"Kazuha, lo suka Yujin, 'kan?"
.
.
.Kazuha yang mendengar itu terdiam sejenak. Ia melirik teman - temannya secara bergantian, "Gue gak—"
"Gak usah bohong," potong Winter.
"Semuanya terlalu jelas. Orang yang ngejalanin hukuman gak akan ngelakuin hal - hal yang lo lakuin. Lo terlalu tulus," lanjut Winter.
"Oke, iya. Gue ngaku, gue suka Yujin," ucap Kazuha.
"Gue gak bakal—"
"Gue juga gak ngarep disukain balik, Jin," balas Kazuha.
Yujin terdiam mendengar jawaban Kazuha.
"Gue pulang tuh sebagai langkah awal buat berhenti suka sama lo," lanjut Kazuha.
"Hufftt," helaan nafas keluar dari mulut Kazuha. Dia naik ke atas sepedanya kemudian tersenyum ke teman - temannya, "Gue balik duluan ya," ujarnya kemudian mulai mengayuh sepedanya, pergi menjauh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini sudah kembali senin, hari penuh jeritan penderitaan karena akan ada banyak sekali kegiatan pada hari ini.
Dimulai dengan upacara bendera. Semua siswi berbaris di barisan kelas masing - masing dan mengikuti upacara dengan aman dan tentram.
"Buset panas," ujar Ryujin sembari mengipasi wajahnya dengan topi yang tadi ia pakai sewaktu upacara.
Fyi, di sekolah mereka diberi waktu lima belas menit waktu istirahat setelah upacara. Setelahnya barulah pembelajaran dimulai.
"Beli minum yok," ucap Ryujin, seolah lupa dengan keributan semalam.
"Lo aja," ucap Kazuha, mengalah. Ia yakin jika ia ikut, Yujin akan memilih tinggal.
"Nitip?" tanya Winter.
"Samain aja ama yang lo beli," ucap Kazuha, dia tersenyum tipis, Winter memang sangat peka.
"Okee," ketiganya melangkah pergi menuju kantin. Sementara Kazuha kembali ke kelas. Matanya menatap tempat duduknya.
Satu menit berpikir, ia memilih mengambil tasnya kemudian meletakkannya di bangku Ryujin. Sementara tas Ryujin ia letakkan di kursinya.
Yap, Kazuha memilih untuk tidak sebangku lagi dengan Yujin.
.
.
.Lima menit kemudian, Yujin dkk sudah kembali dari kantin. Winter dan Ryujin yang sadar situasi memilih untuk tidak menanyakan perubahan tempat duduk.
"Nih," Winter meletakkan minuman dingin itu di samping Kazuha. Kazuha mengucapkan terima kasih kemudian mengganti uang Winter yang sempat terpakai tadi.
"Lah?"
Kazuha, Winter, dan Ryujin menatap ke arah Yujin.
"Makanan lagi," ucap Yujin. Dia mengeluarkan kotak makan dari lacinya, yang pasti kotak makan ini bukan miliknya.
"Gue kirain orang iseng," ucap Ryujin.
"Ternyata diulangin. Berarti secret admirer lo, Jin," ucap Ryujin.
"Bukan gue," ucap Kazuha ketika ketiga orang itu mulai menatapnya.
"Trus siapa? Minju atau Gaeul udah gak mungkin," ucap Yujin sembari mengambil secarik kertas yang di tempel di bagian samping kotak makan itu.
Suatu saat nanti kamu pasti tau aku
Biarin aku ngumpulin keberanian dulu, ya?
Aku pasti bakal nunjukin diri aku, Yujin."Buset, gaada yang mau pengagum rahasia gue juga kah? Iri gue anjing," ucap Ryujin.
"Inget cewe lu," balas Winter kemudian menjitak kepala Ryujin. Ryujin mengelus kepalanya kemudian mengerucutkan bibir bawahnya.
"Sok imut najis,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sudah paham anak - anak?"
"Sudah, Bu,"
"Baik, waktu yang ibu berikan 1 minggu. Selesaikan dengan hasil sesempurna mungkin karena waktu yang ibu berikan tidak sedikit. Untung anggota, dua orang per kelompok," ucap Guru Geografi mereka.
"Dikit banget, Bu," protes salah satu dari mereka.
"Tugas semudah ini kalau dikerjakan oleh empat atau lima orang pun, yang kerja cuma dua orang paling. Ibu mau semuanya bekerja dan paham konsep yang kalian kerjakan,"
"Jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, maka ibu akhiri pembelajaran hari ini," ucap guru tersebut kemudian melangkah keluar. Saat itu juga bel pulang sekolah berbunyi.
"Gue ama Winter, rumah kami deket," ucap Ryujin.
"Gue—"
"Sama gue mau?"
Yujin menatap seseorang yang baru saja berbicara kepadanya.
"Boleh," ucap Yujin.
"Oke, tar shareloc aja ya mau kerjain dimana," ucapnya kemudian melangkah keluar kelas.
Kazuha yang menyaksikan hanya terdiam. Dia menatap sekeliling dan mencari siapa yang sekiranya mau sekelompok dengannya. Hingga akhirnya pandangannya terhenti kepada orang yang sama sepertinya.
Orang buangan.
Dia menghampiri gadis pendiam itu.
"Hai, sekelompok ama gue mau?" ucap Kazuha. Yang diajak bicara terlihat berbinar, tampak tak percaya ada yang mengajaknya.
"Mau mau mau," ucapnya penuh semangat.
"Oke, minta kontak lo sini. Biar gampang komunikasi," ucap Kazuha. Dia memberikan nomor whatsapp nya.
"Mau di save apa?"
"Chaeryeong aja," jawabnya.
"Oke,"
"Udah gue chat, yang ngirim stiker patrick berarti gue," ucap Kazuha. Ia kemudian melangkah keluar kelas, meninggalkan teman - temannya yang sebenarnya sedang menunggu dia.
"Harusnya lo ama Yujin, gue ama Kazuha," ucap Winter.
"Lo juga jin, kenapa sama Wonyoung sih? Lo lupain temen lo?" tanya Winter.
"Gue dah gak nganggep dia temen," ucap Yujin santai.
"Lagian dia bego, gak kepake ntar," ucap Yujin.
"Pasti bisa kalo lo ajarin," ucap Ryujin.
"Tap—"
"Udah diem. Kazuha yang lo katain gue yang sakit hati, anjing," potong Winter. Dia menarik tangan Ryujin kemudian pergi meninggalkan Yujin di kelas.
Tbc
Hiyahiyahiya
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINANT
Fanfiction"Gue dom" "Gak, gue yang dom" "apa iya dik" "bangsat!" Cover ©® vahnyj on twt