Part 18

32.2K 1.1K 26
                                    

Jangan lupa kasi ⭐, kalo bisa follow akun juga hehe

*
*
*

"Bos, ponselnya tidak ada disana. Kemungkinan, dibawa oleh Bu Hana," ucap Alan saat menghampiri Kawindra.

Lelaki itu mendengus, ternyata wanita rubah itu berani untuk bermain-main dengannya. Sialan!

Kawindra beranjak dari tempatnya berbaring tadi. Lalu dengan ponsel Alan, pria itu menelfon nomornya. Tak selang beberapa lama, ponselnya diangkat. "Kembalikan ponsel saya!"

Terdengar cekikikan Hana disebrang sana, benar-benar tawanya yang lebih mirip kuntilanak itu memekakkanindera pendengaran Kawindra.

"Jemput sendiri, dong. Aku lagi di hotel, siapa tau kamu juga butuh kehangatan. Lumayan, kita bisa saling memuaskan bukan?" ucap Hana.

Kawindra bergidik, ucapan sensual Hana malah membuatnya mual. Dibanding dengan wanita rubah itu, Aleesha istrinya seribu kali lebih baik.

"Alan akan mengambilnya, sebutkan nomor kamar kamu!"

Lagi, suara Hana yang mendayu-dayu itu keluar dari mulutnya. "Kok dia sih, kamu aja tau. Kesini ya? Ayolah, kali ini saja. Kamu yang meninggalkan ponsel ini. Maka, kamu juga yang akan mengambilnya," kata Hana.

Jujur, suara wanita itu lebih terdengar seperti desahan. Kawindra meloudspeaker ponsel Alan, sehingga asisten pribadinya juga mendengarkan dan ikut bergidik.

"Yang ada nanti saya malah terindikasi HIV karena kamu! Mengajak saya saja dengan cuma-cuma, saya sanksi ada banyak pria yang kamu ajak sebelumnya," ucapnya ketus.

Sebut sajalah, bahwa Kawindra memang keterlaluan. Tapi, perilaku Hana juga sangat menganggu lelaki itu, ia sudah berkali-kali menolak Hana. Namun, ternyata wanita itu tak juga paham.

"Kok ngomongnya gitu, memangnya kamu bisa jamin bahwa kamu pria pertama dihidup istrimu itu?"

Kawindra menjauh dari Alan.

"Apa maksud perkataanmu?"

Hana lagi-lagi terkekeh. "Wanita yang rela memberikan tubuhnya karena untuk pelunasan hutang. Ouh, terdengar ironis sekali. Saya terharu, ada seorang pria yang memungut wanita itu untuk menjadi istrinya."

Kawindra menggeram, Hana benar-benar sudah keterlaluan mengorek kehidupan pribadinya. Lelaki itu meremas tangannya hingga memerah. "Jangan sok tahu tentang hidup saya!"

Kali ini, suara Hana terdengar biasa saja. "Iya kan? Akui sajalah, bahwa istrimu itu juga mantan pelacur. Sehebat apa sih dia melayani kamu? Hingga kamu bertekuk lutut? Perempuan bocah! Melayani om-om untuk pelunasan hutang!" Terdengar keheningan disebrang telefon.

"Sial! Saya kalah sama bocah miskin! Aish, mana juga body-nya biasa saja. Mengapa sih, orang-orang bisa menyukai dia?"

Kesabaran Kawindra telah diambang batas, wanita rubah itu benar telah mengusik kehidupan pribadinya dan lebih parahnya lagi, ia berani mengata-ngatai Aleesha!

"Sebutkan nomor kamar kamu! Saya akan kesana."

Disebrang sana, Hana tersenyum puas. Lumayan, tidak sia-sia ternyata kerjanya selama ini. Demi menjatuhkan nama lawannya, ia mengorek informasi mengenai Aleesha.

"105, aku tunggu!" Seru Hana disebrang sana.

Lalu, telefon ditutup. Kawindra menghampiri Alam, yang sejak tadi menunggunya. "Ikut saya, wanita rubah itu benar-benar mengajak main-main!"

Alan dalam diam mengikuti langkah Kawindra yang tergesa-gesa. Kaki panjang itu dengan mudah melangkah, hingga mereka telah sampai di kamar Hana.

Kawindra membuka pintu, sama sekali tidak terkunci. "Jalang! Berikan ponsel saya!"

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang