Malam harinya, Kazuha terlihat sudah jauh lebih baik. Dia bahkan sudah tertawa ria bersama Yujin. Dia benar - benar menganggap hal yang terjadi tadi siang bukan hal besar.
"Kazuha, Yujin, kalian ganti baju agak rapih dikit ya? Trus kita makan malem," ucap Exy.
Tanpa banyak tanya, Kazuha mengajak Yujin kembali ke kamar. Membiarkan Yujin memilih pakaiannya sendiri kemudian ia bantu untuk memakaikannya.
"Kenapa disuruh rapih ya?" tanya Yujin.
"Gak tau," balas Kazuha.
Tak butuh waktu lama, keduanya sudah rapi dengan pakaian masing - masing.
©®yujjblue on twt
"Kok kita mirip ya?" Tanya Yujin ke Kazuha.
"Gak ada mirip - miripnya. Cakepan gue kemana - mana," balas Kazuha.
"Dih amjick,"
Kazuha tidak banyak menanggapi, ia mengajak Yujin buat makan malam, karena dia sangat lapar.
Yujin, Kazuha, dan Exy duduk di ruang makan. Wajah Exy nampak sedang menunggu seseorang karena matanya tak henti menatap jam dinding dan pintu secara bergantian.
"Mama nungguin siapa?" tanya Yujin.
"Nunggu papa kamu," ucap Exy. Mendengar hal itu, Kazuha reflek berdiri.
"Gak papa, Kazuha," ucap Exy.
"Gapapa tante, berdiri bikin sehat," jawab Kazuha.
Tak lama setelah itu, pintu terbuka. Menampilkan seorang pria dengan stelan formal melangkah mendekat. Exy berdiri, mengambil tas yang dipegang suaminya kemudian menyimpannya.
"Kenapa berdiri?" tanya Seokjin.
Kazuha diam tak menjawab. Takut salah ngomong.
"Duduk aja," ucap Seokjin. Suaranya sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Dia berbicara dengan lebih lembut. Kazuha dengan ragu duduk dan benar saja, Seokjin tak lagi memarahinya.
"Mama udah cerita banyak, kalian udah akrab ya? Hitungan beberapa hari doang," ucap Seokjin.
"Denger, Zuha. Om kayak gitu karena mau ngasi efek jera doang, biar kejadian yang sama gak keulang lagi. Om sayang kamu kayak anak om sendiri kok," ucap Seokjin sambil tertawa kecil. Kazuha ngikut ketawa aja, takut disembelih.
"Tunggu apalagi? Ayo makan," ucap Exy yang baru saja kembali. Ketiganya terlihat bersemangat. Langsung saja semua hidangan di atas meja di lahap oleh mereka.
Selagi makan, Kazuha tak bisa menyembunyikan air matanya. Dia benar-benar terharu dengan suasana keluarga ini.
Melihat bagaimana mereka bercengkrama, Exy yang sedang menyuapi Yujin, Seokjin yang berulang kali melempar lelucon yang tidak lucu, dan lain sebagainya.
Dia mengusap air matanya kemudian tersenyum.
"Rasanya gak mau pulang. Gak papa deh jadi babu Yujin selamanya,"
***
Selesai makan, Seokjin meminta Yujin dan Kazuha untuk pergi ke ruang tamu. Tampaknya akan ada seseorang yang datang.
"Kazuha, semuanya bakal diselesaikan hari ini. Tante minta tolong jujur ya? Jangan takut," ucap Exy seraya mengelus pipi Kazuha.
"Ni ada apaan si," batin Yujin.
Ting nong
Bel rumah berbunyi. Exy berdiri kemudian melangkah membuka pintu. Yujin dan Kazuha menoleh ke arah pintu dan seketika senyum Yujin merekah.
"OMAAA!!" ucap Yujin kemudian berlari menghampiri wanita paruh baya yang ia panggil oma itu.
"Yujinn cucu omaa," ucap wanita itu, Suzy.
Kazuha yang melihat dari kejauhan hanya bisa tersenyum, "lucu ya Yujin bareng neneknya," batinnya.
Eh
Bentar
Yujin.. neneknya
Nenek gue juga dong?!
Kazuha langsung saja bangkit dan melangkah mendekat. Suzy tersenyum simpul kemudian mengelus pipi Kazuha dan Yujin.
"Cucu oma udah gede," ucap Suzy.
"Sini, mah, kita duduk," ucap Exy. Suzy tersenyum kecil, ia melangkah menuju sofa ruang tamu dan duduk. Diikuti oleh yang lain.
Kazuha yang sedari tadi tersenyum lebar mendadak kehilangan senyumnya. Sepasang wanita dan pria berpakaian formal datang.
Ya, mereka adalah Sehun dan Eunseo.
Mereka semua duduk melingkar. Terlihat serius.
"Jadi maksud dan tujuan kita semua dikumpulkan disini untuk membuat keputusan final mengenai Kazuha," ucap Seokjin.
"Maksud?" Sehun mengerutkan dahinya.
"Kazuha, kamu bilang semuanya," ucap Exy.
Kazuha menatap sekeliling dan berhenti tepat di mata ibunya. Eunseo tengah menatapnya tajam seolah memintanya tutup mulut.
"Anu—"
"Sebelumnya, aku mau nanya," ucap Exy.
"Sehun, kamu tau ga kalo istri kamu sering mukul Kazuha?" Tanya Exy. Sehun sedikit terkejut mendengarnya. Reaksi yang diberikan Sehun sudah cukup memberikan Exy jawaban.
"Disini saya sadar posisi. Kalian orang tua Kazuha, berhak memilih cara untuk mendidik sesuai style kalian masing - masing. Tapi kalo udah ngerusak psikis anak itu udah kelewat," ucap Exy.
Suzy yang mendengar hal itu langsung naik pitam. Wanita itu berdiri, "Zuha, bener kamu sering dipukul?" tanyanya. Kazuha dengan takut mengangguk.
"Kazuha nakal kan kamu bilang?" Kini Exy kembali berbicara.
"Sekarang coba kamu pikir. Pemikiran dia buat ngerundung anak orang ini akarnya dari mana? Dengan kamu mukul dia, itu bakal nanem mindset kalo dia dipukulin, yang lain juga harus dipukulin," lanjutnya.
"Coba kamu ngomong baik - baik. Anak itu dirangkul bukan dipukul,"
"Harusnya sebagai ibu, kamu yang harus paling tau isi hati anak kamu," ucapnya lagi.
"Selain itu aku saranin kamu ke psikiater. Jaga - jaga aja. Untuk sementara, Kazuha biar tinggal disini," tutup Exy.
"Mama setuju." Ucap Suzy.
"Jadi gimana, Hun?" kini Seokjin yang berbicara.
"Gue ikut yang terbaik aja," jawab Sehun. Pria itu memanggil Kazuha untuk mendekat, keduanya berdiri berhadapan. Tangan Sehun memegang kedua pipi Kazuha.
"Maaf ya papa jarang di rumah? Papa sampe gatau kejadian ini," ucap Sehun. Dia mengelus pelan pipi putrinya itu.
"Gak papa," jawab Kazuha seadanya.
Sejak hari itu, Kazuha tinggal di rumah Yujin. Sementara Eunseo melakukan terapi untuk kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT
Fanfiction"Gue dom" "Gak, gue yang dom" "apa iya dik" "bangsat!" Cover ©® vahnyj on twt