"Apaan sih? Emang lo dibercandain apa? Gimana sih? Lo baper?" Jujur, kepala Hoshi jadi berdenyut sakit mendengar racauan aneh dari Wonwoo.
"Iya!"
"Hah?! Lo baper sama siapa, njing?" Wonwoo terdiam sesaat sebelum jawabannya menambah denyut kencang dikepala Hoshi.
"Mingyu."
{}
20.12
Hari silih berganti, kegiatan kantor pun nampak mulai semakin sibuk. Project besar yang akan benar-benar dijalankan oleh divisi marketing cukup melelahkan dan menguras energi serta pikiran. Tidak jarang Wonwoo memutuskan untuk lembur di kantor sendiri. Masa cuti Joshua juga sudah habis dan lelaki itu sudah kembali masuk ke kantor. Wonwoo tidak pernah mengajak Joshua dikarenakan lelaki itu tau Joshua masih harus menjaga ibunya yang sedang sakit.
Wonwoo juga tidak ingin terlalu merepotkan karyawan maupun anak magangnya untuk lembur sehingga ia hanya menggeleng seraya tersenyum ketika ditanya, "Kak, nggak pulang?" oleh anak-anak magangnya atau mungkin menjawab singkat "Iya, nanti.". Bahkan sudah beberapa hari belakangan ini Mingyu memutuskan untuk pulang sedikit telat hanya untuk melihat lampu ruangan Wonwoo yang masih menyala ketika lampu di luar ruangan Wonwoo sudah mulai dimatikan oleh OB.
Ingin rasanya Mingyu membantu Wonwoo yang setiap hari nampak sangat lelah itu ketika bertemu dengannya tapi ia selalu ditolak dengan halus ketika mengajukan diri untuk membantu. Tidak hanya Mingyu sebenarnya yang menawarkan untuk membantu, melainkan Seokmin, Jeonghan, dan Jun tetapi semua ditolaknya.
Tentang perasaan yang dirasakan Wonwoo tempo hari itu bahkan dengan mudah meluap begitu saja dari pikirannya. Belakangan ini pikirannya hanya penuh dengan project, project, dan project saja. Bahkan ia juga mengorbankan waktunya bersama dengan Ican sekaligus menulikan telinga atas kemarahan dari papinya karena semakin sibuk dan nampak melupakan segalanya kecuali pekerjaan.
Well, bisa dibilang ini salah. Namun, Wonwoo sudah mempersiapkan hal ini dari sekitar empat bulan yang lalu. Ia yakin, project besar ini pasti akan mendatangkan keuntungan yang sangat amat besar oleh karena itu ia tidak boleh mengecewakan direksi yang akan menyetujui bulat-bulat project yang juga membutuhkan dana yang sangat besar ini.
Wonwoo berencana akan mengambil cuti yang panjang setelah project besar ini berakhir. Oleh karena itu, ia rela lembur setiap hari untuk mengecek dua kali hasil pekerjaan dari karyawan beserta anak magangnya memastikan agar semua persiapan tidak ada yang terlewat. Yah, meskipun harus mengorbankan waktunya dengan Ican.
Well, lelaki itu hanya akan bertemu dengan Ican ketika pagi hari untuk mengantarnya sekolah. Malam hari ketika ia menjemput Ican di rumah kedua orang tuanya atau di rumah Hoshi-Jihoon atau di apartemen Minghao, anak itu pasti sudah tertidur. Jika boleh jujur, Wonwoo sedikit merindukan bawelnya Ican. Meskipun masih bisa mendengar kabar tentang Ican dan sering dikirimi video Ican oleh mami, maupun ketiga temannya, tapi tetap saja rasa rindu itu hadir.
Biasanya, setiap malam ia pasti mendengar celotehan-celotehan tentang sekolah, Boo, Bonon, dinosaurus, makanan, atau apa pun mengenai harinya di mobil ketika Wonwoo jemput. Bahkan weekend-nya juga Wonwoo sibuk dengan pekerjaan di rumah dan Ican ia titipkan di rumah kedua orang tuanya atau pun di rumah kedua temannya, Boo atau Bonon. Ia tidak ingin terkesan mengabaikan Ican jika Ican tetap di rumah bersamanya.
Wonwoo tau ini salah, ia akan menebusnya nanti setelah project ini selesai. Bahkan nampaknya mendapatkan protesan dari papi yang frekuensinya semakin sering sudah membuat kupingnya jadi kebal. Bagaikan suara yang masuk kuping kanan keluar di kuping kiri, ia sudah tidak peduli lagi. Yang penting project besarnya ini bisa berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fanfiction"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...