4. Tanggung Jawab

1.3K 188 11
                                    

Yujin tergeletak di atas matras sembari berteriak kuat. Tangannya sakit bukan main. Gaeul segera menghampiri Yujin dan melihat apa yang terjadi. Ternyata..

Tangan kanan Yujin patah.

"TELFON AMBULAN!" Teriak Gaeul.

Kazuha yang melihat kondisi Yujin hanya diam terpaku. Tak menyangka bahwa tangan Yujin bisa sampai patah. Tapi rasa bersalah yang ia rasakan hanya sedikit. Selebihnya adalah rasa puas karena bisa memberi pelajaran pada Yujin.






Tak lama kemudian ambulan tiba. Yujin segera dilarikan ke rumah sakit. Orang tua Yujin juga telah dihubungi. Ibunda Yujin segera menyusul ke rumah sakit sementara ayahnya ke sekolah.

Pria dengan perawakan tinggi dan wajah penuh amarah itu melangkah ke ruangan kepala sekolah.

BRAK!

Seorang pria yang berada di ruang kepala sekolah seketika menoleh.

"Loh?"

"MANA BOCAH TENGIL YANG MATAHIN TANGAN ANAK GUA?!" teriaknya sembari menarik kerah kemeja kepala sekolah.

"Maksudnya? Anak lo sekolah sini?" tanya si kepala sekolah.

"Iya anjing. Cari cepet tu anak. Gue tunggu lima menit. Kalo tu anak gak kesini, gue pastiin ni sekolah besok tutup," ucap ayah Yujin.

"Kalem bang Jin. Anak lo kelas berapa?" tanya kepala sekolah.

"Mana gua tau," jawabnya.

"Lah,"

Kepala sekolah akhirnya bergegas keluar ruangan dan menghubungi Sakura selaku ketua osis.

"Sakura," panggilnya.

"Ah? Selamat siang pak Sehun," ucap Sakura seraya membungkuk.

"Tadi ambulans datang ke sekolah karna ada yang patah tangan ya?" tanya Sehun.

"Iya, Pak," jawab Sakura.

"Pelakunya siapa?" tanya Sehun.

"A-anu—"

"SIAPA?! KAMU PELAKUNYA?!"

"B-BUKAN PAK. PELAKUNYA ANAK BAPAK, KAZUHA," jawab Sakura.

"HAH?"

"Kelas berapa dia?" tanya Sehun.

"10 ipa 1 pak," jawab Sakura. Sehun mengangguk kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang osis.


Ternyata semua bapak bapak emang kaga tau spesifik kelas anak mereka.


Sehun akhirnya tiba di kelas yang dibilang Sakura tadi. Tanpa bicara banyak, dia langsung narik tangan Kazuha ke ruangannya.

Dan ya

Dia langsung disuguhi tatapan mematikan dari ayah Yujin, Ahn Seokjin.

"Kenapa sih, Pa?" tanya Kazuha ke ayahnya, Sehun.

"ANJING, ANAK LO?!" Umpat Seokjin. Pria itu seketika berdiri melihat realita yang terjadi di depan matanya.

"Hah?" Kazuha kebingungan.

"Anak an—"

"Anak gue jangan lo maki mulu su," Sehun memberi pembelaan pada putrinya.

"Oke,"

"Kenapa bisa tangan Yujin begitu?" tanya Seokjin, dia sedikit memelankan suaranya.

"Sparing," jawab Kazuha.

"Awal sekolah udah ada sparing - sparing? Sekolah gak—"

"Dia yang mulai," potong Kazuha.

"Dia nonjok aku di lapangan. Pelipis aku robek dikit. Jadi buat damainya, aku ajak sparing. Resiko dia lah kalah dari aku," jawab Kazuha. Sehun yang mendengar jawaban Kazuha seketika ketar - ketir.

"Gue tutup ni sekolah besok, serius,"

"Jangan gitu bang," Sehun merangkul Seokjin seolah meminta damai.

"Anak lo ini kurang ajar!"

"Emang dia siapa sih?" tanya Kazuha.

"Dia ini.. Om kamu," jawab Sehun.

"Suami dari kakak mama kamu, ngerti?" jelasnya.

Kazuha yang mendengar itu kaget setengah mati.

"Jadi Yujin.."

"Yujin sepupu gue?!"


"Yah lo pikir deh cara damainya, Hun. Ato lo bocah, lo pikirin cara damainya," ucap Seokjin pada Kazuha.

"Emang dari kecil akhlak lo minus ya, gatau sopan santun,"

Sehun sebenarnya emosi mendengar anaknya diroasting habis - habiskan oleh Seokjin, tapi mau bagaimana lagi?

"Ini baru gue ya bocah. Belum nenek lo, nenek Yujin juga," ucap Seokjin.

"Gini aja deh bang, selama masa pemulihan Yujin, biaya gue ur—"

"Duit gue cukup buat yang kek begitu," potong Seokjin.

"Denger dulu. Biaya gue urus dan Kazuha harus ngurus Yujin sampe dia pulih total," ucap Sehun.

"Pa—"


"Diem lo!" potong Seokjin.




"Oke sepakat," lanjutnya.





Tbc



DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang