14. siapa top?

2K 189 9
                                    

Kini mereka bertiga sudah rapi dengan seragam sekolah. Mereka duduk di kursi ruang makan sembari menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh Exy.

"Yujin, Kazuha," panggil Exy.

"Iya?"

"Kenapa, Ma?"

"Pulang sekolah langsung balik ya, jangan kemana - mana," ucap Exy.

"Emang bakal ada apa?" tanya Yujin.

"Bakal ada acara ngumpul bareng keluarga. Bantuin mama masak," ucap Exy.

"Ohh, oke," jawab Yujin seadanya.


Usai sarapan, ketiganya berpamitan pada Exy dan Seokjin. Mereka berangkat menggunakan mobil dengan Winter sebagai supirnya.

"Lo gaada niatan belajar nyetir, Jin?" tanya Winter, berbasa - basi saja.

"Belum sih, lagian bonyok belum ngizinin," jawab Yujin. Winter hanya ber-oh ria kemudian kembali fokus pada jalanan.




Hening.



Tidak ada keributan di dalam mobil itu, tak seperti biasanya.

Saat sampaipun, Kazuha tak berbicara apapun. Dia langsung turun dari mobil dan melangkah lebih dulu.

"Nih kuncinya," ucap Winter sembari melempar kunci mobil kearah Yujin. Yujin dengan sigap menangkapnya.

"Duluan ya," ucap Winter.

"Bareng aja elah," ucap Yujin kemudian menyusul Winter.

Saat tiba di kelas, Ryujin sudah ada disana. Winter segera menghampiri Ryujin dan meminta seragamnya. Ryujin memberikan sebuah paper bag kepada Winter, Winter buru - buru melangkah ke toilet untuk mengganti pakaiannya.

Namun saat hendak memasuki toilet, ia berpapasan dengan seorang kakel yang lebih tinggi darinya.

"Kenapa ga pake seragam?" tanya kakel itu.

"Hehe, ini mau diganti," ucap Winter sambil menyengir.

"Bisa? Mau dibantuin?" tanyanya. Winter melengkungkan bibirnya ke bawah kemudian memukul pelan lengan kakel itu.

"Dasar mesum," Winter melangkah masuk ke toilet, si kakel juga ngikut. Dia menunggu di depan bilik toilet yang dipakai Winter.

Saat pintu bilik terbuka, gadis yang lebih tinggi kembali mendorong ke dalam, kemudian menutup pintu.

"Kamu ngapain sih?" ucap Winter pada kakak kelas yang tak lain adalah kekasihnya, Karina.

Chuu

Satu kecupan singkat mendarat di pipi Winter. Winter menunduk tersipu akan perlakuan kekasihnya itu.

"Fix, aku top," ucap Karina sambil tersenyum puas melihat Winter begitu merona saat ini.

"H-hah?! Enak aja. Aku top," balas Winter tak terima.

"Mana ada top kecik," balas Karina pula, tangannya memberi tepukan berulang pada kepala Winter.

"Ada!"

"Siapa?"

"Aku lah! Aku top! Wintop!" ucap Winter sambil menggembungkan pipinya.

"Gak meyakinkan," ucap Karina sambil menangkup pipi gembul Winter. Mata Winter memicing tajam, tangannya bergerak memegang pundak Karina kemudian dengan cepat membalik posisi.

Matanya menatap dalam pada kekasihnya itu, perlahan - lahan wajahnya semakin mendekat, hidung mereka nyaris bersentuhan.

Karina yang merasakan itu perlahan memejamkan matanya. Namun, hal yang ia harapkan tak kunjung terjadi. Akhirnya ia membuka mata dan mendapatkan tatapan penuh ledekan dari Winter.

DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang