Happy reading ⬇️
Plaakk
Ayah, bunda, Desy dan Okta terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi di ruang keluarga. Shani menampar Ara di depan anggota keluarganya yang lain.
"Shani! Apa-apaan ini sayang?"ayu sang bunda mendekati Shani.
Ara hanya diam tak bergerak. Menunduk tak berani menatap wajah kakaknya yang sedang menatapnya tajam dengan amarahnya.
"Kalau gak tau apa-apa, gak usah sok-sokan."ucap Shani dengan marah.
"Udah merasa hebat hah?!"
"Merasa jadi jagoan hah?!"
Shani mengepalkan tangannya. Kemudian pergi keluar rumah. Shani tak menghiraukan panggilan dari sang bunda yang terus memanggilnya.
Satya mendekati Ara. Menepuk bahunya yang membuat Ara menoleh dan menatap ayahnya.
"Maaf yah."lirih Ara.
Sang ayah menepuk-nepuk bahu anaknya memberikan semangat.
"Kejar Ra. Cari Cici mu. Ini sudah malam. Ayah takut Cici mu kenapa-kenapa."suruh sang ayah.
Ara mengangguk kemudian segera pergi keluar rumah, menyusul sang kakak. Mencarinya sampai Cici nya ketemu.
Ara mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang dengan mata yang melihat sekelilingnya guna mencari sang kakak. Sudah hampir setengah jam Ara mencari kakaknya namun belum berhasil menemukan Shani kakaknya.
Dengan insting nya Ara melajukan motornya di suatu tempat yang saat ini berada di fikirkan nya. Setelah menempuh waktu 20 menit Ara menghentikan motornya di pinggir jalan. Turun dari motor dan melepaskan helm nya. Ara berjalan ke tempat yang menjadi tujuannya saat ini.
Dari tempatnya berdiri saat ini Ara dapat melihat seseorang yang sedari tadi dicarinya sedang berdiri di dekat danau. Ara kemudian berjalan mendekat dan memeluk tubuh seseorang itu dari belakang.
"Maaf"ucap Ara lirih.
Tak ada jawaban dari seseorang itu. Membuat Ara semakin memeluk tubuh itu erat.
"Ci. Ara minta maaf."ucap Ara lagi.
Terdengar helaan nafas dari seseorang itu. Shani membalikkan badannya dan menatap wajah Ara. Tangannya terulur dan mengusap sudut bibir Ara yang lebam.
"Assh"rintih Ara saat jempol Shani menyentuh sudut bibirnya yang terluka.
"Apa masih sakit?"tanya Shani yang melihat Ara menahan sakit.
Ara mengangguk.
"Sedikit ci."jawab Ara.
"Makanya jangan sok jadi jagoan"ucap Shani sinis.
Ara mengerucutkan bibirnya setelah mendengar ucapan dari sang kakak.
"Bukan sok jagoan ci. Ara emosi"jawab Ara dengan cemberut.
Shani yang mendengar itu hanya mengerutkan keningnya bingung.
"Emosi kenapa? Karena dia jalan dengan istrinya?"
"Itu wajar Ara. Mereka sepasang suami istri"
Ara menundukkan kepalanya saat Shani berbicara. Shani menghembuskan nafasnya, menangkup kedua pipi Ara dan mengusapnya.
"Jadi?"tanya Shani.
"Ara marah, Ara emosi waktu liat dia bermesraan dengan wanita lain, apa lagi saat tau jika mereka sepasang suami istri."
Shani mendengarkan penjelasan dari adiknya itu tanpa menyela sedikitpun.
"Kenapa dia mendekati Cici sedangkan dia sudah menikah."ucap Ara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kakak 🚫🔞
Short Storykenapa harus memiliki rasa ini , jika pada akhirnya tak bisa tuk saling memiliki. segala rintangan bahkan keluarga yang jadi penghalang. hanya bisa menyimpan dan memendam, hingga tuhan yang akan menyatukan. __________________________________ Cerita...