"Kak..." Ucap Mingyu menggantung tiba-tiba membuat Wonwoo sontak menoleh ke arahnya seraya mengernyit. Ia bingung, salah satu dari dua mahasiswa tersebut juga menatapnya dengan tatapan yang penuh akan sirat kebingungan, sama sepertinya sebelum pada akhirnya ekspresi itu tergantikan dengan keterkejutan mendengar kata yang keluar dari sosok mahasiswa tersebut.
"... Nonu?"
"Eh?"
{}
Wonwoo cukup terkejut dengan kata yang keluar dari mulut sosok mahasiswa yang berada di hadapannya itu. Kedua alisnya menyatu sehingga tersirat ekspresi bingung yang kentara di wajahnya. Tunggu... apa katanya tadi? Nonu? Apakah mereka pernah bertemu atau pernah mengenal sebelumnya? Tidak ada yang memanggilnya dengan sebutan Nonu kecuali Ican. Bahkan teman-temannya sekali pun tidak memanggilnya dengan sebutan Nonu.
Jadi?
"Ya? Maaf dek... ingetan saya itu jangka pendek banget. Tapi apa mungkin sebelumnya kita pernah ketemu ya?" Tanya Wonwoo.
Jujur, Wonwoo merasa sedikit familiar sih. Tapi ia memang tidak mengingat sosok itu. Yah, dapat diatakan Wonwoo memang memiliki sedikit masalah pada ingatannya yang begitu cepat dan mudahnya melupakan suatu hal.
Di lain sisi, Mingyu sontak sadar akan perkataannya. Seokmin dan mbak Jess menatapnya bingung sama seperti Wonwoo. Lelaki itu berdeham kecil merasa sudah bersikap dengan sangat tidak sopan kepada sosok di hadapannya itu. Ia pun berdiri kemudian mengulurkan tangannya hendak memperkenalkan diri dan sontak diterima dengan baik oleh Wonwoo.
"Iya anu... itu kak... maaf. Ekhem, izin memperkenalkan diri nama saya Mingyu kak dan ini rekan saya Seokmin. Untuk menjawab pertanyaan kak Nonu, iya mungkin jika kak Nonu lupa, kita pernah ketemu pas lagi demo. Kak Nonu daddynya Ican kan?"
Wonwoo sedikit mengernyit dan tidak beberapa lama kemudian ingatan tentang sosok mahasiswa baik yang mengantarkan Ican padanya itu saat ini berdiri di hadapannya tengah menjabat tangannya. Sosok baik yang dimana ia benar-benar berhutang budi karena telah mengantarkan Ican padanya dengan selamat.
"OH! Mingyu! Astaga maaf, Mingyu. Saya lupa banget... makasih banyak ya waktu itu udah tolong Ican. Saya masih hutang budi ke kamu." Mingyu melepaskan jabatan tangannya kemudian tersenyum seraya menggeleng pelan.
"Ih, kak. Kan saya bilang kita udah impas waktu itu." Gantian kini Wonwoo yang menggeleng.
"Ehm... tetep aja saya masih hutang traktir makan ke kamu. Gini deh, kalian udah makan siang? Mau makan? Aduh tapi saya ada meeting satu jam lagi nih. Pesen Go-food aja ya? Gapapa?"
"Eh... kak nggak usah kita udah makan tadi—"
Kruurkk~
Bukan, bukan Mingyu melainkan suara perut Seokmin yang berbunyi ketika ia mendengar kata makanan dari mulut Wonwoo. Mingyu yang tadinya berniat untuk menolak kini hanya bisa terdiam seraya menatap Seokmin yang sedang tersenyum dengan wajah tanpa dosa.
"Gapapa dek, rezeki nggak boleh ditolak." Ucap mbak Jess sembari terkekeh. Wonwoo pun sontak merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya dan mulai sibuk mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
"Mau pesen apa? Mbak, siang-siang gini makanan yang enak, banyak, tapi cepet dianter apa ya?" Tanya Wonwoo pada mbak Jess.
"Pizza, mas? Deket dari kantor soalnya dan gak lama banget biasanya kalo kita pesen kan, mas."
"Oh iya, bener. Kalian suka pizza kan? Sebentar..." Baik Seokmin maupun Mingyu, keduanya hanya bisa memepet satu sama lain seraya berbisik kecil.
"Anjir, gyu... lo kok bisa hoki banget anjir ketemu sama kak Wonwoo?" Lelaki tinggi itu juga tidak paham. Ia hanya bisa menggeleng pelan seraya menatap Wonwoo dengan tatapan takjub. Di pikirannya, kok bisa ya ada orang sebaik itu mau membelikan mereka makanan padahal mereka kan bukan siapa-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fanfiction"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...