Lelaki itu terus memukul-mukul roda kemudi melampiaskan rasa sakit yang dirasakan oleh hatinya. Air mata terus mengalir dari kedua matanya. Sakit... sakit sekali dan Wonwoo berani sumpah betapa sakit ia rasakan di dadanya saat ini.
"Please... tell me this is just a dream... it hurts... fuck, fuck, fuck! Please... tell me this is just a dream, right? Please... wake me up, please..."
Oh dear, unfortunately this is not a dream at all. Sometimes, the reality hurts even more than our nightmares.
At the end, he cried... alone that night without someone accompanying him.
{}
"Biggie, tadi ada telpon saya gak sengaja angkat karena saya pikir itu alarm. I'm sorry."
Mingyu yang baru saja keluar dari kamar mandi yang mengurungkan niatnya untuk mandi itu pun mengernyit bingung.
"Telpon? Siapa?"
"Ehm... tadi sih dari sepupu bilangnya. Kamu gak pulang aja? Kayaknya seharian nemenin saya belanja udah cukup deh, gak perlu pake special treatment, sepupu kamu bilang adiknya sakit tadi." Semakin mengernyit. Mingyu yang sedari tadi mendapatkan feeling buruk seharian menemani client nya ini sontak mengambil cepat ponselnya dan seketika melotot karena melihat sosok penelepon.
Itu bukan lah sepupunya melainkan... Wonwoo, kekasihnya.
'Anjing! ANJING! Kak Nonu ngapain nelpon jam segini anjing?'
Tambah terkejut lagi ia ketika melihat history missed call dan banyaknya pesan tidak terbaca yang menumpuk dari Wonwoo hari ini. Kepalanya sontak berdenyut nyeri, ketika client nya bilang tadi ia tidak sengaja mengangkat telepon Wonwoo, apakah mereka berdua berbicara?
'Tolol, ya ngomong lah bego.'
Dan kedua kaki Mingyu melemas dan hatinya mencelos ketika mengetahui fakta tersebut. Ditambah lagi ketika ia membaca pesan-pesan menumpuk Wonwoo dari beberapa hari yang lalu sampai dengan tadi. Kepalanya sontak berdenyut nyeri diikuti dengan hati yang nampak seperti diremas dengan kencang.
'Chakra? Brengsek, ARGH! Tolol kenapa lo matiin airplane modenya bangsat. Tau gitu kan nih client gue gak bakal ngangkat telpon kak Nonu dan... anjing lah kak Nonu bakalan salah paham pasti kan? Argh, brengseeeeek! Tolol.'
Mingyu pun dengan cepat meraih seluruh barang-barang miliknya dan pamit untuk pulang lebih dulu pada clientnya tidak mempedulikan bayarannya hari ini. Yang ia pedulikan hanya lah bagaimana caranya untuk menjelaskan pada Wonwoo perihal telepon tadi dan bagaimana caranya untuk cepat sampai di rumah sakit untuk melihat adiknya.
"Ck, bangsat."
{}
Wonwoo kembali ke ruang dimana Chakra dirawat. Lelaki itu sengaja tidak ingin masuk. Ia hanya menyempatkan diri untuk melihat kondisi dari si bungsu dan tersenyum kecil ketika melihat ibu tertidur di samping Chakra.
Lelaki berkacamata itu dengan gontai melangkah untuk duduk di kursi tunggu depan kamar si bungsu. Lelaki itu menunduk sembari mengusap wajahnya kasar setelah ia membuka kacamatanya dan diletakkan sembarang di kursi kosong sampingnya.
Entahlah, apa yang dialaminya hari ini nampak terlalu... mengejutkan dan Wonwoo bahkan belum mempersiapkan hatinya untuk itu. Mendapatkan makian dari ibu yang sangat menusuk hati dan juga mendapatkan fakta bahwa kekasihnya sendiri... entahlah Wonwoo tidak ingin mengakui fakta bahwa saat ini Mingyu sedang berkhianat di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fanfiction"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...