"Ohiya... Ican kasih tau nama daddy ke unclenya kenapa Nonu? We agreed to tell people your daddy's name is Wonwoo, right?"
Baik Mingyu dan Wonwoo, keduanya berjalan saling menjauh ke arah yang berlawanan dengan senyuman yang terukir manis di bibir mereka. Impresi yang cukup baik terlukis bagi keduanya saat itu. But little did they know, their simple encounter was the beginning of their story.
{}
21.35
"Jadi gimana? Setuju nggak? Percaya deh sama gue kali ini pasti berhasil. Kita kan udah beberapa kali coba bikin start up dan lumayan juga profitnya yang kita dapetin dan menurut gue nggak ada salahnya kita nyoba masuk ke sektor kesehatan kan? Oci, keluarga besar lo kan ada punya rumah sakit sama klinik-klinik, gimana menurut lo? Bakalan profitable gak sih kalo kita masuk ke sektor kesehatan?"
"Wonwoo, sejujurnya gue gak pernah ragu ya kalo urusan bisnis bareng lo karena pasti bakalan profitable banget gue akuin itu kayak bisnis-bisnis kita sebelumnya walaupun nggak terlalu besar sebesar perusahaan papi you sama baba Hao yang gue curiga mafia. Tapi rumah sakit itu is not easy, weh. Apalagi di pengadaan barang? Setiap RS itu punya kontrak sama supplier langganan mereka dan rata-rata itu supplier punya nama juga udah besar, weh." Terdengar helaan napas dari sosok yang dipanggil Wonwoo itu setelah mendengar ucapan dari sosok temannya, Hoshi.
"Hmm... bener sih kata Oci, Won. Terus juga kalo Healthtech? Udah banyak nama-nama besar yang terkenal banget kaya Helodoc, Alowdokter, tapi trennya menurut gue gak keliatan meningkat secara signifikan. Oke, emang mereka berguna banget di situasi tertentu tapi butuh banyak banget inovasi dan gak selamanya bisa profitable."
"I setuju sih sama Jiun, Won. Walaupun you bilang untuk pendanaan bisa ngandelin investasi tapi you tau setiap perusahaan bakal invest ke yang menurut mereka bakal kasih sustainable profit. Tapi kalo you minta tolong bokap you pasti bakalan ada juga sih yang ngasih invest. Siapa sih yang gak bakal invest di perusahaan anaknya Basudeo?" Ucap sosok dengan kacamata yang bertengger di pucuk hidungnya membuat kedua insan lain yang berada di tempat itu terkekeh kecuali Wonwoo.
"Gak usah bawa-bawa bokap gue deh lo. Perusahaan-perusahaan kecil kita gak ada campur tangannya sama bokap gue ya. Gue aja kerja di perusahaan kakek-nya Jiun. Gue capek deh, apa-apa pasti bokap gue terus. Apaan sih? Gue ya gue, bokap gue ya bokap gue. Gue juga bisa kali tanpa bokap gue?" Ucap Wonwoo sewot.
"Selama lo masih jadi anak kandung bokap lo, hidup lo pasti dipenuhi dengan privilege secara gak langsung, Won. You can't avoid that, can you?"
"Cih, gue muak sama privilege-privilege, Ji. Gue bisa kok punya perusahaan besar yang nanti nyaingin perusahaan bokap gue. Toh, gue juga gak mau ngelanjutin perusahaan dia. Gue gak mau jadi orang terkenal, lowkey aja. Gue juga udah ngerasa cukup sama penghasilan gue yang sangat mencukupi gue dan Ican. Biarin aja mbak Egi yang lanjutin perusahaannya." Tukas Wonwoo membuat ketiga temannya tersenyum tipis.
"I know, orang-orang gak ada yang tau lo anaknya om Seungwoo kecuali kita. Tapi, lo pernah ngerasa nggak sih kenapa semua perusahaan rintisan kita jalannya mulus banget kayak jalan tol? Tanpa lo sadar, privilege. Entah kenapa perusahaan kita yang ada lo itu pasti linked ke anak perusahaan bokap lo." Tukas Jihoon membuat Wonwoo menghela napas panjang. Nampaknya percakapan hari ini membuat mood-nya cukup buruk.
Hira Wonwoo Basudeo. Sosok laki-laki tampan, berusia dua puluh enam tahun, bekerja sebagai Manager Divisi Marketing di sebuah perusahaan terbuka di Jakarta. Hidup dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun bernama Richandra Elazar atau biasa dipanggil dengan sebutan Ican.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fanfiction"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...