•
•
•
•
•
•
Ada luka yang tidak bisa didiskripsikan oleh apa pun.-Asyhila-
Sepertinya malam ini udara cukup mencekam. Kabut awan yang bergumpal menandakan sepertinya akan ada hujan yang turun malam ini.
Gadis mungil itu duduk dipintu balkon kamarnya. Hanya lewat pintu kaca itu gadis itu mendongak ke atas melihat rintikan hujan yang mulai turun.
Gadis itu anti kedingingan atau tidak bisa kena angin malam atau juga kedinginan berlebihan karna ia bisa sakit saat itu juga.
Dan benar hujan pun langsung turun dengan derasnya. Mengguyur semua yang ada diluar sana.
Tak punya ponsel itu dimainkan seperti orang kebanyakan, gadis itu mengambil sebuh pena dan buku kecil yang sepertinya catatan gadis itu.
Entah apa yang gadis itu tulis. Hanya air mata yang turun seirang turunnya hujan itu.
"Heh, anak pungut. "gadis mungil yang awalnya ingin menuju dapur pun terhenti ketika mendengar suara itu.
Memaksakan senyum gadis itu berjalan gontai dan memaksakan senyumnya walaupun hatinya sangat sakit ketika mendengar panggilan itu.
"Iya, Kak?"jawab gadis itu sebiasa mungkin.
"Bikinin gue minum, teh panas. Inget airnya harus yang panas!" tegas gadis yang bersandar di sofa itu.
Syhila, gadis mungil itu hanya mengangguk pelan lalu mengerjakan apa yang Aurel minta tadi.
"Buruan. " teriak Aurel dari ruang tamu.
Syhila membawa nampan itu agak tergesa-gesa karena mendengar teriakan Aurel.
"Lama." semprot Aurel saat Syhila menaruh nampan itu.
Belum sempat Syhila menarik tangannya dari nampan itu segelas teh panas itu langsung mengguyur tangan gadis itu.
Byurr!
Syhila menggigit bibir dalamnya menahan panas yang menyentuh permukaan kulitnya. Syhila diam merasakan panas itu semakin menjalar ke permukaan kulitnya. Aurel tersenyum miring melihat hal itu.
"Sakit, ya? Kasian, rasain." ketus Aurel lalu melenggang pergi.
Syhila langsung berlari ke dapur dan mengguyur tangannya dengan air dingin. Tetapi rasa panas itu masih ada dan sepertinya tangannya sebentar lagi akan membiru akibat air panas itu.
Syhila langsung menghapus air matanya yang terus-terusan jatuh. Ia menatap tangan kirinya yang agak membengkak padahal sudah ia berikan salep saat itu.
Gadis itu beranjak menuju kasurnya untuk tidur. Ia berharap malam ini bisa tidur nyenyak tanpa merasakan sakit ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyhila (ON GOING)
Teen FictionBercerita tentang Asyhila Nurqyah Arabella gadis yang polos, lugu, manis dan tidak lupa akan senyuman cerianya ke semua orang. Namun dibalik keceriaan yang gadis alami ini memiliki penderitaan yang enggan untuk berbicara kepada siapapun. Namun secar...