Sebelum melajukan mobil ke rumah Yujin, Winter terlebih dulu mendatangi Ryujin dan meminta tolong temannya itu untuk membawakan seragam dan tasnya besok. Karena waktu sudah cukup larut, dia akan menginap di rumah Yujin.
"Kita ke rs aja gimana?" Tanya Winter.
"Gausah,"
Bukan Yujin, tapi Kazuha yang berbicara,"Gue gak papa kok kalem," jawab Kazuha seadanya.
"Lo hutang cerita ke gue," ucap Winter. Kazuha hanya tersenyum tipis kemudian kembali tidur.
Tak lama mereka sampai. Tapi tak langsung turun.
"Jin, siniin hodie lo," ucap Kazuha.
"Buat apa?" tanya Yujin.
"Gue males ditanya - tanyain. Udah sini," Yujin akhirnya membuka hoodienya dan memberikannya pada Kazuha. Ia mengenakan hoodie Yujin untuk menutupi wajah dan pakaiannya yang kotor. Ia tak ingin Exy khawatir atau marah nantinya.
"Yaudah kuy masuk," ucap Kazuha. Kazuha sedikit mendekat pada Winter, memegang pundak temannya itu sembari berjalan. Yujin hanya diam.
"Lo bisa minta tolong ke gue," batin Yujin.
Untungnya saat membuka pintu, Exy tak banyak tanya dan meminta mereka langsung beristirahat saja. Kazuha juga sukses menyembunyikan sedikit luka di wajahnya. Saat tiba di kamar, Kazuha langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Jelasin kenapa lo bisa sampe begini?" tanya Winter tanpa basa - basi.
"Ya apa lagi kalo bukan digebukin," jawab Kazuha.
"Siapa pelakunya? Gue bakal—"
"Gak perlu ngelakuin apa - apa. Itu terjadi karna salah gue dulu," ucap Kazuha.
"Dia orang yang pernah gue bully dulu," ucap Kazuha. Winter hanya bisa diam mendengar itu, tak bisa memberi pembelaan pada Kazuha.
"Btw gimana lo ama kak Minju, Jin?" tanya Kazuha. Entah memang niat bertanya atau hanya sarkas.
"Gak gimana - gimana," jawab Yujin.
"Oh oke."
Kazuha bangkit lagi, mengganti pakaiannya dan membersihkan lukanya terlebih dahulu sebelum tidur.
Tangan Kazuha menampung air dari keran dan bergerak membersihkan wajahnya. Matanya menatap lurus pada bayangannya sendiri dari pantulan kaca. Tetesan air mengalir dari ujung rambutnya yang tak sengaja terkena air.
"Anjing sakit juga pukulan tu cewe," gumam Kazuha sambil memegang perutnya yang dipukul berkali - kali itu. Dia mengangkat bajunya dan melihat kondisi perutnya. Ada sedikit bekas kemerahan disana.
"Ini dikompresnya pake air anget apa es ya," tanya Kazuha pada dirinya sendiri.
"Searching dulu aja dah," Kazuha keluar kamar mandi dan mengambil ponselnya. Mencari jalan keluar untuk masalahnya ini.
"Ooo air dingin," ucapnya sambil memangut - mangut. Dia melangkah keluar kamar dan mengambil es batu dari dalam kulkas, naasnya, dia malah bertemu dengan Exy.
"Zuha? Udah malem kok minum es sih," ucap Exy sambil berkacak pinggang.
"Anu—"
"Kenapa bibir kamu?!" Tanya Exy. Dia mendekat dan mengecek keadaan Kazuha.
"Ini tadi.. a-ah," rintih Kazuha karna tangan Exy menyenggol perutnya. Exy langsung mengerutkan dahinya dan menarik baju Kazuha ke atas.
"Oke, mama butuh penjelasan," ucap Exy.
"Bentar, Ma, aku mau kompres dulu. Ini sakit banget," ucap Kazuha meminta pengertian dari Exy.
"Kamu ke kamar tamu aja, biar mama yang siapin kompresnya," ucap Exy. Kazuha hanya mengangguk lemah kemudian melangkah ke kamar tamu.
Tak lama Exy datang membawa baskom berisi air dingin. Dia meminta Kazuha untuk berbaring dan mulai mengkompres perutnya.
"Kenapa bisa gini?" Tanya Exy.
"B-berantem," jawab Kazuha.
"Astagaa kan mama udah bilang jangan berantem - berantem lagi. Kenapa masih berantem? Liat kan sekarang jadi gini. Sama siapa berantemnya?"
"S-sama—"
"SIAPA?!" bentak Exy. Mental Kazuha langsunh ciut, jarang sekali Exy memarahinya sampai begini.
"Orang yang dulu satu smp sama aku," jawab Kazuha.
"Dulu, Kazuha jahat ke dia ma. Jadi ini kesempatan dia buat bales semuanya. Setidaknya dia udah maafin Kazuha," jawab Kazuha. Exy tak bisa berkomentar ketika mendengar alasannya.
Tangan Exy bergerak mengelus dahi Kazuha kemudian tersenyum tipis.
"Kedewasaan ngebawa diri kamu buat berdamai sama kenyataan. Mama seneng," ucap Exy.
"Sekarang tidur ya? Kalo besok masih sakit, libur aja sekolahnya," ucap Exy. Kazuha tersenyum kemudian mengangguk.
***
Sebuah suara mengganggu menggelegar di dalam sebuah kamar. Seorang gadis berambut pendek terbangun dari alam bawah sadarnya. Tangannya bergerak mengambil benda persegi yang terus berdering itu kemudian menekan bagian berwarna merah dari layar.
"Jin, bangun," ucap si rambut pendek, Winter.
"Hngh?" Yujin membuka sebelah matanya.
"Minjem handuk lo," ucap Winter. Yujin dengan malas bangkit menuju lemari dan mengambil handuk untuk Winter.
Setelah memberikan handuk, Yujin kembali duduk di atas tempat tidur. Mengumpulkan kesadaran sembari menatap sekeliling.
"Lah? Kazuha mana?" batinnya. Ia langsung bangkit, melangkah keluar kamar dan mencari keberadaan Kazuha.
"Ma, Kazuha mana?" tanya Yujin.
"Masih tidur," jawab Exy.
"Dia gak ada di kamar, Ma," jawab Yujin.
"Di kamar tamu, Yujin. Udah ah mama lagi fokus ini. Sana kamu mandi," usir Exy yang sedang sibuk mengikuti tutorial membuat sebuah masakan yang tentunya diperuntukkan sebagai sarapan mereka nanti.
"Iya iya," Yujin kemudian melangkah ke kamar tamu. Dia melihat Kazuha masih tertidur. Dia melangkah mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Seandainya gue ga minta lo lakuin itu, mungkin ini gak bakal kejadian," ucap Yujin.
"Tau lo bangsat," ucap Kazuha dengan suara parau khas orang bangun tidur.
"Lah? Lo udah bangun?" tanya Yujin.
"Engga, belum bangun. Yang lagi ngobrol ama lo ini cuma roh," ucap Kazuha sambil mendelik tajam.
"Hehe, Gue beneran min—"
"Gak gue maafin," ucap Kazuha.
"Ah elah lo mah—" Yujin berhenti berbicara ketika melihat betapa tajamnya tatapan Kazuha padanya.
"Lo gak bercanda ya?" tanya Yujin.
Bukan menjawab, Kazuha hanya menghela nafas kasar. Gadis itu bangkit dan melangkah ke kamar, namun ucapan Yujin membuatnya berhenti.
"Kamar mandi lagi dipake Winter. Masih subuh juga ini," ucap Yujin. Saat ini pukul lima pagi. Biasanya mereka bangun sekitar jam enam kurang atau pas.
"Pantes ya si Winter selalu cepet datang, bangun aja subuh," ucap Yujin lagi.
"Yujin," panggil Kazuha.
"H-hah? Apa?" tanya Yujin.
"Lo beneran gak merasa bersalah? Lo ngobrol seolah lo gak ngelakuin apa - apa?"
"Y-ya itu kan terjadi diluar kendali gue,"
"BUKAN ITU BANGSAT!" teriak Kazuha.
Setelahnya Kazuha diam, menghela nafas kemudian pergi begitu saja. Sementara Yujin masih diam di tempat.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT
Fanfiction"Gue dom" "Gak, gue yang dom" "apa iya dik" "bangsat!" Cover ©® vahnyj on twt