7

33 11 0
                                    

••••••Seolah ada keajaiban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Seolah ada keajaiban. Dia datang dan mengeluarkanku dari kegelapan sementara.

-Asyhila-





Jalan cerita hidup tidak ada yang tahu. Kita hanya bertugas menjalaninya tanpa mengeluh serta menerimanya lapang dada.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Entah itu hal baik maupun hal buruk. Dan ketika salah satunya terjadi, kita hanya bisa menerimanya sebagai jalan cerita kita. Dan, sepertinya salah satu hal itu terjadi kepada gadis mungil itu.

Diseret seperti anak kucing dan didorong hingga tubuh gadis itu membentur tembok gudang sekolah. Debu langsung menyerbu indra penciuman gadis itu sehingga gadis mungil itu terbatuk-batuk.

"Bego!" umpat Aurel, sang pendorong gadis mungil itu.

Syhila, gadis itu hanya bisa pasrah saat Aurel menarik lengannya kasar dan menjambak rambutnya.

"Lo sengaja, kan?!" bentak Aurel tak tau kasihannya menjambak kasar rambut Syhila.

Syhila menggeleng lemah, "Mak-s-ud, Ka- Belum selesai Syhila berucap, Aurel sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Lo sengaja, kan nyalahin tugas gue?! Supaya gue gak dapet nilai tinggi, ya kan?!" ujar Aurel penuh emosi. Gadis itu mencengkram kuat rambut Syhila menyalurkan rasa kesal serta emosinya.

Aurel sangat ingat betul, tugasnya mendapatkan nilai 90 bukan 100. Walaupun cuma salah satu Aurel tidak terima itu dan menuding Syhila yang pasti sengaja menyalahkannya.

Aurel mendorong Syhila hingga gadis itu kembali terjerembab ke bawah. "Mati aja, lo sana." bentak Aurel marah.

Syhila terisak. Hanya karena tidak mendapat nilai sempurna, Aurel memukulinya seperti ini.

Air mata itu sudah membasahi pipi yang agak membiru akibat tamparan keras dari Kakaknya itu.

"Syhila, gak sen-gaja K-kak, maaf." ucap gadis itu terbata.

Gadis iblis. Mungkin itulah yang cocok
menggambarkan Aurel saat ini. Dengan kasarnya Aurel kembali menampar serta menendang kaki Syhila hingga membuat gadis itu memekik kesakitan.

"Aww! Sakit, Kak." pekik Syhila tertahan akibat suara isak tangisnya.

Aurel tak peduli. Baginya hanya disekolah yang bisa membuat gadis itu menderita sepuasnya.

Belum sempat kaki Aurel menyentuh tubuh Syhila. Suara dingin itu sudah terlebih dahulu bersuara.

"Lo sentuh dia sekali lagi, gue pastiin kaki lo gak bakalan berfungsi detik ini juga." kedua gadis itu serempak menoleh ketika mendengar suara itu.

Aurel, gadis itu sudah pucat ketika melihat siapa yang berbicara.

Andra!

Pria yang terkenal dengan kedinginannya serta ketidak peduliannya terhadap sekitar kini berada tepat dibelakangnya.

Asyhila (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang