Aleesha hanya pasrah, ingin pergi dari tempat ini, tapi ia sama sekali tak punya uang. Tapi, hatinya tak akan menyerah begitu saja, ia tak akan bisa berlama-lama tanpa sang suami. Hatinya, begitu merindukan Kawindra, wajahnya yang tak ada manis-manisnya, ucapannya yang cenderung ketus, sentuhannya yang membuatnya selalu merasa terbuai. Semuanya, yang ada pada diri Kawindra.
Ternyata, jatuh cinta seperti ini, batinnya. Begitupun sang bayi, Aleesha harus menahan neyeri manakala tiap ia menyentuh perutnya yang semakin membuncit. Mungkin, sang bayi juga merindukan papanya.
Aleesha memperhatikan Prasojo yang sedang fokus pada layar komputer. "Aku boleh main ke pantai? Aku bosan di rumah aja," ucapnya sedikit merengek.
Mana tahu, dengan sikap manja seperti itu, Prasojo langsung menyetujui permintaan darinya. Ternyata dugaannya benar, Prasojo mengangguk. Aleesha langsung tersenyum sumringah, ia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Tapi, belum sempat ia merasakan kebahagian, Prasojo lebih dulu mematahkan hatinya. "Tapi, tetap diawasi. Mereka akan mengawasi kamu, jangan kemana-mana. Daripada, nanti kamu tersesat," balas Prasojo.
Aleesha yang sedang duduk di kursi merosot, pupus sudah. Padahal, ia ingin sekali pergi tanpa pengawasan. Tapi, tak apalah, daripada berada di sini yang hanya mengundang stres.
"Hm. Minta uang, aku sekalian mau jajan," kata Aleesha, wanita itu menengadahkan tangannya.
Prasojo tersenyum, tak ada lagi bahasa formal yang diucapkan oleh sang anak. Beginilah yang ia inginkan, hubungannya dengan sang anak, pasti tak lama lagi akan berangsur membaik. Pria itu merogoh koceknya, memberikan tiga lembar uang merah. "Jangan makan sembarangan. Ingat, kamu harus jaga cucu papa," ucap Prasojo.
Aleesha mengangguk malas, lalu ia berlalu keluar penginapan. Dua orang suruhan Prasojo langsung mengikutinya, tak di rumah Kawindra, maupun di sini. Ia selalu diawasi, hidup macam apa ini? Seperti orang penting saja!
"Lo jangan ngikutin gue terus! Gue ngerasa aneh tahu, diikutin dua orang. Jaga jarak dari gue," ujar Aleesha.
Dua lelaki itu mengangguk, akhirnya mereka menjaga jarak. Penginapan, tak terlalu jauh dari pantai, maka ia hanya perlu waktu beberapa menit. Wanita itu menyapu pandangannya, banyak wisatawan yang sedang menikmati bermain pasir.
Aleesha mengambil tempat, ia kemudian memesan kelapa dan beberapa cemilan. Sambil menikmati pantai dan semilir angin.
"Hei," ucap seseorang, lelaki bertubuh tegap dan tinggi.
Awalnya, dua orang yang bertugas mengawasinya itu berniat mendekat. Namun, Aleesha lebih dulu mengisyaratkan untuk tetap jaga jarak.
Aleesha mengangguk, ia sebenarnya tak nyaman. Lalu, mengeratkan sweaternya, wanita itu hanya memakai tank top di balik swetaer. Jika Kawindra mengetahui hal ini, habislah ia.
"Boleh gabung?" tanya lelaki itu.
Aleesha kembali mengangguk, ada kursi kosong di depannya. Lalu, lelaki itu duduk di sana.
Hening, hanya terdengar suara dari pengunjung lain dan deburan ombak.
"Mbak, pesanannya," ucap seorang wanita
Aleesha mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih. Ia menyeruput air kelapanya, lalu mencicipi potongan sosis panggang.
"Hanya sendirian?" tanya lelaki itu.
Aleesha mengerjap, lalu ia mengangguk saja. Dengan cuek, ia kembali memakan sosis panggang yang tersisa di piring, akhirnya ia dapat menikmati hidup walau sesaat.
Lelaki itu memperhatikannya makan.
"Mau?" tawar Aleesha.
"Tidak, kamu mau pesan lagi? Saya traktir, bagaimana?" tanya lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️
Romance⚠️Dewasa Bitzura Aleesha perempuan 19 tahun yang dinikahi oleh lelaki berusia 36 tahun. Hal-hal yang tak terduga dari suaminya-- Kawindra Arsena Jorges lelaki posesesif dan hot. Lalu, bagaimana kisah mereka? Apa yang membuat Aleesha menerima Kawindr...