Happy reading ⬇️
Ara membuka pintu rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama berada di kota ini.
Yogyakarta adalah kota tujuan mereka dan rumah minimalis berlantai satu ini adalah rumah mereka sekarang."Maaf ya ci, rumahnya gak besar."ucap Ara saat mereka masuk kedalam rumah.
Shani tersenyum dan menggelengkan kepalanya kemudian mencium pipi Ara .
"Ini cukup Ra. Ini juga udah besar kok buat kita."jawab Shani.
Shani berjalan berkeliling melihat-lihat isi rumah. Ada 3 kamar dan satu kamar mandi di dekat dapur. 2 kamar lengkap dengan kamar mandi didalamnya dan 1 kamar tanpa kamar mandi. Dapur yang cukup luas lengkap dengan meja makan dan kursinya. Ruang tamu yang juga cukup luas lengkap dengan sofa dan juga meja serta TV yang ada disana. Rumah ini di jual lengkap dengan segala perabotan nya.
Shani berjalan kearah pintu belakang dan membukanya. Terlihat halaman belakang rumah yang cukup luas dengan adanya gazebo disana dan 2 pohon mangga dekat tembok pembatas rumah.
"Cici suka sama rumahnya?"tanya Ara yang kini sudah memeluk Shani dari belakang dengan tangannya yang melingkar di perut Shani.
Shani mengusap-usap tangan Ara yang memeluk perutnya dan mengangguk.
"Suka banget Ra. Sesuai dengan bayangan Cici."jawab Shani.
"Syukurlah kalau Cici suka"Ara mengelus-elus perut rata Shani.
"Kita bangun mulai dari nol, dari awal ya ci. Bersama-sama apapun yang terjadi, apapun keadaannya, apapun situasinya kita harus terus bersama-sama."Shani mengangguk membalas ucapan dari Ara.
Shani sangat beruntung meski Ara satu tahun lebih muda darinya, namun Ara bisa menjadi pribadi yang dewasa dalam menyikapi keadaan. Shani tau mereka masih akan memulai dan Shani yakin jika kedepannya akan lebih banyak lagi hambatan yang akan mereka hadapi.
"Masuk yuk, Cici harus istirahat. Pasti capek"ajak Ara.
"Ara gak mau Cici dan calon anak kita kenapa-kenapa."Ara menuntun Shani menuju kamar mereka.
Shani merebahkan tubuhnya di ranjang, tubuhnya memang sangat lelah karena perjalanan mereka yang panjang dan jauh, apalagi mereka kesini menaiki mobil bukan pesawat. Ara memeluk Shani dan mengusap-usap punggung Shani agar cepat tidur, setelah cukup lama akhirnya mereka sama-sama tertidur dengan Ara yang memeluk Shani.
~
Shani sedang sibuk memasak di dapur untuk sarapan mereka. Setelah masakannya selesai dan menatanya di atas meja makan, Shani berjalan kearah kamar untuk membangunkan Ara.
(Guys disini author buat Shani dan Ara udah nikah ya)
Ceklek
Shani melihat Ara yang sudah rapi dengan setelan kantornya.
"Aku fikir belum bangun"ucap Shani seraya berjalan mendekat.
Ara tersenyum kemudian menjulurkan tangannya yang terdapat dasi.
"Pakein"pinta Ara.
Shani mengambil dasi itu dari tangan Ara kemudian memasangkannya di baju kemeja yang Ara pakai. Sedangkan Ara menatap intens wajah cantik istrinya itu.
"Dah selesai"senang Shani.
Cup
Ara mencium sekilas bibir Shani yang membuat Shani terkejut dan menatap Ara dengan sebal.
"Dasar. Pagi-pagi udah cium-cium aja sih"kesal Shani.
Ara tertawa melihat ekspresi wajah Shani yang lucu menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kakak 🚫🔞
Short Storykenapa harus memiliki rasa ini , jika pada akhirnya tak bisa tuk saling memiliki. segala rintangan bahkan keluarga yang jadi penghalang. hanya bisa menyimpan dan memendam, hingga tuhan yang akan menyatukan. __________________________________ Cerita...