Getting Closer

1.3K 156 21
                                    

"Heh kak Nonu kok calon masa depannya ditinggal siiiiihhhhhhhhh???!!!"

"BERISIK! GAK USAH NGEJAR SAYA NANTI JATOH—"

Jedug!

BRUK!

Kan.


{}


"Mas Wonwoo gapapa ini rapatnya nggak ditunda sampe besok aja gitu?" 

"Iyah, a Josh. Rapatnya kita tunda dulu ya satu jam, jadi jam setengah tiga."

"Iya tapi mas aja mimisan gitu, terus dek Mingyunya juga berdarah bibir sama dagunya." Wonwoo tersenyum miris ketika ia melihat pantulan dirinya di kaca yang samar-samar terlihat. Tubuh bersandar sembari kedua hidung disumbat kapas.

Yah... insiden jatuh beberapa menit yang lalu memang bukanlah mimpi. Mingyu yang tidak sengaja tersandung kakinya sendiri membuat lelaki itu oleng dan terjatuh menabrak Wonwoo di depannya yang hendak membuka pintu dan berakhirlah kepalanya ikut terantuk pintu sehingga darah pun mengalir dari hidungnya. Ya, Wonwoo mimisan.

"Kak Nonu...? Maafin saya gak sengajaaaa." Wonwoo menggeleng kemudian memijat keningnya yang berdenyut nyeri.

"Kan udah saya bilangin jangan kejar saya tapi kamunya batu." Ucap Wonwoo sewot. Kan jika sudah begini ia harus memundurkan rapatnya dan koh Jensen pasti akan mencari-cari kesalahannya lagi.

"Yakan kata ibu, mimpi harus dikejar kak."

"Yakan saya Wonwoo, bukan mimpi, Mingyu." Lelaki dengan kasa yang diplester di dagu itu sontak terkekeh dengan wajah tanpa dosa yang membuat Wonwoo tambah jengkel.

"Iya juga ya." Wonwoo menghela napas pasrah.

"Gak usah ngoceh terus, itu gigi kamu ada yang patah gak? Nanti ompong kamu."

"Aman kak, cuma kegigit aja bibirnya kayaknya bakal jeding deh." Joshua yang kini tengah memakaikan plester pada wajah Mingyu hanya bisa tertawa kecil. Melihat kondisi kedua orang itu yang berdarah ketika keluar dari lift sontak membuatnya panik. Pasalnya, kurang dari satu jam yang lalu keduanya masih dalam keadaan baik-baik saja.

"Yaudah, diem jangan ngoceh terus kepala saya pusing."

"Kak Nonu jangan marah-marah dongggg, kan saya udah minta maaf ihhh." Ingin sekali rasanya ia menjitak kepala Mingyu jika saja lelaki itu tidak terluka saat ini. Tapi... ah, lupakan.

"KAK WONWOOO! Kak Wonwoo kenapa astaga?! Mingyu lo gila ya?" Suara nyaring Seokmin sontak mengisi keheningan ruangan Wonwoo membuat sang empunya lagi-lagi menghela napas pasrah.

"Gyu, lo liat napa ini kak Wonwoo ampe begini lo apain sih ah? Kak, kak Wonwoo gapapa?" Tanya Seokmin sesaat setelah lelaki itu menghakimi Mingyu.

"Gapapa, dek." Jeonghan dan Jun hanya bisa menatap keduanya yang kini tengah bersitatap dengan tatapan tidak suka hanya bisa menggeleng.

"Aduh kak Wonwoo maaf ya, ini Mingyunya mending kita bawa dulu ya kak. Maaf banget sekali lagi kalo temen kita malah ngerepotin kak Wonwoo pas kita lepas. Mingyu, minta maaf lo. Bilang makasih juga ke a Josh." Omel Jeonghan seraya menarik kerah Mingyu.

"Iiih jangan ditarik baju gue robek nanti tambah robek. Maaf kak Nonu... makasih a Josh..." Cicit lelaki itu sebelum akhirnya diseret keluar oleh ketiga temannya. Sepeninggal keempat anak magang itu, Wonwoo hanya bisa menatap Joshua nanar.

"Ini saya gak salah langkah kan ya ngambil anak magang?" Joshua terkekeh.

"Kecelakaan gak ada yang tau, mas. Gimana, tetep mau tuntasin rapat hari ini?"

Love Internship | Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang