11 : Ada Yang Salah Disini

1.2K 212 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Waktu sudah berputar satu jam, suasana mulai kondusif dan didepan sana guru sudah mulai menjelaskan, sedangkan Kelana masih sibuk dengan dirinya sendiri. Gadis itu berulang kali mengecek isi tasnya, mencari sebuah buku paket berwarna biru tua. Gadis itu menyibak satu persatu isi tasnya, tapi lagi-lagi dia tidak menemukan apa yang ia cari.

Walau ingin tidak peduli, nyatanya kegiatan gadis disampingnya itu berhasil membuat perhatian Jendral teralih. Laki-laki itu tidak berkata apa-apa, hanya menatap Kelana yang nampak kelabakan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam tasnya sendiri. Sekali-kali gadis itu menunduk untuk melihat isi tasnya.

Tuk tuk

Gerakan Kelana terhenti saat mejanya diketuk dua kali, dia menoleh dan mendapati Jendral tengah menggeser buku paket laki-laki itu ke tengah meja agar Kelana bisa melihatnya. Kelana tersenyum puas, meski laki-laki itu sama sekali tidak bersuara sejak tadi, tindakan Jendral yang ini sudah cukup membuat Kelana tahu bahwa dia tidak salah memilih teman sebangku.

"Makasih," Kelana bercicit pelan, kemudian mendekatkan bangkunya kearah kursi Jendral. Tersenyum penuh arti dan sedikit malu-malu berkata, "Aku lupa bukunya yang mana, maklum belum hafal cover buku yang dipake sekolah ini."

Lagi-lagi Jendral diam, membuat Kelana cukup sadar bahwa sedari tadi dirinya berbicara sendiri. Gadis itu meringis pelan, teman sebangkunya ini memang pendiam atau memang tidak suka duduk dengan dirinya?

"Jendral maaf ya ngerepotin." Kelana mencicit pelan, kemudian tersenyum dan mulai membuka buku tulisnya setelah Jendral lagi-lagi tidak menjawab.

Bangku mereka diliputi keheningan, tidak seperti bangku teman-teman mereka yang lain yang nampak sedikit berisik. Bahkan Kelana bisa mendengar jelas suara angin yang berhembus saking heningnya. Kelana yang sedang menulis, menyempatkan diri untuk menoleh kearah Jendral, tidak lucu kalau Jendral ternyata tidur.

Tapi laki-laki itu terjaga, kini tengah menulis dengan ekspresi tenang namun serius. Kelana menatap wajah Jendral, mengamati dengan serius wajah teman sebangkunya yang menurutnya lebih cocok menjadi putra mahkota daripada anak SMA biasa. Laki-laki itu benar-benar tampan dan Kelana tidak tahan untuk segera memacarinya.

Jendral yang merasa diperhatikan memutar matanya hingga bertubrukan dengan mata Kelana yang seketika tergagap. "E-ee.. aku kira kamu tidur tadi, soalnya kamu diem mulu."

Laki-laki itu hanya menghela napas, kemudian kembali menulis materi yang ditulis dipapan tulis. Mengabaikan Kelana yang kini merutuki dirinya sendiri. Kelana melirik Jendral sebentar, lalu membatin, kenapa Jendral terlihat berbeda dengan anak-anak yang lain?

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang