.
.
.KELANA tidak berhenti tersenyum saat dia berada di boncengan Jendral, gadis itu dengan nyaman berdiri dengan bertumpu pada kedua pundak Jendral sebagai pegangan, tidak merasa takut ataupun tidak nyaman. Kelana sempurna menikmati bagaimana siang ini berjalan, meskipun panas matahari sedikit terik, namun itu terbantu akan angin sepoi yang membelai wajahnya, dan juga melihat bagaimana teduhnya wajah Jendral sudah cukup membuat Kelana tidak menggerutu perkara udara yang panas.
Ajakan kencan sepulang sekolah Kelana berjalan baik, gadis itu merasa melambung karena merasa didukung semesta- sebab sekolah mereka yang pulang lebih awal. Jadi tebak, bagaimana Kelana memelas pada Jendral untuk dibawa berjalan-jalan menggunakan sepeda, dia belum menentukan ingin kemana dan makan apa, yang jelas dia ingin bersama Jendral.
Kalian semua pasti tahu rasanya jatuh cinta pada usia ini, pada usia dimana kita semua memandang cinta sebagai hal yang membahagiakan, yang indah, yang berseri, cantik dan tidak ada sakitnya. Dan Kelana, selalu berharap bahwa dia akan menemukan satu, cukup satu saja yang tidak akan memberikan sakit saat jatuh cinta. Sepenuhnya, apa yang terjadi diantara mereka adalah hal-hal yang cantik dan membahagiakan, yang sedihnya hanya sedikit.
Kelana sadar, terkadang dia seperti manusia yang terlalu menginginkan hal sempurna dalam setiap jengkal hidupnya meskipun hal itu tidak mungkin.
Lugas Jendral Dhanandyaksa itu seperti sesuatu yang sejuknya lebih dari embun pagi, dan setelah pertemuan pertama mereka hari itu, Kelana merasa bahwa dia tidak bisa melewarkan kesempatan ini. Kesempatan untuk meneruskan perasaannya yang untungnya disambut baik oleh Jendral. Love at first sight yang berhasil.
Ah, belum sepenuhnya berhasil, sebab Kelana baru saja menyusun daftar rencana PDKT dan kencan bersama Jendral. Tidak masalah nanti akhirnya akan pacaran atau hanya HTS-an, yang penting itu Jendral. Maka setelah sepeda Jendral berhenti pada sebuah kedai es krim yang jika dilihat dari tampilan luarnya tidak hits dan untuk anak muda, Kelana hanya menurut. Dia turun dari boncengan Jendral dan menatap kagum kearah kedai itu.
Jendral, menatap Kelana yang masih saja mengagumi desain luar kedai, gadis itu menatap sekeliling dengan mulut yang membulat dan mata yang berbinar. Dia menyentuh Kelana, agar atensi si gadis teralih padanya, dengan gerakan lembut Jendral menggerakkan tangannya. "Kenapa kamu segitunya? Aku pikir kamu pasti sudah sering melihat tempat-tempat yang bagus."
Kelana menggeleng, gadis itu menatap kearah Jendral. "Meskipun aku sering pergi ke museum, tapi ini beda loh. Yang punya Nenek-nenek ya?"
Jendral tertawa, menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan, tapi kedai menjual jenis es krim jadul, mungkin ada yang gelato, tapi jarang. Apa kamu tidak apa-apa?"
"Aku mah asal sama kamu juga iya-iya aja, semuanya kerasa enak." Kelana mengerling kearah Jendral.
Gadis ini, sempat-sempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika
Fiksi UmumLee Jeno, Karina ft. NCT Lee line Lokal AU // se.nan.di.ka // [kl. Berbicara sendiri] "Kalau mau disayang Ayah, harus sempurna dulu ya?" . . . . . . . . Another universe of Bluesy Brothership, romance 23 April 2022, tertanda, Amyourjae.