalan dengan hati kita?

Setelah kejadian yang menimpa tadi pagi. Syhila dan Andra seolah menjadi canggung kembali ketika bertemu. Karna kejadian tadi pagi, laki-laki itu seolah menjadi agak pendiam dan sangat lebih irit bicara. Walau kenyataan memang seperti itu, tetapi bagi Syhila ini sedikit berbeda.

Aneh!

Sejauh Syhila menjalani tugasnya menjadi wakil ketua osis, gadis itu tak banyak mengetahui hal-hal aneh yang ia sendiri pun tidak tahu.

Jam istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Jika semua orang setelahnya pergi ke kantin dengan mengisi perutnya, lain halnya dengan para semua anggota OSIS tengah berkumpul dengan membentuk yang melingkar.

"Semuanya udah jelaskan? Temanya tentang kegiatan pramuka sama demokrasi Indonesia." jelas Kania, gadis yang bertubuh ramping itu.

"Dan kedua tema tersebut harus ada sangkut pautnya." sambung Kania kembali.

Kali ini semua anggota osis disuruh membuat papan mading dengan tema yang sudah disebutkan tadi. Waktu mereka hanya 3 hari untuk membuat itu, pasalnya setelah selesai mading itu akan dibawa dan dipresentasikan oleh salah satu anggota osis nantinya dilomba acara mading terbaik antar sekolah.

Semua orang mendengarkan dengan rinci dan detail apa yang sang ketua rencanakan sebelum mading dibuat.

Farand, cowok berkulit sawo matang manis itu langsung mengambil alih ketika masuk ke pembagian tugas permasing-masing antar OSIS.

"Dira, Vivi, sama Kania bagian ambil foto." ujar Farand menatap ketiga orang itu.

Yang disebut hanya mengangguk patuh lalu menyingkir dan membuat kelompok masing-masing.

"Oh ya, bagian tulis menulis Sinta sama Dena aja." ujar Farand menatap kedua gadis dihadapannya.

"Tulisnya tangan atau ketik aja, Ran?" tanya Sarah.

Farand menatap Andra sang ketua yang sedari tadi hanya diam. "Menurut, lo gimana Ndra?"

"Ketik." singkat Andra dan diangguki keduanya.

"Kelompok bahan dan buat nata, ada sekitar 5 orang. Siapa yang bersedia?" tanya Farand menatap anggota yang kini tinggal sedikit.

Tak butuh waktu lama, tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan langsung mengangkat tangannya bersedia.

Asyhila (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang