21. Balas Dendam

1K 188 14
                                    

Semenjak kejadian itu, Kazuha sama sekali tak pernah terlihat. Dia bahkan tak hadir ke sekolah.

Dan ini sudah hari ketiga.

"Chat gue ga dibales," ucap Winter sambil menatap nanar layar ponselnya.

"Ini semua salah lo," ucap Winter sambil menatap Yujin.

"Kok gue?" balas Yujin merasa tak terima.

"Lo ga punya rasa empati apa ya? Lo ga sadar udah sedalem apa lo nyakitin dia?"

"Gak."

Setelah mengucapkan kata itu, Yujin memilih keluar dari kelas. Dengan langkah tak bertujuan, pikiran Yujin melayang. Sejujurnya ia memikirkan Kazuha. Dia juga ingin tahu kemana Kazuha selama tiga hari ini. Apakah dirinya sangat berpengaruh bagi Kazuha?

Yujin tak punya pilihan lain, ia melangkah menuju ruang kepala sekolah. Ia harus bertemu dengan Sehun dan menanyakan keberadaan Kazuha.

"Permisi," ucap Yujin setelah mengetuk pintu.

"Masuk,"

Yujin melangkah masuk. Sehun yang melihat Yujin mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa Yujin?" tanya Sehun.

"Aku mau nanya om. Kazuha tiga hari gak dateng kemana ya?" tanya Yujin.

"Hah? Dia gak sekolah?" tanya Sehun.

"I-iya,"

"Om gak tau Yujin. Nanti om kabari ya," ucap Sehun. Yujin mengangguk kemudian permisi keluar.

Dalam hati Yujin berucap, apakah semonoton itu keluarga Kazuha? Ia kira Sehun adalah ayah yang perhatian. Tapi nyatanya, Kazuha absen selama tiga hari saja dia tak tahu.

Saat hendak kembali ke kelas, seseorang menghalangi langkah Yujin.

"Yujin," cicitnya. Yujin mengangkat sebelah alisnya, gadis mungil di depannya itu tengah menunduk.

"Aku.. aku Jiheon," ucapnya tanpa ditanya.

"Trus?" tanya Yujin.

"Aku.. aku yang selalu ngasih bekal—"

"Ohh.. jadi lo," ucap Yujin.

"Iya," balasnya pelan.

"Maksud dan tujuan lo apa btw? Kalo lo naksir gue mending berenti sekarang sih. Tar gue malah nyakitin lo," ucap Yujin.

Jiheon yang mendengar ucapan Yujin seketika makin tertunduk. Ucapan Yujin menyakiti hati lembutnya.

"Yujin, kamu ngomong gitu—"

"Gue dulu diperlakuin manis nyatanya cuma dijadiin mainan. Gue gamau ngerasain itu lagi. Minimal kasih tenggang waktu buat gue," ucap Yujin. Dia hendak melangkah pergi, tapi Jiheon menahan tangan Yujin.

"Butuh waktu lama buat aku bisa liatin diri ke kamu. Tapi.. ini balasan kamu?" tanya Jiheon.

"Anjirlah cewe freak," Yujin buru - buru melepaskan tangan Jiheon darinya kemudian melangkah pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Karena terlanjur khawatir dan sudah tak memiliki alternatif untuk mengetahui kabar Kazuha, Winter memutuskan untuk datang ke rumah Kazuha. Ryujin dan Yujin juga ikut.

Saat tiba, hanya sepi yang terasa. Rumah megah itu terlihat tak hidup. Si pemilik sepertinya memang tipe pemurung.

Winter menekan bel rumah, tak lama pintu terbuka.

Yang membuka pintu adalah Kazuha.

"Ada urusan apa?" tanya Kazuha. Wajahnya terlihat tak senang dengan kehadiran Yujin di depan matanya.

"Lo kemana aja? Kami khawatir bego," ucap Ryujin.

"Gapapa sih, lagi males sekolah aja," ucap Kazuha.

"Masuk aja," ucap Kazuha.

Winter menatap Kazuha dari atas sampai bawah. Kazuha tampak baik - baik saja. Tak ada tanda yang menunjukkan bahwa ia sedang patah hati.

"Kenapa liatin gue kek gitu? Mikir gue bakal selfharm perkara sepele doang? Yakali," ucap Kazuha sambil terkekeh pelan. Ia melangkah ke dapur untuk mengambil minuman dan sedikit cemilan.

Saat merasa cukup, ia kembali ke ruang tamu dan meletakkan semuanya di atas meja.

"Btw mau ngapain nih?" tanya Kazuha.

"Lo besok sekolah gak?" tanya Winter.

"Gak tau. Males guee," ucap Kazuha.

"Mending tidor. Ijazah gue juga pasti aman kan bokap gue kepsek," ucap Kazuha santai.

"Mau sekalian makan siang disini? Biar gue go food," ucap Kazuha. Mereka mengangguk tanda setuju.

"Lo mesen apa win?"

"Gue ayam geprek ajalah,"

"Lo ryu?"

"Samain aja biar cepet,"

"Okee," Kazuha memesan apa yang dikatakan temannya itu. Yujin yang tidak ditanya hanya bisa diam.

"Sambil nunggu, kelen mau main PS?" tanya Kazuha.

Tak menunggu jawaban, Kazuha pergi ke kamarnya untuk mengambil PS dan memasangnya di tv ruang tengah.

"Disini aja lesehan, main nih," ucapnya kemudian memberikan stik PS kepada Ryujin dan Winter.

Lagi - lagi Yujin diabaikan.

Yujin bahkan masih duduk di sofa ruang tamu.

Kazuha melangkah ke arah Yujin dengan senyuman di wajahnya.




"Gue kalo digituin bakal pulang sih," ucap Kazuha sambil terkekeh pelan.





Tbc

DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang