bab 32

723 42 3
                                        

Ryujin pov

Aku dan kakaku saling bertatapan dan tertawa seperti orang gila, kakaku baru datang dari indonesia dia bernama karina shin karina, aku tidak memberi tahu papih dan mamih tentang hal ini karena kakakku melarang agar dia bisa mengejutkan keduanya, dia dari kecil sudah tinggal di indonesia menemani nenek dan kakek ku di sana jadi dia jarang sekali datang kesini untuk menemui kita, dia datang kesini untuk meminta maaf dan menebus kesalahannya karena tidak datang di hari pernikahanku dan pernikahan yuna.

"Ihh sakit banget ryu" ucap kakakku sambil memegang pipinya.

"Sama aku juga sakit, liat nih gara-gara kamu" aku menunjuk pipiku yang memerah, dan ya aku dan kakakku saling memanggil aku kamu atau dia memanggil ku ryuddaeng karena dia mendengarnya dari yeji yang memanggilku begitu, jika dia bukan kakakku mungkin aku akan menikahinya karena dia begitu cantik, tetapi dia sudah menikah dengan winter dan memiliki 2 anak.

"Tangannya enteng banget" ucapnya memukul tanganku, "dan ini bukan gara-gara ku ya, ini salah kamu" ucap kakakku meninggalkanku.

"Yaudah lah nasib jadi cowo emang selalu salah" jawabku mengejar kakakku.

Yeji tidak ada di rumah jadi aku mengajak kakakku untuk menginap di rumahku, aku sudah menduga yeji pasti salah paham melihat aku dan kakakku berpelukan.

"Kak nasib malah ini gimana? Aku gak dapet jatah dong dari yeji" kataku cemberut.

"Kamu gak liat kakak kamu sendiri yang ninggalin suaminya dan anaknya demi nemuin kamu, disini kamu malah ngurusin jatah dasar anak mesum" ucap karina memukul ku dengan bantal sofa.

"Aku kan udah suruh kamu buat ngajak winter sama anak-anak buat dateng kesini, kenapa kamu gak ajak" kataku.

"Ya karena aku malas banget harus nenenin 3 orang sekaligus, apalagi mereka udah pada besar boros banget sama susu aku" jawab kakakku yang membuatku tertawa.

"3 orang bukannya kamu punya anak 2 ya 1 lagi siapa?" Tanyaku menaik turunkan alis, mencoba menggodanya.

"Winter lah siapa lagi kalau bukan dia" jawabnya

.

.

.

Ke esokan harinya

Aku mengetuk pintu rumah orang tuaku dan di sambut oleh mamihku yang menatapku dengan kemarahan.

"Ngapain kamu ke sini" tanya mamihku melotot ke arahku.

"Ryu mau jemput yeji mih, ryu tau yeji ada di sini" kataku dan mamih langsung menjewer telingaku, menyeretku masuk ke dalam rumah.

"Aaaaa mihh sakit mih, lepasin telinga ryu mih" teriak ku yang membuat semua orang rumah keluar untuk menyaksikanku, aku melihat yeji dia hanya menatapku dengan malas.

"Kamu berani-berani nya ya selingkuh di belakang yeji!!" Ucap mamihku tidak melepaskan telingaku.

"Aku gak selingkuh mih, percaya deh sama ryu" kataku.

"Mamih gak bakal percaya sama omongan kamu, yeji mengatakan dan melihatnya dengan mata kepalanya sendiri dan lia saksi matanya" ucap mamih ku yang membuatku menghela nafas.

"Mih ryu serius, ini cuman salah paham doang" kataku sampai tiba-tiba sebuah tamparan mengenai pipiku, mamih menamparku.

"Jangan pernah berbohong ryu, mamih gak pernah ngajarin kamu buat berbohong" ucap mamihku langsung duduk di sofa dan menangis , yeji datang dan memeluk mamihku, dia menatapku dengan penuh kebencian.

"Ada apa ini" ucap karina berjalan kearahku dan langsung menyentuh pipiku.

"Nih ini mah wanita pelakor yang tadi malam berpelukan sama ryujin" tunjuk lia kepada karina.

i Meet My Girl [RYEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang