Ambrosial (M)

3.3K 149 26
                                    

"Lupain deh, kak. Balik ngerjain kerjaan lagi yuk?" Belum sempat Wonwoo menjawab, tetapi Mingyu sudah berjalan meninggalkan Wonwoo yang kini tengah membenarkan letak kacamatanya kemudian menyisir surainya ke belakang. Ia pun mengancing kembali kancing teratasnya yang terbuka akibat kegiatan panasnya tadi lalu menghela napas panjang dan berbisik.

"Bukannya gue gak mau jadi pacar lo, Mingyu. Tapi, gue belom sepenuhnya kenal lo. Gue bahkan gak tau kalo setiap lo nembak gue itu lo emang bener-bener nembak gue atau cuma bercanda. Gue takut kalo selama ini lo cuma bercanda dan gue malah jatuh cinta instead of  ketawa."





{}





23.18

Suara detik jam dinding memenuhi indera pendengaran Mingyu yang kini tengah menahan kantuk sembari mengecek database perjanjian kerja sama yang sedang direvisinya. Sedari kembalinya Mingyu juga Wonwoo dari pantry, keduanya hanya fokus dengan pekerjaannya masing-masing.

Mingyu bekerja di sofa sedangkan Wonwoo bekerja di mejanya. Memutuskan untuk meregangkan tubuhnya supaya rasa kantuknya hilang, kedua obsidian Mingyu tidak sengaja menangkap sosok pujaan hatinya kini tengah menopang wajahnya di atas sebelah telapak tangannya seraya kedua matanya menutup.

Tidak tega, Mingyu pun berjalan dengan pelan menuju ke arah Wonwoo kemudian meletakkan sebelah tangannya di atas bahu Wonwoo dengan perlahan supaya lelaki berkacamata itu tidak terkejut atas aksinya. Kedua mata terpejam itu kini terbuka menatap Mingyu dengan tatapan sayunya.

"Kak Nonu pulang aja, yuk?"

"Jam berapa?" Tanya Wonwoo dengan suara paraunya.

"Jam sebelas lewat mau setengah dua belas." Wonwoo pun mengangguk. Keduanya sontak bersiap untuk pulang. Setelah itu, keduanya berjalan menuju ke lift dalam diam.

"Kak... kak Nonu udah ngantuk banget kayaknya gak usah anter gue pulang ya? Gue bisa naik ojol atau apa pun itu. Gue gak enak kalo kak Nonu harus nganter gue ke menteng terus balik ke apart udah malem, lo pasti capek." Wonwoo menggeleng kemudian tersenyum tipis.

"Nggak. Aku anter aja kan tadi berangkatnya sama aku. Lagian jam segini emang masih ada ojol? Gapapa, gyu... aku anter sampe rumah ya?" Mingyu menatap Wonwoo sendu kemudian mengangguk kecil.

"Gapapa? Gue khawatir kak Nonu kecapekan di jalan nanti kenapa-napa lagi."

"It's fine, Mingyuuuu. Aku nyetir jam setengah tiga pagi pernah kok waktu itu jemput Hao sama Jihoon yang teler di club. I'll be alright." Wonwoo tersenyum lebar sedangkan Mingyu masih menatap Wonwoo khawatir.

Well, hari ini memang Mingyu berangkat bersama dengan Wonwoo. Pagi tadi Wonwoo menjemput Mingyu terlebih dahulu sebelum mengantar Ican bersama ke sekolahnya. Melihat Wonwoo yang nampak sangat lelah membuat Mingyu jadi tidak tega jika membiarkan lelaki itu mengantarnya terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen atau jika ia menjemput Ican di rumah Hoshi dan Jihoon sebelum pulang ke apartemen. Tandanya, perjalanan masih jauh.

"Jangan bengong ih, masuk ayo."

Mingyu pun tersadar. Rupanya mereka sudah berada di parkiran dan Wonwoo kini tengah masuk ke dalam kursi kemudi sedangkan Mingyu masih terdiam di samping pintu mobil. Suasana parkiran begitu sepi, gelap, dan menyeramkan dengan pencahayaan remang-remang khas parkiran basement. Ditambah lagi hanya tersisa mobil Wonwoo di parkiran tersebut. Karena takut, Mingyu pun masuk dan akhirnya keduanya beranjak dari kantor.

Di sepanjang perjalanan, Mingyu hanya terdiam sembari sedikit berbicara untuk mengalihkan rasa mualnya. Yah, meskipun kini ia sudah mulai terbiasa dengan mobil Wonwoo tetapi sedikit mual masih ia rasakan. Jalanan kota Jakarta di malam hari itu begitu indah. Namun, nampaknya malam ini mereka tidak bisa merasakan sensasi berkeliling kota Jakarta dengan atap mobil yang dibuka karena tiba-tiba saja hujan melanda.

Love Internship | Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang