Sesapan demi sesapan, lumatan demi lumatan, keduanya makin terlarut dalam ciuman memabukkan yang entah siapa inisiatornya. Wonwoo tau, setelah ini hubungan mereka akan berubah total dan lelaki itu juga tau jika selama ini ia telah diam-diam jatuh pada pesona sosok yang tengah menyesap bibirnya dengan lembut. Ya, sosok itu, Mingyu.
"Kak, gue suka sama lo."
{}
09.27
"Kak, lo gak usah terbebani sama ucapan gue barusan ya. Maaf, gue udah lancang nyium lo gitu aja, tapi jujur enak sih hehe. Maafin gue ya, kak. Gue beneran suka sama lo, dari awal ngeliat lo di mini market itu. Eung... sekarang lo gak perlu jadi pacar gue atau apa cukup tau aja kalo gue suka sama lo, kak. Gue masih tau diri kok, gue sama kak Nonu itu bagaikan batu dan berlian. Tapi gue bakalan usaha sih kak, usaha buat bikin berlian luluh sama batu ehehehe, boleh kan?"
"Toh kalo aku gak ngebolehin kamu bakal terus maju dan gak akan berhenti kan?"
"Hehehe, jadi boleh kak?"
"Boleh, Mingyu."
Wonwoo tersenyum ketika pikirannya melayang ke percakapan mereka malam itu. Percakapan singkat setelah tautan bibir itu terputus, sebelum dingin mulai menusuk dan membuat Mingyu harus mengantar Wonwoo kembali ke kantor dikarenakan mobil dan barang-barang Wonwoo masih di sana.
Perjalanan malam itu sangat hangat dan sukses membuat pipi Wonwoo bersemu merah sepanjang perjalanan dikarenakan Mingyu memaksanya untuk memeluk tubuh lelaki tinggi itu sepanjang perjalanan. Yes, and Wonwoo loved it a lot.
Hugging him from behind and resting his head on Mingyu's back at the same time makes him so much in comfort. He couldn't let go even for just a second and he'd do it again and again.
"Mas Won kenapa atuh senyum-senyum begitu? Ini saya lagi nanyain soal proposal anak-anak magang yang diminta direksi kemaren jadinya gimana?" Ucapan Joshua sontak menyadarkan Wonwoo dari lamunannya pagi ini dan sedikit berdeham.
"Iya, a? Oh... iya. Waktu itu saya di email mbak Jess nanti saya forward ke koh Jensen dulu."
"Udah mas Won cek belum?"
"Ohiya... saya gak ngecekin proposalnya mereka sih hehe... saya baca lampiran CV mereka aja."
"Bantu revisi dulu, mas. Selektif direksi mah, apa lagi direktur bidang SDM haduh, kalo aneh-aneh mbak Jess bisa kena." Wonwoo menghela napas pasrah ketika Joshua memutuskan untuk pamit dari ruangannya.
Hari ini keempat anak magangnya tengah izin karena ada kelas yang tidak bisa di tinggal pagi ini. Kemungkinan, keempat anak magang itu akan masuk setelah jam makan siang. Wonwoo mengusap wajahnya kasar. Di kepalanya selalu terngiang Mingyu, Mingyu, dan Mingyu. Bagaimana Mingyu memperlakukannya dengan lembut malam itu, bagaimana suara husky Mingyu memanggilnya malam itu, dan betapa nikmatnya ciuman itu.
Wonwoo pusing. Rasanya ia ingin meledak saja. Jantungnya terlalu berisik, ia tidak mau memikirkan hal tersebut tetapi malah berujung tanpa sadar memikirkan lelaki tinggi itu. Wonwoo pun menggelengkan kepalanya ketika ia mendengar suara ketukan halus di pintu ruangannya dan nampaklah sosok dengan pakaian nyentrik khas yang tidak lain tidak bukan adalah Minghao.
Yup. Hari ini, Wonwoo yang meminta Hao datang kemari. Ia ingin mempertanyakan kejelasan hatinya yang sebenarnya ia sudah paham. Tetapi ia butuh validasi dari orang lain karena ia takut. Takut untuk maju dan malah melakukan hal yang salah sehingga dapat membuatnya mengacaukan segalanya.
"Kenapa telpon-telpon i? I lagi sibuk, apa yang urgent?" Tanya Minghao seraya duduk di sofa diikuti oleh Wonwoo yang ikut duduk di sampingnya.
"Hao, coba lo peluk gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fanfiction"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...