18. Winter

1K 185 16
                                    

Hari ini adalah hari libur, Yujin dkk janjian untuk kumpul di Gedung Olahraga untuk melakukan olahraga bersama. Pukul 6 pagi, Winter dan Ryujin sudah berada di tempat dengan sepeda masing - masing.

"Kebiasaan Yujin ama Zuha ngaret," ucap Winter sambil bersedekap dada.

"Gue juga pengen ngaret sebenernya, tapi lo ngegedor rumah gue kek nyiduk orang zina, anjing," ucap Ryujin dengan wajah masih setengah mengantuk itu. Winter hanya menyengir, dia tahu kalau tidak ke rumah Ryujin dulu, dia mungkin akan menunggu sendirian disini untuk waktu yang cukup lama.

Sampai tak lama, seseorang dari kejauhan melambaikan tangannya dengan senyum lebar.

"Nah itu Zuha," ucap Winter.

"Hai, nunggu lama gak?" sapa Kazuha.

"Kaga sih, baru nyampe juga. Yujin mana?" tanya Winter.

"Ya gatau lah, dikira gue emaknya," jawab Kazuha malas.

"Lah? Kelen kan serumah," ucap Winter.

"Sekarang udah kaga. Gue udah selesai ama hutang buat jagain dia. Toh dia udah sehat total," ucap Kazuha.

"Keknya kalo ditunggu ampe jam 8 pun tu bocah ga bakal nyampe deh," ucap Ryujin.

"Kita sepedaan ke rumahnya hayu? Tar keliling - keliling kompleknya aja. Balik kesini lagi kejauhan," saran Winter yang disetujui oleh temannya yang lain.

Mereka bertiga bersepeda bersama menuju rumah Yujin. Saat sampai, Winterlah yang mengetuk pintu. Kazuha enggan melakukannya.

"Permisi," ucap Winter sembari mengetuk pintu.

"Ada bel btw," ucap Kazuha sambil menunjuk benda kecil di samping pintu. Winter ber-oh ria saja kemudian menekan bel itu berulang kali. Hingga tak lama, pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya.

"Eh? Ada acara apa pagi - pagi dateng? Masuk masuk," ucap wanita itu, yang tak lain adalah Exy.

"Hari ini ada janji sepedaan bareng, Tante. Tapi Yujinnya gak dateng - dateng," ucap Winter.

"Loh? Yujinnya masih tidur," ucap Exy.

"Sebentar ya, tante bangunin,"

"Biar kita aja tante," ucap Kazuha. Exy mengangguk saja. Ketiganya melangkah masuk kemudian menuju kamar Yujin yang masih tertutup rapat.

Dengan santai Kazuha memutar knop pintu kemudian masuk ke kamar. Benar saja, Yujin masih sibuk di alam mimpinya.

"Masih molor," ucap Kazuha.

"Woi, Jin, bangun. Lo gajadi sepedaan?" Ucap Kazuha sembari mengguncang tubuh Yujin. Perlahan mata Yujin terbuka, saat melihat sekeliling ia terlonjak kaget.

"LOH? Kok udah pada disini?!" tanya Yujin.

"Zuha juga udah rapi, kok lo gak bangunin gue?!" lanjut Yujin.

"Lo lupa apa gimana?" tanya Kazuha sambil berkacak pinggang. Yujin mengucek matanya kemudian tersadar.

"Lah iya," begitu ucapnya.
.
.
.
.
.
.
.
.


Yujin kini sudah rapi dengan pakaian olahraga. Mereka berempat bersepeda berkeliling komplek dan berniat untuk berhenti di bundaran di mana banyak abang abang jualan banyak jajan disana.

"Sepedaan bakar kalori kaga, bakar duit iya," ucap Ryujin kemudian menyuapkan cilok ke dalam mulutnya.

"Ah nikmat," ucap Winter nyaris merem melek.

"Buset kek gapernah aja," ucap Yujin heran.

"Emang kaga pernah anjir. Pernah makan ginian trus gue dimarahin bonyok. Katanya yang kea beginian pake boraks," ucap Winter dengan suara cukup lantang. Iya, cukup buat bikin abang abang ciloknya noleh ke mereka.

"Ehe, mak saya yang bilang bang, bukan saya," ucap Winter sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Abangnya menggeleng pelan kemudian pergi mendorong gerobaknya menjauh.

"Eh, btw, Kak Minju gimana?" tanya Yujin.

"Meninggal," celutuk Winter.

"Hah?" Yujin terkejut setengah mati mendengar ucapan Winter.

"Engga. Masih di rumah sakit, tapi udah mendingan," ucap Ryujin.

"Bisa - bisanya lo ngomong gitu anj," Ryujin memukul bahu Winter, tapi Winter tak menggubris.

Kazuha hanya menyimak. Dia sedikit bingung dengan ucapan Winter. Apa Winter tau sesuatu?

"Jin, seandainya nih ya, seandainya, kalopun lo masi ngarep ama Kak Minju, minimal sadar posisi. Lo tuh ga penting di hidup dia," ucap Winter secara tiba - tiba.

"Lo boleh tetep suka ama dia, tapi gue gak yakin lo bisa tetep suka dalam diam. Lo pasti gerak buat rusak hubungan Minju ama Gaeul," lanjutnya.

"Dan ngerusak kebahagiaan orang lain tuh ga baik,"

"Jadi? Intinya apa?" tanya Yujin.

"Lo bebal banget ya anjing,"

"Lah?"

"Apa perlu gue sampein sekarang?"

"Maksudnya apasih?" Ryujin sama sekali tak mengerti arah pembicaraan teman - temannya.

"Gue tau semuanya," ucap Winter sembari melirik Kazuha dan Yujin secara bergantian.

"Gue—"

"Anjing lo cerita ke Winter?!" Yujin bangkit, meraih kerah pakaian Kazuha sambil menatapnya tajam.

"Gue—"

Bugh

"Lah kok gelud anjir," Ryujin segera bergerak menjauhkan Yujin dari Kazuha.

"Kazuha gak cerita apa - apa," ucap Winter.

"Semua keliatan terlalu jelas. Tapi Ryujin terlalu tolol buat sadar," ucap Winter lagi.

"Kazuha, lo suka Yujin, 'kan?"

Ucapan Winter spontan membuat Ryujin, Yujin, dan Kazuha terkejut.





Tbc

DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang