Sepulang sekolah, Yujin tak langsung ke parkiran sekolah. Alias dia mau mampir ke ruang osis. Dia ingin memastikan siapa pemberi bekal itu. Dan dia sangat berharap bahwa yang memberikan itu adalah Gaeul. Setidaklebihnya ada obat hati baginya.
Dengan tak sopan, tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke dalam. Semua pandangan orang yang berada di ruangan itu seketika tertuju padanya.
"Yujin? Kenapa?" Minju membuka suara. Yujin menggaruk tengkuknya kemudian menyengir.
"Anu, mau nanya. Disini ada pemilik tempat makan ini gak?" Tanya Yujin sembari menunjukkan tempat makan yang ia bawa.
Semua orang saling pandang kemudian menggeleng.
"Gak ada, Jin," jawab Sakura sebagai perwakilan. Yujin menghela nafas kasar, raut wajahnya seketika berubah.
"Yaudah deh kak, saya permisi," ucap Yujin sembari melangkah menuju parkiran dimana Kazuha sudah menunggunya.
Saat sampai parkiran, Kazuha sama sekali tak memarahi atau menegurnya. Gadis itu hanya diam di bangku kemudi dan menunggu Yujin duduk rapi di tempatnya. Setelahnya barulah dia menjalankan mobil menuju rumah.
"Zuha," panggil Yujin. Tapi Kazuha sama sekali tak menjawab, berdehem pun tidak.
"Zuha, gue mohon jangan gini," ucap Yujin lagi.
"Gini gimana?" tanya Kazuha.
"Lo cuekin gue," ucap Yujin.
"Emang penting banget harus peduli ama lo? Tangan lo juga udah hampir sembuh kan? Akhirnya gue bisa keluar dari kesengsaraan jadi babu lo," jawab Kazuha. Rahangnya menegas tanda ia sedang marah.
"Lo sengsara selama ini? Bukannya—"
"Gausah ngomong seolah lo tau segalanya," Kazuha membuka sabuk pengaman kemudian turun dari mobil.
Ya, mereka sudah sampai.
Yujin menghela nafas, terdiam sejenak kemudian mengikuti Kazuha masuk ke dalam rumah.
BRAKKK
"ASTAGAA!!" teriak Yujin saat mendengar suara keras dari arah ruang tamu.
"Kenapa teriak teriak Yujin?" tanya Exy.
"INI ANAK SIAPA COBA? KOK DATENG - DATENG NGANCURIN!" ucap Yujin dengan mata berapi - api.
Dua bocah yang baru saja merusak figure anime milik Yujin langsung menguncup alias menciut.
"Aduh Yujin, maafin anak Tante ya? Nanti tante ganti," ucap seorang paruh baya yang datang dari arah dapur. Salah satu dari bocah itu beranjak ke arah wanita itu kemudian bersembunyi di belakangnya.
"Eunchae, kamu minta maaf sana ama kak Yujin," ucap wanita itu kepada Eunchae, anaknya. Anak itu menggeleng takut, ngeri liat muka Yujin.
"Kamunya jangan galak - galak sih ah. Mereka ini adek kamu," ucap Exy sambil mengelus punggung Yujin. Yujin menarik napas dalam kemudian ia hembuskan. Dia berusaha meredam emosinya sendiri melihat figur limited edition itu hancur di lantai.
"Kamu ganti baju dulu sana, asem," ucap Exy. Yujin mengangguk saja tanpa ingin mengucapkan apapun lagi. Saat Yujin ingin masuk ke kamar, secara bersamaan Kazuha juga keluar.
Kazuha melangkah ke arah dapur sesuai dengan permintaan Exy tadi pagi. Mereka harus membantu memasak untuk acara makan malam nanti.
"Mau Kazuha bantu apa tente?" tanya Kazuha sambil menatap Exy. Exy mengerutkan dahinya ketika Kazuha memanggilnya tante kembali. Tapi ia memilih untuk tak mengambil pusing untuk saat ini.
"Tante berubah pikiran deh Zuha. Kalian mending jagain anak tante Eunha ama tante Sowon. Takut rubuh ini rumah kalo mereka dibiarin," ucap Exy.
"Ohh oke," Kazuha melangkah ke ruang tamu, dimana dua bocil kematian lagi lari - larian gak jelas.
"Hai," ucap Kazuha.
"Hai kakak, kakak cantik banget," ucap salah satu dari mereka, Leeseo.
"Ohiya? Makasih juga cantik," jawab Kazuha sambil tersenyum tipis.
"Nama kamu siapa?" tanya Kazuha.
"Nama aku iseo," jawab anak kecil itu. Kazuha memangut kemudian beralih ke yang satunya. " Kalo kamu namanya siapa?"
"Aku ence," jawab anak itu. Kazuha tersenyum lebar mendengar bagaimana lucunya anak - anak ini menyebutkan namanya masing - masing.
"Eunchae ama iseo siapa gedean?" tanya Kazuha.
"Aku! Aku!" jawab Eunchae sambil meloncat - loncat.
"Ih! Aku tau!" balas Leeseo tak terima.
"Sini berdiri disamping aku! Pasti aku lebih gede!" ucap Eunchae. Leeseo menggembungkan pipinya, dengan langkah kaki yang ia hentakkan ke lantai, ia melangkah ke samping Eunchae.
"Gedean siapa kak?" tanya Eunchae penuh rasa percaya diri.
"Gedean kakak," jawab Kazuha.
"Ih kakak kan gak masuk!" Keduanya terlihat protes. Tapi Kazuha tak peduli, lebih baik ia jawab begitu daripada dua anak itu berkelahi nantinya.
"Makanya kalahin kakak dong!" Ucap Kazuha sambil memasang wajah mengejek.
"Ih kakak kan udah gede, curang,"
"Siapa bilang? Kalo kalian rajin bobo siang kalian bisa kalahin kakak," ucap Kazuha.
"Kalo gitu aku mau bobo!"
"Aku juga! Aku juga!"
Kazuha tersenyum tipis, ia menggenggam masing - masing tangan mereka kemudian membawa mereka ke kamar tamu.
"Nah, bobo ya," ucap Kazuha. Keduanya menganggukkan kepalanya.
Yujin sedari tadi memperhatikan kegiatan Kazuha bersama dua sepupunya.
"Ternyata Kazuha suka anak kecil," batin Yujin.
"Ngapain lo?" tanya Kazuha yang entah sejak kapan sudah berada di samping Yujin.
"Sefatal apa sih kesalahan gue ampe lo segininya?" Tanya Yujin.
"Jin,"
"Bayangin, lo udah punya tempat. Tapi lo digantiin sama orang lain. Dan cuma lo satu - satunya yang dibuang,"
"Masih perkara bioskop?"
"Semuanya gak se-sepele yang lo liat dan bayangin,"
"Zuha, lo tau kan gue suka banget ama Kak Minju. Itu kesempatan emas buat gue,"
"Dengan ngebuang gue? Gue sendirian waktu itu, Jin,"
"Leb—"
"Gausah dilanjutin, Jin. Gue mau tidur," ucap Kazuha sembari memasuki kamar. Tapi Yujin tak diam, ia juga ikut masuk.
"Lo kenapa sih? Lo gak kek Kazuha yang gue kenal,"
"Emang lo kenal gue?"
"Kasih tau gue gimana caranya supaya lo balik Zuha," ucap Yujin dengan lirih. Sepertinya dia sudah tak tau ingin mengucapkan apapun lagi.
"Berhenti perjuangin Minju," ucap Kazuha.
"Kenapa harus itu?"
"Gue suka lo, Jin,"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT
Fanfiction"Gue dom" "Gak, gue yang dom" "apa iya dik" "bangsat!" Cover ©® vahnyj on twt