22. Damai

1.2K 162 24
                                    

End nii wkwkwkwk

"Gue kalo digituin bakal pulang sih," ucap Kazuha sambil terkekeh pelan.




Kazuha segera menoleh ke arah lain seusai ia mengucapkan kalimat menjengkelkan itu. Ia sebenarnya tak tega memperlakukan Yujin seperti ini, tapi ia ingin Yujin setidak lebihnya merasa tak dihargai.

"Kalo gue bisa gue bakal pulang," ucap Yujin penuh kekesalan. Bagaimana lagi? Ia menebeng dengan Winter kesini.

"Ada ojol kali ah," balas Kazuha.

"Berisik," balas Yujin. Ia memilih menyantaikan diri di atas sofa. Kazuha yang melihatnya ternganga dengan tangan ia lipat di depan dada.

"Sumpah, lo tuh ya—"

"Anggap aja ini tuh cashback atas tinggalnya lo di rumah gue selama tiga bulan,"

Kazuha memilih tak menjawab. Ia meninggalkan Yujin di ruangan itu menuju tempat dimana Winter dan Ryujin tengah memainkan PS.

.
.
.
.
.

Sekitar lima belas menit, seorang pria berjaket hitam dengan strip hijau menekan bel rumah Kazuha. Kazuha segera melangkah menuju pintu dan membukanya. Kazuha menerima pesanannya dan si pengantar menerima upahnya.

"Nih ges, makan dulu," ucap Kazuha sambil menaruh makanan itu di atas karpet.

"Makan lesehan aja ya," ucap Kazuha, ia kemudian ke dapur untuk mengambil minum.

"Gue tau lo gak sejahat itu," batin Winter saat melihat ada empat kotak makan disini.

"Lo panggil Yujin sana Ryu," ucap Winter. Ryujin mengangguk saja. Ia memanggil Yujin tanpa menghampiri, alias dia berteriak.

Yujin yang merasa dipanggil langsung datang.

"Apaan?" Tanya Yujin.

"Sini makan, lo pasti laper kan," ucap Winter.

"Lah? Buk—"

"Kazuha tetep beliin lo," potong Winter. Yujin terdiam mendengarnya, ia kira Kazuha benar - benar sudah tak peduli padanya.

Tak lama Kazuha kembali. Membawa minum dan peralatan makan di atas nampan.

"Lo mau nontonin kami makan?" Tanya Kazuha. Sontak ketiga manusia itu mengerutkan dahinya.

"Gue makan emang dua porsi," ucap Kazuha.

Winter reflek menutup wajahnya ketika mendengar pernyataan Kazuha. Ia menyesali tindakannya yang langsung menyimpulkan hal ini.

Sementara Yujin?

Udah mau nangis.

"G-gue pulang aja deh," ucap Yujin. Suaranya bergetar, dia memang sedang menahan tangis.

Bukan cengeng, tapi yang kali ini benar - benar menyakiti hatinya.

Yujin bangkit, bergerak untuk pulang.



"Gue becanda," ucap Kazuha.

"Gue emang beliin buat lo. Itu makanan kesukaan lo," lanjutnya kemudian mengambil kotak makan untuk Yujin.

"Gue udah gak—"

"Sekarang lo paham rasanya kan?" potong Kazuha.

"Sakit kan?"

"Itu yang gue rasain selama ini, Jin. Keknya lo harus diginiin dulu biar tombol empati dan simpati lo aktif," ucap Kazuha.

"Gue gak marah ama lo. Gue cuma mau ngasih lo pelajaran,"

"Tapi tetep, gue gak berharap disukain balik kok,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gue balik duluan ya," ucap Winter diikuti oleh Ryujin.

"Oke, makasih udah mampir," ucap Kazuha sambil tersenyum. Kedua orang itu tersenyum kemudian melangkah pergi.

Sekarang tersisa Kazuha dan Yujin.

Yujin memang meminta Winter dan Ryujin pulang tanpanya. Ia akan menelepon Exy untuk menjemputnya nanti.

"Jadi.."

"Lo maafin gue, gue maafin lo," ucap Yujin.

"Ya ya ya, terserah lo aja," ucap Kazuha kemudian masuk ke dalam rumah. Yujin juga mengikuti langkah Kazuha.

"Bantuin gue beresin ps nya, kita mainin di kamar aja. Adem ada ac," ucap Kazuha. Yujin mengangguk, ia mengambil stik sementara Kazuha mencabut beberapa kabel disana.

"Skuy,"


Kini Kazuha dan Yujin berada di kamar Kazuha. Kamar Kazuha terlihat sangat polos. Tidak ada hiasan atau lukisan di dinding kamarnya.

"Main apa ni," ucap Yujin.

"Lo main sendiri aja deh, gue nonton aja," ucap Kazuha.

"Lah napa," tanya Yujin. Tapi tangannya sudah memilih game yang ia inginkan.

"Gapapa, mager aja gue," ucap Kazuha.

"Btw, gue ada stock minuman. Gue suka banget, saking sukanya gue ga ngasih kelen minum," ucap Kazuha. Ia melangkah menuju kulkas mini di kamarnya. Ia mengambil dua botol.

"Soda?" tanya Yujin.

"Iya, rasa buah tapi," ucap Kazuha. Dia memberikannya kepada Yujin.

Yujin menerima kemudian meneguknya.

"Enak sih, tapi ya ga gimana gimana banget," ucap Yujin.

"Iya kali ya? Selera orang beda - beda," ucap Kazuha.

.

"Jin?"

"Boleh gue nyatain perasaan gue sekali lagi?"

"Kalo lo tolak, gue gak bakal ngarep lagi,"




"Gu—"




















Kazuha tak lagi bisa melanjutkan ucapannya. Bibirnya sudah disumpal oleh Yujin dan Kazuha bisa merasakan manis dari benda itu.












Tbc

DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang