•
•
•
•
•
•
Benar atau tidaknya kamu. Maka kamu akan selalu salah dimata orang yang membencimu.-Asyhila-
Baru selangkah Syhila berjalan berlalu dari Aurel. Gadis itu langsung ditarik kembali sehingga hampir terjerambab ke belakang.
Syhila meringis pelan karna Aurel menarik lengannya tepat dibagian memar tangan gadis itu.
Bersedekap dengan angkuh. Aurel meniliti wajah Syhila. Lebam diwajahnya sudah tidak terlihat lagi,hanya ada beberapa luka parut dibagian pelipis dan pipi serta luka memar yang masih tampak terlihat.
"Pulang sama siapa, lo?" ujar Aurel berusaha tidak berteriak dihadapan gadis ini sekarang juga. Karena Riana saat ini ada didalam rumah jadi Aurel harus mengontrol diri supaya tidak berbuat kasar kepada gadis dihadapannya ini.
Aurel menatap Syhila tajam. Bisa-bisanya gadis itu pulang dengan temannya. Pikir Aurel.
Raut wajah sangar Aurel membuat Syhila takut untuk jujur. Namun gadis itu tidak mempunyai bakat untuk berbohong.
Menarik nafas sebentar gadis mungil itu mulai bersuara.
"Temen, Kak." jawab Syhila takut-takut.
Mata Aurel membulat. "Apa? Lo, gila! Gue udah bilang jangan sampai ada temen, lo Yang tau!" bentak Aurel tertahan.
Syhila meremas tangannya gugup. "Tapi, dia udah jan-
"Alah! Bullshit! Gue gak mau tau. Sampai ada yang tau awas aja, lo." ancam Aurel dengan amarahnya.
Gadis manis itu sudah menutup matanya bersiap menerima apa yang akan Aurel lakukan kepadanya.
Sebelum tangan Aurel melayang ke pipi mulus Syhila. Suara Riana sudah terlebih dahulu mengintrupsi.
"Syhila? Kamu udah pulang, sayang." suara Riana yang terdengar dari pintu depan.
Aurel mengurungkan niatnya, menatap Syhila tajam lalu meninggalkan Riana dan Syhila diluar.
"Kenapa sama Kakak kamu?" tanya Riana bingung.
Syhila menghampiri Riana lalu mencium punggung tangan wanita itu. "Gak papa, kok bun, cuma masalah kecil." jawab Syhila tersenyum.
Tangan wanita itu terulur untuk menyentuh wajah anak gadisnya itu. "Ini, kenapa? Kamu kenapa, sayang?" ujar Riana khawatir.
Syhila langsung menutupi luka parut dibagian pipi dengan rambutnya.
Menggeleng pelan guna tidak membuat sang ibu khawatir. "Gak papa kok, bun. Cuma jatoh tadi disekolahan." alibi gadis itu sambil tersenyum
"Ya ampun, makanya hati-hati. Pokoknya bunda gak mau lagi kamu luka-luka kek gini." ujar Riana posesif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyhila (ON GOING)
Ficção AdolescenteBercerita tentang Asyhila Nurqyah Arabella gadis yang polos, lugu, manis dan tidak lupa akan senyuman cerianya ke semua orang. Namun dibalik keceriaan yang gadis alami ini memiliki penderitaan yang enggan untuk berbicara kepada siapapun. Namun secar...