Wonwoo bersumpah, jika saat ini hatinya bisa meledak dalam hitungan detik oleh perasaan ingin dikecup oleh Mingyu. Apalagi saat tatapan Mingyu menjadi sangat lembut dan senyuman hangat di bibirnya itu membuat hatinya kian menghangat disertai dengan jutaan kupu-kupu terbang di perutnya.
Ya, sebuah perasaan aneh yang menyerang hatinya hanya karena tatapan lembut dari sosok yang lebih muda.
Is this... love?
{}
14.22
Pasca kejadian mimisan tempo hari, Wonwoo jadi sedikit melonggarkan pekerjaannya. Lelaki itu kini mengikuti saran dari Mingyu untuk membagi pekerjaannya dengan anak-anak magangnya. Keempatnya merasa tidak keberatan sebab lembur mereka hanya sampai jam tujuh malam maksimal dan pekerjaan mereka juga tidak terlalu banyak karena dibagi dengan banyak orang yang mengerjakan.
Hal tersebut tentu saja sangat membantu Wonwoo. Yang tadinya lelaki itu bisa lembur hingga jam dua belas malam, kini jam lemburnya berkurang jadi ia bisa pulang sekitar pukul delapan atau sembilan malam. Well, masih malam tetapi setidaknya terkadang ia bisa bertemu dengan Ican dan mengobrol dengan anak itu ketika ia menjemputnya dari rumah orang tuanya atau ketiga temannya.
Malam itu tidak terjadi apa-apa memang. Wonwoo masih bisa mengontrol perasaan aneh dalam dirinya yang meletup-letup. Lelaki berkacamata itu berakhir sontak memutuskan untuk pulang sebelum godaan malam semakin besar yang berpotensi membuat segalanya jadi runyam nanti.
Hari pun berlalu, dua minggu telah dilalui dengan penuh jerih payah dalam mempersiapkan project yang sedang berjalan. Tibalah saatnya Wonwoo untuk memberikan laporan progress persiapan terakhir sebelum nantinya akan dieksekusi terhitung mulai dari setelah rapat dilaksanakan hari Rabu esok.
"Kak Won, laporannya udah aman. Udah ada salinannya juga sebanyak direksi yang bakal hadir besok." Ucap Seokmin.
"Okey, thanks ya guys."
"Kak, saya kok deg-degan ya?" Tukas Seokmin lagi.
"Deg-degan kenapa kamu?"
"Ituu... ehm... ketemu direksi. Saya ketemu pak Jensen aja gemeter kak, gimana atasan-atasannya lagi ya?" Wonwoo tersenyum tipis. Jujur, jajaran direksi perusahaan ini cukup keras. Level koh Jensen masih di angka 7 belum ke angka maksimal 10. Tapi, mana mungkin Wonwoo membeberkan hal tersebut sekarang kan? Yang ada itu bisa menjatuhkan mental keempat anak magang itu nanti.
"Santai ajaa, nanti kalian bantu semangatin saya ya. Kalau bisa, nanti kalian juga coba pahamin terkait project kita siapa tau mungkin ada direksi yang nanya ke kalian kan jadi kalian bisa jawab. Ok?"
"Kak... jajaran direksi perusahaan ini tuh kayak pak Jensen gak sih?" Tanya Jun. Wonwoo tersenyum miring.
"Hm... dibilang galak sih nggak yaa..."
"Tapi?"
'Tapi lebih ke sadis, iya.' Lanjut Wonwoo dalam hati.
"Nggak ada tapinya, udah siapin aja apa yang perlu disiapin. Ohiya, untuk rapat bareng direksi nanti tolong banget pake pakaian yang rapih yaa."
"Ih, kak Nonu. Kalo ngomong nadanya tuh jangan gantung kayak hubungan kita gitu dong kak. Tapi oke deh, siap laksanakan." Ucap Mingyu yang mengundang kekehan ringan dari Wonwoo.
"Gantung gimana sih, Mingyu?"
"Lupakan, yang jelas saya curiga sih kak kayaknya direksinya serem-serem deh. Modelan bapak-bapak gendut kumisan atau nggak bapak-bapak rambut mulai putih ubanan gitu gak sih, kak?" Wonwoo nampak berpikir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fiksi Penggemar"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...